°°°°Sudah berminggu-minggu pula Aska selalu mengirim surat pada gadis itu, lewat polisi tentunya. Ia tidak pernah absen sekalipun untuk menulis suratnya dan mengirimkannya pada Ara. Ntah hanya sekedar menyapa, memberi kabar atau menanyakan kabar
"Kenapa surat dari gue ga pernah ada balesan ya? apa Ara belum siuman?" gumam Aksa dengan pandangan kosong
"Makan" titah polisi yang sudah mulai akrab dengan mereka bertiga
"Makasih pak pol ganteng" ucap Imam dengan cengirannya
"Em..pak, apa tidak ada balasan dari surat-surat saya?" tanya Aksa pada polisi itu yang sudah kesekian kalinya
"Saya bosan dengan pertanyaan kamu itu. Ga ada yang lain apa?" malas polisi itu"Surat-surat kamu itu ga pernah ada balesan" lanjut polisi itu lalu beranjak dari sana
Imam serta Zaki yang mendengar itu hanya prihatin pada teman yang baru beberapa minggu bersama mereka
"Udah lo tenang aja, mungkin dia udah baca cuma ga bisa bales kan dia lagi sakit" ucap Zaki sambil menepuk pundak Aksa
"Untuk tahanan 201, ada yan mau bertemu dengan anda" ucap polisi yang baru saja datang
Aksa yang mendengarnya sangat antusias. Apa itu Ara? selalu terlintas di kepalanya
Aksa pun keluar di dampingi oleh polisi yang menjemput nya tadi. Setelah sampai di meja pertemuan Aksa sangat terkejut
"Aksa" panggil orang tua nya
Harapannya seakan pupus begitu saja. Ternyata yang menjenguk nya lagi-lagi adalah orang tua nya, bukan gadis nya
"Iya pa, ma?" tanya Aksa dengan sedikit kaku, karena jujur ia masih sangat malu pada orang tuanya, ia sudah mencemarkan nama baik keluarganya
"Papa akan berusaha supaya kamu bisa keluar dari sini, tunggu sebentar lagi ya nak" jawab Arkan sambil mengelus pundak putranya
"Kalo emang ga bisa gausah di paksa pa. Aku akan jalani hukuman ini, lagi pula aku memang sudah menembak Ara malam itu" sela Aksa dengan cepat
"Kamu mau disini selamanya? Hukuman kamu itu bakalan berat kalo ga make jaminan. Papa ga bisa liat kamu di hukum kayak gini. Itu semua salah Aurel bukan kamu"
"Lagian kamu ga mau apa memperjuangkan cinta kamu lagi?" ucap Arkan panjang lebar yang mendapat tatapan bingung dari Aksa
"Pa?" tanya Aksa dengan tatapan nya
Arkan tersenyum tipis dan mengangguk
"Papa udah restuin kamu sama Ara. Tapi papa ga yakin sama Dean. Kalo memang kamu mau berjuang silahkan, papa ga akan halangi kamu lagi, papa sadar Alex itu bukan kamu dan kamu tidak akan seperti Alex. Maafin papa ya. Sahabat-sahabat kamu juga titip salam" ucap Arkan yang langsung memeluk putranya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA [On Going]
Teen Fiction❝ Saat dua insan tak bisa bersatu terhalang restu. Pengorbanan mereka menjadi bukti bahwa cinta mereka benar-benar sejati ❞ - AKSARA - "Sekarang lo pilih Sa! Keluarga lo disana atau Ara yang sekarang berlindung d...