Happy Reading
°
°
Hari ini tidak seperti biasanya hujan turun di pagi hari, semua siswa yang akan berangkat ke sekolah harus rela hujan-hujanan karena tidak membawa payung, ada juga yang membawa payung namun masih terciprat air karena hujan benar-benar sangat deras.
Kalau hujan deras begini biasanya guru-guru jarang datang ke kelas untuk mengajar karena mereka sering datang terlambat atau memang suasana kelas akan rame oleh anak-anak yang memainkan air menyebabkan para guru hanya menyuruh para siswa untuk membersihkan kelas saja.
Mengapa hujan sangat mengerti tentang perasaan Hiekal sekarang? Seolah-olah hujan di pagi hari ini datang hanya untuk membuat suasana hati Hiekal semakin redup tidak bersemangat.
Hiekal hanya duduk di kursi dengan wajah yang ia selipkan ke atas dua tangannya yang ia lipat di atas meja. Pikiran hanya menuju pada hal yang sangat susah untuk ia pilih, antara memilih untuk maju atau mundur?
Biasanya kalo hujan gini Hiekal paling senang, karena ia bisa memainkan air hujan kesana dan kemari. Namun hari ini ia benar-benar sangat membenci hujan.
Sungguh hujan datang di waktu yang gak tepat.
"Kita harus gimana? Gue gak suka liat si Hiekal galau mulu,"ucap Janu.
Nandra mengangkat pundak nya.
"Atau kita bilang ke si Renaya? Kita tanya, kali aja dia tau yang sebenarnya terjadi sama Hiekal,"usul Raka.
"Bisa jadi sih! Coba lo aja deh Nan yang nanya sama si Renaya, Lo kan satu kelas sama dia jadi gampang ketemu nya...lah kita kan beda kelas jadi males,"ucap Raka.
"Oke nanti gue coba tanya."
Kringgg
Bel masuk berbunyi.
Semua para siswa berlarian untuk masuk ke kelas mereka masing-masing. Termasuk juga Nandra yang berlari dari kelas IPA 2 sampai kelas nya IPS 3, yah bisa di bilang jarak nya cukup jauh karena memang beda jurusan.
Percuma bel masuk berbunyi kalau nyatanya para guru tidak akan masuk ke kelas.
Pada saat Nandra masuk ke dalam kelas, ia berfikir untuk bertanya kepada Renaya sekarang. Menurutnya ini adalah waktu yang tepat karena kini Renaya sedang duduk sendiri, karena kedua temannya entah kemana dan juga pungpung belum ada guru yang masuk.
Nandra melangkah kan kaki mendekati Renaya.
"Ya,"panggil Nandra.
Renaya menoleh ke Nandra yang sudah ada di sampingnya, kepalanya sedikit menanggah karena posisi Renaya yang duduk di bawah sedangkan Nandra berdiri di sampingnya.
"Iyah kenapa, Nan?"
"Mau ngomong."
"Ngomong aja."
Nandra duduk di kursi yang berada di depan Renaya, karena kebetulan yang menduduki kursi itu sedang tidak ada di tempat nya.
"Kenapa? Ada apa?"tanya Renaya terlihat antusias, mata nya berbinar melihat Nandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiekal
Teen Fiction{ On Going } Sebuah kisah antara seorang pria yang mencintai wanita yang jauh dari kata sempurna. Dan suatu ketika pria itu pun sadar Bahwa dirinya juga jauh dari kata sempurna. Kal, bagaimana bisa kau titipkan cinta, pada saya yang jauh dari kata...