25. Teruslah hidup 〇

730 107 4
                                    

⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*

"Oh kau sudah pulang, Manjirou," sambut sang kakek ketika melihat Mikey yang baru pulang, ia tengah membaca koran di ruang tengah. Namun ia terheran karena Emma tidak ada bersamanya.

"Mana Emma? Kau gak bareng dia?"

"Emma jagain Y/n di rumah sakit," jawab Mikey singkat.

"Huh? Memangnya Y/n sakit apa?"

"Ceritanya panjang dan aku sudah ngantuk sekarang, selamat malam, Kek." Mikey menyudahi pembicaraan, ia tidak mau berlama-lama membahas tentang gadis itu.

Ia berlalu menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dengan cepat lalu pergi ke kamarnya, melempar tubuh kecilnya ke atas kasur dan memeluk handuk usang kesayangannya seperti yang biasa ia lakukan. Tetapi, ia tidak bisa memejamkan matanya sedikit pun, masih terbayang di benaknya pertengkarannya dengan Y/n di rumah sakit hanya karena gadis itu terlalu dekat dengan Chifuyu, sahabat masa kecilnya sendiri.

"Sial!!" Mikey berteriak, ia berusaha melupakan memori tersebut, namun wajah Y/n yang sedang marah terus muncul dalam pikirannya, ia pasti sangat membencinya sekarang.

Pemimpin geng Toman itu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, berharap agar bayang-bayang itu segera pergi dan ia bisa tidur dengan nyenyak, sayangnya itu tidak berhasil dan ia pun hampir tidak bisa tidur semalaman.

.

.

.

(Hari berikutnya)

Chifuyu datang lebih awal menjenguk Y/n dengan membawa banyak buah tangan, seperti bunga, cokelat, cemilan, dan manga, mereka pun sama-sama membacanya lalu membahas berbagai hal menarik saat mereka terpisah, sedangkan Emma pergi keluar membeli sarapan.

"Aaaa!! Peke J lucu banget!!! Pengen meluk dia 🥺" Y/n menunjukkan ekspresi gemas saat Chifuyu memperlihatkan foto-foto kucing hitam miliknya yang ada di ponselnya.

"Oh iya, Y/n-chan.. Aku memberi tahu mama aku tentangmu, dia bilang ingin ketemu sama kamu, dan mau buat cookies kesukaanmu itu loh!" ucap Chifuyu bersemangat.

"Eh benarkah?! Waaa!! Aku suka banget sama cookies buatan mamanya Chi-chan!!" kata Y/n dengan kedua mata berbinar, ia sangat senang. Tepat saat itu, pintu terbuka, namun bukan Emma yang kembali, melainkan Draken.

"Yo, Y/n! Oh ada Chifuyu juga." Draken mengangkat satu tangannya, gaya khasnya ketika menyapa.

"Draken, kamu juga datang cepat hari ini." Y/n melontarkan senyum, sementara Draken menaruh keranjang buah-buahan di meja tepat di samping ranjang Y/n.

"Yah... gak ada yang harus kulakukan pagi ini jadi aku datang cepat." Draken mengambil posisi duduk di atas karpet yang terbentang di ruangan tersebut.

"Ngomong-ngomong, terima kasih buah-buahannya."

"Sama-sama... bagaimana kondisimu?"

"Sudah lebih baik, luka operasinya sudah tidak terlalu sakit seperti kemarin," jawab Y/n santai.

"Maafkan Mikey, Y/n... padahal kau menahan rasa sakit, tapi anak itu malah membuatmu emosi." Draken meminta maaf mewakili sahabat karibnya, yang mungkin masih berada di alam mimpi sekarang.

Y/n menghela napas, ia teringat kembali kejadian semalam, kali itu mereka benar-benar bertengkar. Mau bagaimana lagi, Mikey sudah sangat berlebihan, ia memarahi anggota gengnya sendiri hanya karena masalah sepele, dan itu merupakan urusan antara Y/n dan Chifuyu, bukan dirinya. Belum lagi ketika itu Y/n berusaha menahan sakit dan bertingkah seakan baik-baik saja.

❈ 𝑷𝒓𝒆𝒄𝒊𝒐𝒖𝒔 𝑻𝒉𝒊𝒏𝒈 | 𝘊𝘰𝘶𝘯𝘵𝘥𝘰𝘸𝘯 ❈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang