🔞?
Jika ditanya sudah berapa lama dua sepasang sejoli ini tinggal bersama, maka jawabannya adalah satu bulan dua minggu masih menjalin hubungan layaknya seorang yang saling bertunangan. Bersabarlah empatbelas hari mendatang kedua pasangan ini akan menjalin hubungan yang lebih serius layaknya sosok yang saling membutuhkan satu sama lain sebab sudah mengucapkan sumpah yang harus diingat dan ditaati selama lamanya.
Malam ini, mungkin sekitaran pukul sebelas malam mungking? entahlah jam berapa pun itu Zin masih saja menunggu juga menyambut kepulangan Yohan. Matanya beberapa kali berkedip hanya untuk menyadarkan dirinya kembali.
Tangannya ia taru diatas kulit berbulu Miro, anjing perempuan yang Yohan punya. Anjing itu nampak menyandarkan kepalanya pada paha Zin, menonton telivisi juga setis menemani Zin yang sedari tadi setia duduk di sofa menunggu keberadaan Yohan.
Lupakan dengan Yohan yang entah akan pulang atau tidak. Rasa kantuk ini sangat memberatkan matanya. Badannya bergerak berbaring, tidak lupa untuk menggendong Miro terlebih dahulu dan masuk kedalam dekapannya. Menarik selimut tebal itu, juga membaringkan kepalanya pada bantalan empuk yang sudah ia siapkan sedari tadi.
Tidak lama kemudian, akhirnya Zin jatuh terlelap dalam tidurnya. Sebenarnya sudah dari awal Yohan berpesan padanya untuk tidak menunggunya kali ini, karena ia sudah berfirasat akan pulang larut malam.
Waktu demi waktu berlalu, mungkin sekitaran tiga puluh menit kemudian sosok Zin sudah tertidur pulas dengan tempat yang cukup tidak mengenakkan. Namun disaat itu juga akhirnya Yohan pulang, menempatkan kakinya. berpijak pada lantai rumah miliknya.
Saat masuk kedalam rumah, maniknya langsung menangkap sebuah televisi yang terlihat masih hidup. Ia mengkerut keningnya sekilas, ah bukannya ia sudah berpesan pada Zin untuk tidajk menunggunya kali ini.
Sesudah membuka sepatunya, dengan cepat ia langkahkan kakinya kearah sofa didepan televisi itu. Dan ternyata dugaannya benar. Zin malahan menunggunya untuk pulang. Bibirnya tersenyum sekilas, meskipun sudah ia larang pria itu tetap kunjung untuk melakukannya.
Sebelum menggendong Zin, dirinya terlebih dahulu mengangkat Miro yang terlihat tertidur pulas dalam pelukan Zin ke dalam sofa tunggal. Setelah itu barulah ia menggendong sosok yang masih tertidur pulas itu ke kamar.
Lampu ruang tamu yang sebelumnya mati, dan kini berada di dalam kamar yang lampunya hidup sedikit menggangu tidur Zin. Dirinya bergerak gelisah, merasakan tempat yang ditidurinya tidak lagi terasa sempit. Dan lalu ia juga Tidak menyadari sosok Yohan yang telah menganggkatnya masuk kedalam kamar.
Pikirannya sedikit terganggu oleh semua keganjalan ini, membuat kelopak matanya perlahan bangkit kembali. "mmmhh" Dirinya mendesah terkejut, merasa bibirnya telah dibungkam oleh seseorang. Badannya tersentak panik, ia takut bahwa yang membawanya bukanlah Yohan melainkan orang yang masuk mengendap ngendap untuk mencabulinya juga mengambil seisi rumah.
Sebaiknya ia harus tau bahwa yang melakukan itu semua merupakah Yohan, mungkin perasaannya pasti akan lega. Sampai sampai ia membuka kelopak matanya sempurna barulah dia sadar bahwa semua yang melakukan ini merupakan manusia yang tinggal serumah dengannya. Tidak ada perlawanan, dirinya malah lanjut menerima semua serangan yang Yohan berikan secara tiba tiba.
Maksudnya, tidak biasa Yohan ingin menciumnya dari bibir ke bibir. Melainkan ini adalah yang pertama kali. Jika dilihat kegiatan afeksi sentuhan yang mereka lakukan hanyalah sekedar ciuman sekilas ciuman di pipi, ataupun pelukan secara tiba tiba yang biasa lakukan.
Tapi tidak kali ini. Ciuman panas? tidak bukan itu, ah maksudku mungkin nanti. Meskipun begitu Yohan terlihat bersemangat sekali meraup bibir milik pemuda dibawahnya. Lalu disisi lain Zin terlihat ingin sekali melanjutkan tidurnya namun beberapa kali diganggu oleh perbuatan Yohan.
Bukan hanya bibir dan lidah yang bermain diatas sana, tetapi tangan Yohan juga gatal dengan memelintir dan bermain main dengan puting Zin didalam sana. "hak-mmph.." Zin terlihat kesusahan mengambil nafasnya, alhasil Yohan melepas ciuman itu lalu kembali melakukannya lagi.
Beberapa menit berlalu, sampai akhirnya Yohan melepaskan ciumannya dan kini sedang menatap sosok pria dibawahnya. Tidak seperti biasanya, Zin yang kini terkesan lebih erotis. Dengan wajah memerah padam, nafas yang terengah engah, dan yang terakhir bibir terbuka kecil dengan air liur yang sudah tercampur menghiasi sisi sudut bibirnya.
Manik milik sang surai cokelat muda menatap betapa indah kesan yang diberikan Zin sebab ulah Yohan. Tangan Yohan meraba area privasi Zin yang masih terbalut oleh kain itu. "sudah basah kah?" ucapnya dengan datar, tapi dalam lubuk hatinya terdalam ingin sekali ia masuki itu dengan miliknya.
"anghh.. yoHAnh! JangaahNN-" Zin mendesah hebat sesaat Yohan sudah diluan menarik paksa celana pendek juga celana dalamnya. Kecepatan tangan Yohan yang sama sekali tidak terduga, kini sudah masuk kedalam lubak pantat Zin. Membuat pria dengan surai hitam itu menggeliat geli juga mendesah kuat, kejutan itu sungguh tak main main.
"Haaa AKHH!" baru saja tadi Yohan memasukkan satu jari, da kini langsung saja ia terobos dengan empat jari.
-seinley
kalau Yohan ama Zin punya anak bagusan cewe/ cowo?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗙𝗢𝗥𝗖𝗘𝗗 𝗠𝗔𝗥𝗥𝗜𝗔𝗚𝗘. Yohan X Zin
FanfictionSepasang sahabat yang sangat akrab dulu sebab tragedi yang memutuskan ikatan persahabatan mereka. Tapi entah kenapa, mereka kini ditakdirkan untuk bersama lagi. Bukan sebagai teman tapi sebagai pasangan yang akan menemani hidup sampai akhir hayat. "...