09.) Remember

58 37 75
                                    

Happy Reading

°

°

Esoknya sikap Hiekal masih sama kepada ketiga temannya, mau bertanya langsung ke Hiekal pun mereka tidak berani. Hiekal kalau lagi gak mood terus di ganggu bisa-bisa marah, kalau Hiekal marah udah hancur semua yang ada di dalam bumi. Hahah canda, tapi beneran Hiekal kalau marah serem.

Ada suatu hari saat itu Hiekal masih pacaran dengan Viska, cewek yang saat ini sekelas dengan Renaya dan Nandra. Saat itu emang Viska sangat tenar di seluruh sekolah karena bisa memacari Hiekal dengan waktu satu Minggu lamanya, yah waktu seminggu adalah waktu yang sangat lama untuk pacaran dengan sosok Hiekal.

Entah apa yang di pikirkan Hiekal tapi saat itu ia berkelahi dengan Aidan, cowok yang suka sama Viska, mungkin saat itu Hiekal memang menyukai Viska sampai-sampai ia rela babak belur hanya untuk memukuli Aidan cowok yang saat itu sering menggoda Viska padahal dia sudah tahu bahwa viska sudah menjadi miliknya. Namun ia tidak peduli, ia bahkan sudah mengajak Viska ke bioskop kemarin malam  sebelum perkelahian ini di mulai. Karena alasan itu, Hiekal memutuskan hubungannya dengan Viska.

Tapi kalau saja Viska tidak selingkuh, Hiekal pasti tidak akan memutuskan viska dan hubungan mereka pasti akan lebih lama dari seminggu.

Benar-benar saat itu Hiekal marah besar, semua binatang-binatang yang ada di mulutnya ia keluarkan satu persatu. Matanya pun tak kalah seram dengan mata merah melotot tajam sedalam-dalamnya. Dan hasilnya Hiekal menang dengan sedikit di hukum lah oleh para guru, karena memang perbuatan mereka dilakukan di sekolah dan memang sudah sepantas nya sih...

Mereka di skors selama tiga hari, jika Hiekal setelah di skors langsung masuk lagi, beda dengan Aidan yang langsung dipindahkan oleh orang tuanya ke luar kota. Entah kenapa, mungkin karena orang tuanya malu karena memang mereka salah satu pekerja bawahannya ayah Hiekal.

Sedangkan respon dari kedua orang tua Hiekal mereka hanya sedikit tersenyum memaklumi, bahwasannya Hiekal adalah seorang remaja yang memang wajar jika melakukan hal-hal seperti ini. Apalagi Hiekal laki-laki, seorang laki-laki tidak akan jauh dari namanya perkelahian.

"Gak apa-apa Kal, kalau mau gelut, gelut aja. Asalkan jangan keseringan, terus harus pake alasan juga, kalau berantem gak jelas gitu, ngapain? Yang ada malah sakit badan, mening tenaganya di pake senam zumba aja, kalau berantem alasannya melindungi diri dari orang jahat baru boleh,"ucap Ayah saat itu di teras rumah sambil duduk memandangi langit sore dengan secangkir teh.

"Kalau melindungi harga diri, boleh?"

"Emang harga diri itu mahal yah? Sampai harus di lindungi?"

Hiekal berfikir sesaat,"kalau menurut ayah, harga diri itu mahal ngak?"

Ayah hanya menggelengkan kepalanya,"kalau gak mau kehilangan harga diri harus pintar-pintar dalam belajar, belajar di kelas misalnya harus lebih rajin, belajar sopan santun sama yang lebih tua, bersikap baik yang memang seharusnya sebagai pelajar dan belajar mengartikan apa itu dari seorang wanita bagi diri sendiri, kalau harga diri itu hilang kita bisa cari lagi sendiri dengan usaha kita."

"Hiekal mau belajar mengartikan wanita aja deh yah, ayah tau kan nilai terakhir rapot Hiekal gimana?"

"Tau, tapi gak mau lebih berusaha lagi? Berusaha itu gak ada jalan buntunya loh Kal."

"Iyah tau ayah, tapi menyerah juga boleh kan? Sekali-kali ayah jangan memberikan semangat mulu dong sama Hiekal gini ke "ga pa pa, menyerah aja kalau susah, lagian Hiekal juga udah usaha." Gitu ke kali-kali."

Hiekal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang