2. New face

201 43 19
                                    

SMK Bhuana Panca merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki berbagai macam jurusan.

Di antaranya yang paling diminati adalah jurusan Akuntansi, Tata Busana, Teknik Komputer dan Jaringan, Teknik Pemesinan, Animasi dan Administrasi Perkantoran. Dan masih banyak jurusan lain juga.

Nash memilih sekolah ini setelah mendapatkan informasi dari Pak Samsudin, yang merupakan tangan kanannya.

"Are you ready?" Nash bertanya pada Yara yang sedang terdiam di pinggiran lapangan sekolah. Matanya menatap lekat ke arah gadis itu.

"I have to ready, Nash." jawab Yara sambi tersenyum. Gadis itu menatap para siswa yang mulai berlalu lalang di sekitarnya.

Sekolah ini digadang-gadang akan menjadi sekolah yang memiliki standar internasional dua atau tiga tahun ke depan. Bangunannya berdiri berseberangan dengan SMA yang bernaung pada satu yayasan.

Tidak pernah ada tawuran maupun tindakan anarki antar kedua sekolah. Persaingan tentu ada, tapi itu di bidang akademik.

Kepala Sekolah beserta jajaran direksi benar-benar tahu bagaimana caranya untuk 'mengelola' sekolah menjadi tempat yang mampu mengembangkan talent dari siswanya.

Melihat progres kemajuan setiap tahun dan juga tingkat keamanan yang tinggi menjadi faktor utama Nash memilih sekolah ini sebagai tempat mereka menimba ilmu. Setiap sudut sekolah terdapat CCTV dan fasilitasnya pun lengkap.

"Semuanya akan baik-baik saja." seolah memahami ketakutan gadis itu, Nash tersenyum kepada Yara. Hanya kepadanya.

Pemuda itu bahkan mengabaikan lirikan demi lirikan yang orang-orang tujukan kepadanya.

Progam, ekstrakulikuler dan klub yang ada di sekolah ini juga beragam. Nash berharap suatu hari nanti salah satu dari hal itu mampu membuat hati Yara bersemangat untuk berangkat sekolah.

Nash sendiri memilih jurusan Akuntansi, karena dia memang berencana untuk melanjutkan kuliah di jurusan Manajemen Bisnis. Lalu untuk Yara, alasan dia memilih jurusan yang sama dengan Nash karena gadis itu ingin membantu Nash suatu saat nanti.

Tentu saja Nash tidak tahu menahu akan hal itu. Jika saja dia tahu, Nash pasti akan menentangnya dengan keras.

"Ya. Semuanya akan baik-baik saja." lirih Yara berusaha menipu dirinya sendiri. Karena tangannya saat ini justru bergetar hebat juga berkeringat dingin.

Nash merasa sedih melihat itu semua, tapi dia tidak boleh menampilkannya di depan Yara. Maka dengan senyum mengembang, Nash berucap, "ayo." dengan lembut seraya memakaikan topi upacara kepada Yara.

_________

Upacara penerimaan siswa baru sekaligus upacara hari Senin dimulai pukul tujuh pagi tepat.

Berjajar 14 orang di lapangan depan, yang menghadap berlawanan arah dengan peserta upacara. Mereka semua adalah peserta didik baru peraih nilai tertinggi dan berdiri sesuai urutan nilainya.

Nash menempati posisi pertama dan disusul oleh Yara. Di posisi selanjutnya seharusnya diisi oleh seorang siswi bernama Silla, namun karena dia berhalangan hadir, maka siswa lain harus menggantikannya.

Tepat di samping Yara berdiri seorang lelaki yang tidak asing bagi gadis itu dan juga Nash.

Valderreno Altair.

"Sebentar lagi aku akan naik ke atas mimbar. Jika kamu tidak nyaman, jangan ragu memanggilku." Nash berucap dengan sedikit menunduk agar orang-orang tidak melihat gerakan bibirnya.

Sin(k)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang