12. Friend Role

54 36 191
                                    

Happy Reading♡

***

Renaya menceritakan kepada kedua sahabatnya tentang peran Hiekal yang sudah membantunya. Setelah dipikir-pikir Hiekal memang laki-laki yang baik, mungkin itu adalah salah satu cara untuk mengikat hati wanita. Namun, apakah ini tidak berlebihan? Hiekal sudah berjuang untuk mendapatkan hatinya Renaya sudah cukup lama, tapi masih gagal. Apakah Hiekal benar-benar akan pensiun menjadi buaya?

Dan seiringnya waktu, rasa itu mulai ada di benak Renaya. Ia benar-benar terkesan ketika Hiekal meraih tangannya lalu membawanya pergi dari kerumunan. Renaya melihat bahwa sekarang Hiekal bagaikan superhero yang menolongnya.

"Renaya bisa selamat karena Hiekal, kalau bukan karena Hiekal dia udah dibully abis-abisan."

"Lagian kenapa sih Hiekal harus suka sama si Renaya?"

"Tau, padahal kan Renaya itu tuli!"

"Kalau gue jadi Hiekal, gue bakal jauh-jauh sama si Renaya. Malu!"

Terdengar segerombolan orang-orang di kantin tengah membicarakan Renaya, seolah-olah kini Renaya adalah perbincangan paling hangat di seluruh sudut sekolah.

Wajar saja, karena rahasia Renaya terbongkar di tengah kerumunan. Oleh karena itu akan banyak orang yang tahu tentang beritanya, di tambah sudah ada menfess yang sudah bebas membahas apapun.

"HEH! JAGA YAH OMONGAN LO!" teriak Kaila.

Kaila dan Nissa tidak sengaja mendengar obrolan mereka.

"Jaga? Orang itu udah fakta kok, apalagi yang harus di jaga? Oh, hearing aid temen lo tuh yang harus dijaga. Biar gak jatuh lagi ke lantai."

"APA LO BILANG?!"

"Heh! Jangan-jangan teriak-teriak dong, gue gak tuli kayak temen lo!"

"Anjir!!"Kaila menarik rambut perempuan itu, Kaila sekarang tengah memulai perkelahian.

Perempuan itu juga tidak mau kalah, ia membalas menarik rambut Kaila dengan sangat keras.

"AAAAAAAAA! SAKIT ANJIR!!!"

"AAA!!"

"BEGO! LO CEWEK JIJIK!"

"AAA-PA LO B-BBILANG! AWWW."

"CEWEK JIJIK ANJIR!"

"Kai, udah Kaila. Nanti dimarahin guru," tegur Nissa berusaha memisahkan mereka.

Kini kantin menjadi ramai didatangi banyak orang untuk menonton perkelahian, dan tidak ada satu pun orang yang mau memisahkan mereka atau melaporkannya ke guru.

"Berani-beraninya lo hina sahabat gue? Emang tahu apa lo? Lo cuman itu doang!!"

"Ngapain gue iri sama sahabat lo yang kegatalan itu!
Yang mereka lakukan hanya bersorak riuh, ada yang menyemangati Kaila dan lawan dari Kaila. Semuanya terlihat tampak menarik untuk di tonton.

"Nissa, Kaila?"tiba-tiba Renaya datang.

"Tau nih, gak mau berhenti. Gimana dong?"

"Kaila udah kai," cerca Renaya.

"DIA CEWEK TOLOL, UDAH HINA LO RENAYA!!"

Renaya tidak membalasnya.

"YANG GUE HINA ITU RENAYA, BUKAN LO!!"

"LO DENGER GAK SIH RENAYA ITU SAHABAT GUE!! GILA LO YAH!"

"Udah Kaila!"

Dug

Hiekal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang