14). Always waiting for you

86 19 72
                                    

Happy Reading

***

Renaya ingin mentraktir Hiekal, karena Hiekal sudah banyak membantunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renaya ingin mentraktir Hiekal, karena Hiekal sudah banyak membantunya. Mungkin dengan cara itu Renaya bisa membalas bantuan yang sudah Hiekal berikan kepadanya.

Tapi di sisi lain Hiekal merasa tidak enak, padahal ia membantu Renaya dengan ikhlas tanpa pamrih. Tapi jika itu mau Renaya, Hiekal tidak bisa menolak. Di tambah Renaya akan mentraktir Hiekal di sebuah cafe berdua saja. Serasa mereka sedang nge date. Mungkin Hiekal akan menganggap ini sebagai kencan pertama mereka, walau mereka sebenarnya bukan pasangan orang yang sudah pacaran.

Ini adalah kesempatan yang paling menyenangkan untuk Hiekal, padahal ia benar-benar membantu Renaya dengan ikhlas.

Hiekal menggaruk-garuk tekuk kepalanya gugup, setelah sholat isya Hiekal dan Renaya pergi ke Restoran ramen. Tadinya Hiekal mau Renaya mentraktir baso saja yang ada di pinggir jalan. Namun Renaya menolak, katanya ia tidak begitu menyukai baso. Jadi ia memilih untuk memakan ramen saja.

"Jadi malu, kamu kalau makan depan aku gak usah malu yah. Makan aja, santai."

Renaya mengangguk. "Lo kali yang malu."

"Tapi padahal kamu ngak usah lo traktir aku kayak gini, aku jadi gak enak."

"Disini gue yang ngak enak sama lo, Lo selalu bantuin gue!"

"Itu emang udah hakikatnya kan? Kalau cewek yang mereka suka kesusahan masa mereka diem aja."

"Lo kenapa sih suka sama gue? Secara lo kan tau kalau gue itu tuli, sedangkan lo? Lo adalah cowok yang nyaris sempurna."

"Setelah gue pikir-pikir, kamu bagaikan puzzle yang kehilangan separuh serpihannya, dan aku disini membantumu untuk melengkapi serpihan yang hilang itu."

Renaya tersenyum, apakah ini adalah hanya bualan sang buaya? Tapi kenapa kata-kata itu sangat mengenai hati Renaya. Seolah-olah itu bukan hanya sekedar bualan semata.

"Gula aku di rumah abis, Ren."

"Trus? Mau beli?"

"Kenapa harus beli? Kan udah ada kamu yang lebih manis dari gula."

"Ck, pret!"

"Gak bohong aku."

"Kalau aku gula, banyak semut yang suka sama aku. Trus kamu gimana?"

"Iya juga yah, iya udah kamu lebah aja. Biar kalau ada yang liat kamu langsung menjauh, sedangkan aku adalah putik. Tempat kamu hinggap, kamu boleh kapan saja hinggap bercerita kepadaku. Eaaa..."

Renaya tertawa, dipikir-pikir mengobrol bersama Hiekal berdua seperti ini sangat menyenangkan. Renaya seperti merasakan bahwa perasaan Hiekal kepadanya benar-benar serius, mungkinkah?

Hiekal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang