008

1.6K 248 15
                                    

Akhir-akhir ini, kondisi langit pada pukul lima pagi sudah terang-benderang. Angka jarum jam pasti akan selalu berjalan, oleh sebab itu pekerja kantoran yang sudah memulai pekerjaannya pukul tujuh sudah seharusnya untuk bersiap siap lebih awal supaya tidak datang terlambat.

Dan disini kita sudah bisa melihat dua sosok sejoli yang masih saja berada dalam ranjang, bergumul susahnya melepaskan diri dari bantal juga selimut yang terbalut nyaman pada tubuhnya. Yang satu masih memejamkan matanya, dan yang satu lagi sedang berusaha membangunkan manusia di sampingnya meskipun dalam keadan setengah sadar.

Benar Zin yang sudah bangun, sebab anjing Yohan yang akan selalu jadi nada dering untuk bangun di rumah itu. "Han, bangun" ucapnya, seraya menggerakkan tangannya untuk memberi dorongan kecil dan membuat pemuda di samping bangkit dari ketidak sadaraan dirinya.

...Tidak ada respon dari sang empu, alhasil membuat Zin langsung bangkit dari terbaringnya badannya dan kini terduduk bersilang. Maniknya menatap kesal terhadap Yohan yang tak kunjung bangun. Ia ambil satu bantal guling yang sedang setia di peluk oleh pria disampingnya, lalu memukul keras tuk membuat pria itu terbangun dari alam mimpinya.

Belum bangun juga.. Meskipun kini respon sudah mulai muncul dari sang oknum yang tak kunjung bangun. Tangan Yohan bergerak melindungi wajahnya, meskipun begitu matanya tak kunjung terbuka dan sadar. 

Sekali lagi Zin kembali mengerutkan alisnya kesal. Ia naik berdiri, dan mulai melompat. Lompatan itu bertujuan untuk membuat goncangan demi goncangan yang akan membangunkan Yohan. Brukk.. Akibat terlalu bersamangat untuk melompat Zin tidak menyadari kini sesosok manusia yang ia bangunkan dari tadi sudah ambruk dan jatuh dari tempat tidur.

Yohan langsung terbangun dan merintis kesakitan. Bokongnya bisa merasakan nyeri sangat sakit, belum lagi disana terdapat Zin yang sedang mencoba menahan tawanya. Matanya langsung menangkap Zin yang sedari tadi tertawa di dalam bantal tebal yang menutup semua suara yang keluar dari mulutnya.

"gimana enak ga dibangunin kaya gitu?" tanya Zin dengan nada yang mengejek lawan bicaranya. Manik itu langsung menatap kesal terhadap Zin, masih pagi pagi begini sudah dibuat emosi saja. Ah sudahlah, pikir Yohan. Ia langsung bangkit berdiri dan berjalan ke kamar mandi.

Sedangkan Zin disana langsung tersenyum puas sebab berhasil membuat sosok itu menjadi kesal. Badannya langsung terbaring lagi, menguasai seluruh spasi yang ada di tempat tidur. Matanya ia pejamkan kembali, tidak mencoba untuk tidur hanya memejamkan kelopak matanya. 

'nah gini kek tidur tadi malamnya, satu ranjang dua orang sempit anjir' batinnya, masih dengan senyum yang sangat lebar terukir di bibirnya. Padahal jika saja ia bisa melihat betapa eratnya ia memeluk dan menempel pada tubuh pria itu. 

Sampai sampai ia merasakan suatu kejanggalan yang sangat menggangu hatinya. Tanpa meragukan firatnya lagi, dengan sigap ia bangkit lalu berjalan kearah kamar mandi. Tanpa ragu ragu membuka pintunya, mendengar jika terdapat sesosok manusia yang masih berada didalamnya. 

Cklek.. Tanganya bergerak cepat dalam membuka pintu itu. Dan, betapa mengejutkannya ternyata disana..





















































disana ada..

















































































































𝗙𝗢𝗥𝗖𝗘𝗗 𝗠𝗔𝗥𝗥𝗜𝗔𝗚𝗘. Yohan X ZinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang