001

2.4K 379 32
                                    

Pria bersurai gelam itu terus melangkahkan kakinya kuat, sampai sampai dirinya baru saja tersadar bahwasannya jarak antar kedua empu sudah terlampau jauh barulah dirinya mulai merendahkan kecepatan langkah kakinya.

Kini ia sekarang sedang berdiri dengan nafasnya yang terengah engah. Mumpung dirinya sedang di depan toko serba ada, mungkin akan menjadi hal yang bagus untuk membeli satu botol air minum untuk dibeli dan diminumnya.

Ia buka pintu itu, dan langsung disambut datang oleh seorang wanita cantik yang sedang bekerja disana. Dirinya acuh tak acuh oleh hal tersebut, sebab sudah biasa seseorang memperlakukan dirinya seperti seorang alpha pada umumnya, dan lagi parasnya yang terlihat tampan, gagah, berani, juga tinggi. Selalu membuat orang disekitarnya salah paham dan berpikir bahwa Lee Zin merupakan seorang Alpha, padahal dirinya hanyalah seorang omega biasa yang selalu mengomsumsi supresan anti pheromone, supaya ia tidak menghirup maupun mengeluarkannya di publik.

Tapi yang menjadi anehnya. Mengapa dirinya bisa merasakan aura pheromone menyengat dan mencekam disaat Yohan berada di dekatnya kemarin? Pertanyaan itu masih terputar putar di kepalanya sampai saat ini.

Ia segera membayar air yang hendak dibelinya, keluar dari tempat itu, dan lalu duduk di tempat yang sudah disediakan di luar. Tangannya memutar tutup botol, dan dengan segera meminum cairan transparan itu dengan sekali teguk. Kerongkongannya yang kering sekarang sudah basah, dirinya yang sebelumnya sangat panik kini sudah mereda dan ini merupakan hal yang baik untuk dirinya.

Pandangan manik matanya, hanya tertuju pada mobil juga kendaraan lainya yang sedari tadi melewati seluruh daratan yang merupakan jalanan itu. Melamun. Itulah yang dilakukannya. Pikirannya mendadak berubah menjadi kabut yang hendak menguyurkan sebuah hujan yang sangat deras juga petir yang bukan main kuatnya. Dengan segera ia menggelengkan kepalanya, untuk mencegah hal itu terjadi.

Satu tanganya ia usapkan kasar pada rambutnya, sedangkan tangan lainya ia gunakan lagi untuk mengambil ponselnya. Jarinya menekan tombol chat, dan menekan lagi tombol yang dilabeli nama Park Hyunk Seok.

Zin

Hyung Seok

Oi jelek

Bused ngegas, ada apa ni?

Sini, temenin galau.

Cabe cabean nemenin lu galau, engga ah

asu, ga setia kawan ya lu

Readed..

"Cih dibaca doang." Zin mengucapkannya dengan nada penuh kekesalan. Tetapi jika ditanya yang sebenarnya pikirannya saat ini memang benar benar kacau. Ia bangkit lalu lanjut melangkahkan kakinya, sampai sampai kini ia sudah tiba di taman.

Mungkin beberapa langkah lagi ia akan tiba dan berada di atas rumput. Dan kini ia sudah tiba, duduk ditaman tanpa tujuan apapun. Mungkin menatap langit langit akan menjadi hal yang sekarang ia sedang lakukan.

Boom. Dua tangan telah hinggap di kedua bahu seorang Lee Zin, dan tentu mengejutkan sang empu yang sedari tadi kerjanya hanya melamun.

Badannya tersentek, tetapi tidak terdengar suara keluhan dari mulutnya. Sang surai legam memutar kepalanya, dan disana sudah ada sobatnya, Park Hyung Seok yang sedang berpose tangan peace juga bibir yang tersenyum menampaki gigi putihnya.

Alis Zin atomatis mengkerut ketika teman yang sudah ia anggap tidak setia kawan lagi kembali padanya. "Ih Zin! jangan gitu deh, tadi loh aku dihalagi Jay buat pergi" Hyung Seok mulai mengucapkan alasanya mengapa ia hanya membaca pesan itu.

"Ah, ya, ya. Terserah kau, ayo pergi temenin aku galau" ucap sang empu yang sedang dalam pikiran yang rumit. Ia segera bangkit, dan melangkahkan kakinya lebih dahulu dari Hyung Seok.

"Ziiinn tunggu. Kita mau kemana emangnya?" Tanya Hyung Seok, mengsejajarkan langkah kakinya dengan sobatnya.

"Kerumah JangHyun, lumayan healing. Disana kan makanannya enak, sekalian liat Yena heheheh" jawab Zin, seketika pikirannya hanya dipenuhi oleh makanan juga Yena.

"Dasar, tipikal Zin" ucap Hyung Seok bersweat drop.

Setibanya di Hostel

"Maaf, sepertinya kalian tidak bisa berkunjung kali ini" ucap seorang wanita bersurai rambut pendek, Park Serim.

"Bused, datang datang langsung diusi–" ucapan Zin terpotong ketika mendengar suara teriakan dari dalam.

"Mass kamu gimana sih masa gendong aku aja gabissa!!!?!??!" ucap seseorang dari dalam.

"Perut kamu dah gede gitu, nanti kenapa kenapa gimana?" ucap seseorang itu khawatir, sangat khawatir.

"Emang ya Kim Gimyung, putranya meninggal Kim Gabryong gabisa bahagiahin istrinya!!" ucap Janghyun berteriak penuh emosi.

Tatapab mata Hyung Seok juga Zin berpindah pada Serim. Sedangkan sang empu hanya bisa menggaruk garuk kepanya sembari tersenyum kikuk. "Janghyun begitu, karena kak Gimyung gabisa bokek gaada duit gabisa nurutin makanan apa saja yang di idam Janghyun." ucap Serim masih dengan senyum kikuknya.

"Emang Janghyun minta apa?" tanya Hyungseok.

"Mie samyang yang paling pedes itu, dia mintanya satu truk. Katanya buat makan sehari hari" jawab Serim dengan senyum paling pasrah kali ini.

-seinley

𝗙𝗢𝗥𝗖𝗘𝗗 𝗠𝗔𝗥𝗥𝗜𝗔𝗚𝗘. Yohan X ZinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang