part 10

274 13 0
                                    

~HAPPY READING~


Kini Erlangga tengah berada di depan pintu kamar yang berukirkan nama Nafisya Kayla Danendra. Dengan ragu ragu Erlangga membuka kamar Fisya . Terlihat gadis itu sedang bergerak gelisah dalam tidurnya sepertinya sedang mimpi buruk.

Erlangga mendudukkan dirinya di pinggir ranjang Fisya. Tangan Erlangga bergerak menyentuh rambut Fisya.

"Mimpi buruk ya?,apa lo mimpi Abang lo kecelakaan? sampai keluar keringat dingin gini"ucap Erlangga pelan lalu tertawa miris, sekuat ini kah insting seorang adik?.

"Fisya hei" Erlangga mencoba membangunkan Fisya yang tak berhenti bergerak gelisah.

"Fisya bangun" Erlangga menepuk nepuk pipi Fisya, seketika mata Fisya terbuka dan langsung memeluk Erlangga.

"Mimpi buruk ya?" Tanya Erlangga.

"Iya mimpi Abang jatoh dari motor" jawab Fisya parau.

Fisya melepaskan pelukanya dengan tangan yang masih bergetar "Oh ya, lo kok di sini ,Abang mana?" Fisya duduk kembali di kasurnya.

Erlangga berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan gadis di depannya "Eeh eh bang al,bang a-al la- lagi " mendadak lidah Erlangga menjadi kelu.

"Lo kenapa jadi gugup gitu. Emang bang Al lagi apa?" Tanya Fisya bingung.

"Lo yang tenang, jangan kaget oke" ucap Erlangga sambil mengelus elus tangan Fisya.

"O-oke"jawab Fisya ragu ragu.

Erlangga narik nafas dalam lalu menghembuskannya. "Bang Al kecelakaan"

Deg

Tiba tiba Fisya berdiri dengan kaki yang bergetar "lo kalo ngomong jangan ngadi ngadi deh ngga lo pasti boong orang bang Al tadi masih nemenin gue nonton tv"

"Gue gak boong sya" Erlangga menatap manik mata Fisya dari bawah terlihat mata Fisya mulai berkaca kaca.

"Gak lo boong , pasti ini cuman prank. Bang Al pasti di kamarnya " Fisya melangkah keluar di ikuti Erlangga menuju kamar sampingnya. Tubuh Fisya berhenti di pintu yang terukir indah nama Alvaro Arya Danendra. Dengan perasaan yang gelisah Fisya membuka pintu kasar dan nihil tak ada orang yang sedang di carinya.

"Bang Al!" Teriak Fisya yang masih menggeledah kamar Alvaro.

"Bang all!!" Gadis itu terus mencari dari toilet,sampai ruang lab Alvaro hingga ke ruang perpustakaan tapi tetap Alvaro tidak ada.kamar Alvaro memang ada ruang lab serta perpustakaan, ayahnya sengaja membangunnya karna tahu Alvaro sangat suka membaca dan bereksperimen.

Erlangga segera mendekap tubuh Fisya yang tak berhenti menggobrak abrik kamar Alvaro.

"Bang Al ngga .bang Al gak ada ngga hikss" tumpah sudah air mata Fisya.

"Tenang sya bang Al tadi udah di tanganin kok" jelas Erlangga mengelus elus rambut Fisya.

"Gue mau ke rumah sakit!" Fisya melepaskan pelukanya dan berlari keluar. Erlangga berlari menyusul Fisya.

"Iya sya iya kita ke rumah sakit tapi lo yang tenang" ucap Erlangga yang berhasil memegang tangan Fisya.

"Lo bilang tenang?!.Adik mana yang bisa tenang tanang aja waktu denger abang nya satu satunya kecelakaan!" Bentak Fisya yang sudah tak bisa membendung emosinya.

Erlangga hanya bisa mendekap Fisya agar emosinya reda.

"Udah ya jangan emosi kita berangkat ke bang Al sekarang." Ucap Erlangga sambil menghapus air mata Fisya yang terus mengalir.

My Brother My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang