part 2

555 21 0
                                    

Erlangga melihat langit dan mulai berandai andai "coba gue jadi most wanted kayak bang Al pasti gue pacarin semua tu cewek" Fisya  langsung membandingkan Alvaro dan Erlangga "ngimpi lu,selama Abang gue masih belum lulus dia bakalan jadi most wantednya SMA Bhineka" tiba tiba Alvaro berjalan melewati Erlangga dan adiknya.

Tapi Alvaro berhenti setelah 2 langkah di depan kedua orang itu "Ngga anterin adek gue ke kelas" ucapnya dengan nada datar  "siap bang,jangankan ke kelas ke samudra atlantik juga gue anter bang" jawab Erlangga yang berniat melawak,tapi Alvaro tetaplah Alvaro si muka datar, tanpa menjawab Alvaro langsung berlenggang pergi meninggalkan kedunya,adiknya sampai menggeleng gelengkan kepala karena sifat abangnya yang sangatlah dingin,dan susah di ajak ngobrol apalagi bercanda.
.
.
.
.
Teng teng teng

Suara bel berbunyi semua siswa berhamburan menuju kantin sekolah,di dalam kelas Erlangga  dan fisya sedang memasukkan bukunya di dalam tas.
ya mereka duduk satu bangku  karena fisya adalah seseorang yang sangat sulit untuk menerima teman baru,bukannya gak ada yang mau tapi Fisya tau bahwa mereka banyak yang bermuka dua.

Bahkan fisya tidak punya teman wanita satu pun,yang dia punya hanya Erlangga dan Alvaro.

"Sya kekantin yukk gua laper nih" ajak Erlangga "ya udah ayok gue juga laper tadi cuman makan roti, ini tu gara bang Al yang  udah mau mau ninggalin gue kan gak jadi sarapan gue nya" kemudian mereka berdua berjalan menuju kantin

Mungkin ini adalah hari keberuntungan keberuntungan Fisya karena Alvaro sedang tidak ada di kantin "beruntung bang Al ga ada"ucap fisya bersemangat.

"emang kalau ada bang Al sama gak ada bang Al apa bedanya sya" Erlangga menatap heran fisya.

"ya bedalah kalau ada bang Al itu suasana bakalan kayak di dalem kulkas belum lagi fans fans nya itu aduh ampun gue ga sanggup" kemudian pesanan mereka berdua datang dan mereka memakan tanpa ada yang berbicara.
.
.
.

Teng teng teng...

Bel masuk berbunyi..

Erlangga dan Fisya segera menunju ke kelas mereka.Di dalam kelas mereka bercanda sambil menunggu guru datang,tak lama kemudian masuklah Bu Lidia  wanita berusia 30 tahun,guru matematika,dan di tangannya terdapat kertas soal ulangan ,"selamat siang anak anak"ucapnya.

"Siang Bukk" jawab semua siswa serentak
"Oh ya seperti yang ibu bicarakan Minggu kemarin bahwa hari ini akan di adakan ulangan matematika dan ibu acak tempat duduknya"ucap Bu Linda

Duarr!!

Fisya Bak di sambar petir di siang bolong ketika mendengar ucapan sang guru "Aduhh gimana gue bisa lupa kalau hari ini ada ulangan matematika mana duduknya di acak lagi kan gue gak bisa nyontek ke Erlangga"ucapnya merutuki dirinya sendiri.Fisya memang  dari dulu tidak pernah bisa matematika.

Fisya menatap lembar soal ulang itu sambil sekali kali menoleh kiri kanan berharap ada yang mau memberikan contekan kepadanya,tapi nihil dia tidak bisa mencontek karena buk Lidia terus berjalan dari bangku ke bangku."aduh ini guru gak bisa apa duduk sebentar kan gue gak bisa nyontek,mana belum ada yang gue isi lagi"batin Fisya.

"Oke anak anak waktu tinggal 10 menit" ucap Bu Lidia dengan enteng
"Aduhh gimana nih gue belum ngerjain satu soal pun" Fisya semakin panik,dia berusaha mengerjakan soal tapi soal itu terlihat begitu sulit.

"Anak anak waktu telah habis silahkan di kumpulkan di depan" semua siswa berjalan ke meja Bu Lidia untuk mengumpulkan soal kecuali Fisya.

"Bodoamat gue isi asal asalan aja dari pada gak ada jawaban sama sekali" Fisya dengan lincah menulis jawaban asal asalan dan segera berlari kedepan,semua siswa kembali ke tempat duduknya masing masing.

"sya lu jawab soalnya asal asalan ya" ucap Erlangga sambil cengengesan.

"Bodoamatlah gue pusing kalo masalah kek ginian" Fisya menidurkan kepalanya di meja.

"Mangkanya lu belajar sama Abang lu,dia kan pinter,gue heran kenapa Abangnya pinter sementara adiknya bego" Fisya yang mendengar itu lansung menjitak kepala Erlangga "enak aja kalo ngomong gue tu bukannya bego,tapi emang gue gak bisa matematika aja" Erlangga yang kesakitan gara gara jitakan Fisya hanya bisa menjawab "yaudah kan lu gak bisa matematika,belajar ke Abang lu aja diakan sering ikut olimpiade matematika,dan apa susahnya sih minta ajarin sama Abang sendiri"

"Ogah gue,lu tau kan bang Al kayak apa orangnya dingin banget,dan mukanya itu lohh gak bisa apa senyum dikit" Fisya yang kesal karna membayangkan muka datar Alvaro.

Erlangga tertawa mendengar ucapan Fisya"Gitu gitu bang lu kali sya"

Teng teng teng...

Bel yang selalu di tunggu tunggu oleh semua murid

"Baik anak anak kalian bisa mengambil lembar soal kalian dan untuk yang masih di bawah KKM Minggu depan kita Remidi" Bu Lidia berjalan keluar kelas
Fisya buru buru mengambil lembar soalnya dan dia langsung tidak bersemangat lagi "gimana sya dapet berapa?"tanya Erlangga.

"Dapet 30 ngga haduhh masak gue haru Remidi lagi bulan kemarin udah Remidi masak bulan ini masih Remidi lagi sihh" ucap Fisya frustasi.

"sabar sya sabar " Erlangga menepuk nepuk bahu sahabatnya itu dan mereka berjalan menuju parkiran.
Di parkiran yang sepi hanya ada Alvaro yang sudah menunggu di atas motornya,Fisya melangkah gontai ke arah Alvaro "Bang mending lu ajarin deh adek lu ini matematika masak ulangan cuman dapet 30" Erlangga dengan santai kepada Alvaro meski sebenarnya dia sendiri takut untuk mengucapkannya,tapi demi sahabatnya, Erlangga kasihan melihat sahabatnya harus Remidi terus.

Alvaro langsung menatap Fisya seolah olah mengisyaratkan bahwa dirinya sedang marah,Fisya yang di tatap malah menunduk dia takut jika Alvaro melihatnya seperti itu.

Alvaro langsung menyuruh Fisya naik ke atas motor dan meninggalkan Erlangga di parkiran.Alvaro mengendarai motornya dengan cepat agar dapat segera sampai rumahnya,dan memarahi adiknya.


Hallo semuanya ketemu lagi nih sama author 😊,gimana nih ceritanya seru gak?,gak nyangka author bisa ngetik panjang, pegel sih tapi gak apa apa,semoga kalian terhibur dengan cerita aku,oh ya pastikan cerita ini udah ada di perpustakaan kalian yah,Dan jangan lupa vote,dan komennya yah

See you next part♥️


Jember,6 januari 2021

My Brother My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang