Part 15

187 10 1
                                    

I am back setelah sekian lama Hiatus akhirnya nongol juga😁.

Maaf kalo gaje Happy reading all🤗.

Sudah seminggu Alvaro di rawat di rumah sakit. Tentu dengan Nafisya yang harus memasak untuk makanannya.

Hari ini Alvaro meminta untuk pulang, sebenarnya dokter tak mengizinkan karena kondisi kakinya belum stabil tentu Nafisya juga memprotes permintaan sang kakak. Tetapi Alvaro kekeh ingin pulang dirinya sudah tak betah berlama lama di rumah sakit mengingat setiap hari ada saja jarum yang menusuk tubuhnya. Perlu diketahui bahwa seorang Alvaro Arya Danendra takut dengan yang namanya jarum suntik. Baginya jarum suntik adalah musuh bebuyutannya.

Mau tidak mau dokter memperbolehkan Alvaro pulang tapi dengan syarat harus chek up setiap dua hari sekali. Tanpa ragu Alvaro mengiyakan syarat dari dokter.

Kini tujuh orang sedang berada di parkiran rumah sakit dengan satu perempuan mengelilingi cowok dengan kruk di kedua tangannya. Perlahan mobil hitam milik Erlangga perlahan mulai meninggalkan area rumah sakit.

Sesampainya di rumah Alvaro di bantu turun oleh Keisya dan di belakangnya ada Erlangga yang sedang membawa tas yang berisikan pakaian Alvaro. Jangan lupakan Alan dan Kevin yang tengah berebut untuk keluar dari mobil.

"Minggir gue duluan" Alan menyenggol bahu Kevin.

"Gak bisa gue duluan" balas Kevin tak mau kalah.

"Gue lebih tua dari  lo jadi lo harus ngehormatin gue" lanjut Kevin.

"Najis" ucap Alan kemudian menyenggol bahu Kevin lebih kuat hingga ia berhasil keluar.

"Hahaha yes gue yang menang. Dasar udah tua" ejeknya pada Kevin. Kevin yang tak terima segera meloncat hingga berada di gendongan Alan.  Tanpa ba-bi-bu langsung menjitak habis kepala Alan.

Andra yang menonton drama hanya diam kepala tingkah absurd kedua temannya.

Belom lagi sorakan Erlangga yang semakin membuat ricuh halaman rumah Danendra. "Emm mampus terus Vin jitak ampe botak "

Alvaro memutar bola matanya malas. Hal hal seperti ini sudah biasa terjadi ketika mereka berkumpul bersama.

Sedangkan Nafisya tertawa lepas melihat keabsurd -tan sahabat kakaknya.

Keisya membantu Alvaro berjalan meski dengan tawa yang tak berhenti bersemayam di bibir tipisnya.

Keduanya memasuki rumah meninggalkan yang lain.

Setelah mengantar Alvaro ke kamar mandi dirinya di suruh untuk bergabung dengan yang lain. Saat keluar dari kamar mandi Alvaro berpapasan dengan Erlangga yang tengah membawa tas pakainnya.

"Perlu bantuan?" Tawarnya.

"Gak" balas Alvaro.

"Okee" lalu dirinya berlalu menuju kamar tamu.

Alvaro melangkahkan kaki ke taman depan rumah di sana semua sahabat nya dan adiknya tengah menggelar alas di atas rumput hijau. Dirinya mendudukkan diri di kursi teras dekat taman.

Ia tersenyum melihat tawa Nafisya yang tak pernah luntur sedari tadi. Sudah lama ia tak melihat senyum indah merekah itu di bibis manis adiknya. 

Andra yang tengah menyimak candaan Alan dan yang lain teralihkan saat melihat Alvaro tengah duduk tersenyum. Andra berdiri berjalan ke arah Alvaro duduk.
"Adek lo asik juga" ucap Andra setelah mendaratkan dirinya di kursi samping Alvaro.

Alvaro menoleh tak suka. Andra terkekeh "posesif banget" godanya.

Alvaro tak mengindahkan perkataan Andra. Ia tak ingin menyia-nyiakan senyuman manis di depannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Brother My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang