16). Perfect?

12 0 0
                                    

Istirahat kali ini Hiekal ingin sekali memakan mie ayam, padahal biasanya ia sering membeli baso atau batagor. Karena jika ia membeli mie ayam akan membutuhkan waktu yang lama untuk mengantri.

Karena hari ini antrian tidak begitu ramai, Hiekal memutuskan untuk membelikan teman-temannya mie ayam.

Setelah Hiekal memesan, ia hanya diam menunggu melihat mba pedagang menyiapkan pesanannya.

"Heh, lo Hiekal kan?"tiba-tiba Dono datang dan menyapa Hiekal, seakan-akan mereka terlihat akrab Dono memeluk pundak Hiekal.

Hiekal mengangguk dengan wajah yang sinis, ia melepaskan tangan Dono dari pundaknya.

"Beli mie ayam?"tanyanya.

Hiekal tidak menjawab.

"Lo tau ngak? Gue udah jadian sama Renaya,"bisik Dono di dekat telinga Hiekal.

Hiekal melotot kaget.

Batinnya berkata bahwa ini semua bohong, tapi setelah dipikir-pikir. Ini semua mungkin saja terjadi karena Renaya sangat menyukai Dono, mungkin ini adalah titik terakhir perjuangan Hiekal untuk Renaya.

Hati ini hanya sedikit terlambat, namun karena keterlambatan ini hati ini harus siap menerima akibatnya. Yaitu patah hati.

"Jadi, lo jangan deketin Renaya lagi. Dia udah jadi milik gue!"Dono tersenyum sinis.

Pada dasarnya, Dono berbohong. Memang benar Renaya menyukainya, tapi tidak untuk Dono. Yang ia ingin kan sekarang adalah membuat Renaya jatuh se jatuh-jatuhnya karena cinta, Dono tidak mau Renaya semakin dekat dengan Hiekal

Hancur sudah mood Hiekal untuk memakan mie ayam, "mba ngak jadi saya belinya."kemudian Hiekal pergi tanpa membalas Dono.

Dono hanya tersenyum penuh kemenangan.

Ternyata seru juga menjadi antagonis di sebuah cerita cinta ini.
Batinnya.

"Kal!"panggil Nandra di lorong sekolah.

"Katanya lo mau beliin kita mie ayam, mana mie ayamnya?"tambah Janu.

Hiekal tidak membalas mereka, emosinya sudah tidak beraturan. Sekarang yang ia inginkan hanya sedikit ketenangan untuk rasa kecemburuaannya.

"Lah- itu anak kenapa dah?"tanya Janu binggung.

Raka menatap punggung Hiekal dengan tatapan aneh, alisnya di kerutkan dengan pikirannya yang tertuju pada satu hal.

"Kalau gak mau niat traktir, bilang dari awal! Kan kita jadi ga bisa makan mie ayam,"gerutu Janu.

"Bae, mungkin hari ini bukan hari keberuntungan kita."

Tiriiingggg

Handphone Hiekal berbunyi di atas kasurnya, setelah pulang sekolah Hiekal merebahkan dirinya di atas kasur berniat untuk tertidur. Namun di ganggu oleh dering handphonenya yang berbunyi.

Ia melihat layar Handphone nya, ia melihat nama Raka tertera di layar Handphone.

Dengan malas Hiekal mengangkatnya.

"Apa?"

"Kal, bisa ketemu ngak sekarang? Atau gue deh ke rumah lo, gimana?"

"Males, gue mau tidur."

"Tapi ada hal yang mau gue bicarain sama lo!"

"Penting emang? Di telpon aja bisa kali, lebay banget sampe mau ketemuan segala!"

"Oke! Di telpon aja yah, gue jelasin dari awal."

"Apa?"

"Ini tentang Renaya, kal."

Hiekal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang