Happy Reading
°
°
"Aku bukan badut yang
berkedok topeng, Tapi aku Renaya
yang berkedok headset."
- Renaya Aliyah Putri"Hi!"lagi-lagi Renaya kembali bertemu dengan Hiekal di lorong sekolah, karena hari ini Renaya kebagian piket kelas ia harus mengantar kan buku-buku ke perpustakaan sendirian, tadinya Nissa ingin mengantar Renaya tapi ada gangguan mendadak yang tidak bisa di tinggalkan oleh Nissa, yaitu pergi ke toilet.
Tapi bagi Renaya jarak antara kelasnya dan perpustakaan juga tidak begitu jauh jadi tidak apa-apa kalau dia mengantarkan bukunya sendirian, Renaya emang berani gak kayak Nissa.
"Iyah hai,"balas Renaya atas sapaan dari Hiekal.
"Kamu tau ngak? Persamaan aku sama Rafi Ahmad?"tanya Hiekal tiba-tiba.
Renaya mengerutkan alisnya, terlihat binggung, "Sama-sama sultan?"
"Bukan, sama-sama ganteng."Hiekal menggolep rambutnya oleh jari-jari tangan ke arah belakang dengan matanya yang mengarah ke jendela kelas yang ada di depannya.
Renaya hanya mengangkat alis, dengan mata yang setengah melotot.
GR banget jadi orang, ganteng dari mana nya coba?
Batin Renaya.
"Sini aku bantuin,"Hiekal merebut setengah tumbukan buku yang sedang di bawa oleh Renaya, belum sempat Renaya membalas tawarannya Hiekal malah keburu mengambil setengah buku tersebut.
Renaya menoleh sekilas, "gak usah."Renaya menempatkan tangannya ke atas tumpukan buku yang Hiekal pegang.
"Ngak apa-apa, aku bukan ganteng aja tapi juga baik."
Renaya hanya mengangguk kan kepalanya dengan menelan saliva nya berusaha untuk tenang menghadapi Hiekal.
"Kamu tau ngak? Alasan aku menyukai kamu,"tanya Hiekal di tengah perjalanan menuju perpustakaan.
Renaya menggelengkan kepalanya bertanda tidak tahu, dan dia juga tidak mau tahu alasan Hiekal menyukainya. Karena tidak ada untung atau kerugian bagi dirinya. Namun, karena terlanjur tentang Hiekal yang sudah bertanya terlebih dahulu pasti Hiekal juga yang akan menjawab pertanyaannya sendiri.
"Beneran kamu gak tau?"tanya Hiekal lebih meyakinkan.
"Ngak."
"Karena kamu itu cantik, cocok buat aku yang berparas tampan menawan kayak gini."
"Makasih,"ucapnya cepat.
"Sama-sama, Renaya. Renaya cantik!"goda Hiekal sembari menatap mata Renaya dalam-dalam. Sesekali ia mengerjap akan kecantikan Renaya.
Renaya berusaha bersikap tenang biasa saja, namun seluruh tubuhnya seperti sedang terbakar, sangat panas. Apalagi di sekitar wajahnya, ia tidak mau kelihatan salah tingkah di dekat Hiekal, takut Hiekal menuduhnya kalau Renaya juga suka terhadapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiekal
Teen Fiction{ On Going } Sebuah kisah antara seorang pria yang mencintai wanita yang jauh dari kata sempurna. Dan suatu ketika pria itu pun sadar Bahwa dirinya juga jauh dari kata sempurna. Kal, bagaimana bisa kau titipkan cinta, pada saya yang jauh dari kata...