Part 4

376 20 0
                                    

Haii guys👋 ketemu lagi nih sama author🤭

Happy reading 🌹♥️
.
.
.
.
Keesokan paginya..

Tok tok tok..

Tiba tiba muncullah Fisya yang sudah lengkap dengan seragam SMA nya

"Loh kok bibi sih biasanya kan Abang" kesalnya.

"Itu non Aden di bawah sama bapak lagi bicara serius"

"Pagi pagi gini udah bahas yang serius aja,gak bisa apa bahas yang lebih menyenangkan,bikin Fisya bete aja" kesalnya.

Sementara itu di bawah..

"Al kamu masih bisakan?" Tanya Danendra.

"Al capek pa harus bohong terus" keluh Alvaro.

"Kamu harus kuat, nunggu waktu yang tepat buat ngomong ini ke Fisya,tapi kamu gak suka kan sama Fisya?" Pertanyaan Danendra mampu membuat Alvaro gugup tapi belum sempat Alvaro menjawab, terdengar suara dari tangga yang mampu mengagetkan mereka berdua.

"Abang ih kenapa gak bangunin Fisya,kan biasanya Abang yang bangunin Fisya ini kok malah nyuruh bibi" kesalnya.

"Dasar manja" muka datar Alvaro semakin membuat adiknya kesal.

"Biarin manja sama Abang sendiri masak gak boleh" gadis itu memakan rotinya dengan melirik tajam ke arah Alvaro. semantara yang di lirik malah fokus dengan makanannya.

"Udah udah masih pagi ini udah ribut aja, buruan abisin makanannya nanti telat loh ke sekolahnya"Danendra mencoba melerai kedua anaknya.

***

Di perjalanan..

Begitu hening tidak ada yang berbicara hanya ada suara motor milik Alvaro.

"Bang" panggil Fisya,mencoba memecahkan keheningan

"Hm" Alvaro hanya berdehem.

"Fisya boleh jujur gak? " Tanyanya.

"Hm" balas Alvaro.

"Ih Abang dengerin Fisya gak sih dari tadi jawabnya kok cuman 'hm' doang,lagi cover lagunya Nissa ya" ucapnya kesal.

"Denger buruan mau ngomong apaan" ucap Alvaro dengan mata yang tetap fokus kejalan dan jangan lupakan suara dinginnya.

"Fisya kangen Abang,Abang Fisya yang 3 tahun lalu" gadis itumulai mengeratkan pegangannya di pinggang Alvaro. Alvaro hanya diam mencoba mendengarkan kelanjutan pembicaraan adiknya itu.

"Fisya kangen Abang yang selalu perhatikan ke Fisya, khawatir ke Fisya,lembut,kangen main pasir sama Abang,belajar bareng,apa apa bareng,curhat bareng,pokoknya banyak yang Fisya kangenin dari Abang Fisya yang dulu" gadis itu berusaha agar tidak menangis.

Alvaro hanya mendengar perkataan Fisya tanpa mau menjawabnya.

"Buruan turun udah nyampek" gadis itu langsung turun dan buru buru berlari takut Alvaro melihat bahwa dirinya tengah menangis, tapi belum sempat berlari Alvaro langsung mencekal kerah belakang baju adiknya.

"Bang lepasin Fisya mau ke sekolah keburu gerbangnya di tutup" gadis itu berusaha melepaskan kerahnya dengan menepuk nepuk tangan Alvaro tanpa berbalik memandang Alvaro.

"Abang temenin" singkat padat dan jelas.

"Fisya bisa sendiri bang Fisya udah gede gak perlu di anterin Abang dan fisya udah biasa ke sekolah sendiri,toh nanti di tengah jalan bakal ketemu Erlangga juga,udah please bang lepasin" Fisya mencoba berbagai alasan agar tidak di antar Alvaro.

My Brother My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang