Suara gemuruhnya hujan yang dicampuri oleh petir yang cukup kuat menjadikan bagaimana suasana sedang terjadi di kota itu. Disini terdapat dua sosok yang masih belum diketahui statusnya apa, apakah mereka seorang kekasih? atau mungkin mereka hanya sesosok sahabat karib yang hidup dalam serumah? entahlah authornya saja tidak tau, seperti apa hubungan mereka sebenarnya.
Ah cukup basa basinya, mari kita alihkan perhatian kita pada dua manusia yang tinggal dirumah itu.
Badannya bergetar cukup kuat. meskipun ia tutupkan giginya kuat kuat, getaran itu tetap tiada berhenti. Tangannya terasa sangat dingin, ia sama sekali tidak bisa merasakan tangannya sangking dinginnya. nafasnya keluar dengan cukup berat. Bibirnya dengan keras berusaha memanggil nama itu.
"Yohan.." suaranya terdengar cukup lirih. Meskipun dengan suara hujan yang cukup kuat sang pemilik nama dengan cepat menyadari dan membuka matanya. Ia menyaksikan sosok Zin yang sedang menggigil kedinginan, TANpa menggunakan sebuah selimut.
Tanpa berpikir panjang ia tarik selimut tebal itu menutupi bawahan sampai pundak Zin. Baru saja ia selesai sampai sesuatu telah menahannya. Kulitnya bisa merasakan seseorang menggenggam tangannya dengan tangan dingin yang bergetar.
Pemuda itu memanggil nama sang surai cokelat muda dengan lemahnya lagi. Matanya ia buka dengan kuat agar bisa memandang sosok itu jika memang pria bersurai coklat muda itu masih disamping, bersama dengannya.
"aku masuk ya..?" izin Yohan pada Zin, meskipun ia tau pria itu pasti tidak akan meresponnya. Perlahan ia angkat selimut itu, dan ikut membaringkan dirinya diatas ranjang yang kian amat empuk itu.
Yohan langsung mendapati Zin yang sudah menempel padanya semenjak dirinya sudah tiba di kasur yang sama. Ia tarik pria itu pada dekapannya dan bisa merasakan Zin menggigil cukup kuat. Ia taru telapak tangannya pada leher Zin, dan ya perbedaan suhu antar tangannya juga kulit Zin terasa sekali bedanya.
"yo-yOhan dingin." keluh zin yang semakin mengeratkan pelukannya pada Yohan yang begitu hangat. "tangannya taro didalam baju aku aja." ucap Yohan menaruh kepalanya pada leher Zin, dan kedua tangannya ia lingkarkan pada pinggang Zin.
Zin dengan ragu ragu memasukkan tangannya pada baju didalam, sehingga bisa mempertemukan telapak tangannya yang dingin dengan kulit juga badan Yohan yang kekar.
"udah, tidur ya" ucap Yohan, yang malah mendusel di leher Zin. membuat pria dengan surai gelam itu merasakan hangat juga geli disaat bersamaan.
"jangan tinggalin aku lagi ya" ucap Zin sebelum mulai menutup matanya dan masuk kealam mimpi.
"engga bakal lagi kok," ucap Yohan dengan suara kecil, dan pastinya tidak didengar Zin.
-seinley
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗙𝗢𝗥𝗖𝗘𝗗 𝗠𝗔𝗥𝗥𝗜𝗔𝗚𝗘. Yohan X Zin
FanfictionSepasang sahabat yang sangat akrab dulu sebab tragedi yang memutuskan ikatan persahabatan mereka. Tapi entah kenapa, mereka kini ditakdirkan untuk bersama lagi. Bukan sebagai teman tapi sebagai pasangan yang akan menemani hidup sampai akhir hayat. "...