"Nggak mau!"
"Eunghh ..."
"Jangannnn, Kak!"
"Hiks ... Ukhhhh ..."
"Sakitttttt!"
"Huwaaaaaa!"
"Arghhhhhhhh!"
Brakkk! Pranggg!
Gelas yang bertengger di atas meja jatuh seketika di saat tangan gadis itu menyenggolnya keras.
Gelap. Semuanya gelap. Tapi entah bagaimana, si gadis merasa jika ruangan ini justru bergelimangan cahaya.
Perutnya mendadak mual. Matanya sakit. Kepalanya serasa mau pecah.
Dengan tenaga yang tersiksa, dia memaksa dirinya sendiri untuk bergerak. Bergulung dengan selimut di pojokan kamar.
"Matikan ... Matikan lampunya. Matikan ..."
Tidak ada sahutan. Tidak ada jawaban apapun. Karena nyatanya, dia sendirian di dalam ruangan ini.
"Eunghhhh ... Sialan. Sial. Sial. Sial. Dasar payah. Lemah. Pecundang. Ayo gerak. Ayoooo."
Kepada alam, dia meminta agar semua cahaya di muka bumi ini lenyap saja. Kepada Tuhan, dia memohon agar tubuhnya hancur saat ini juga.
Kepada dirinya sendiri, ia mengutuk dan mencecar. Berharap bahwa sifatnya yang lemah ini akan enyah dengan segera.
"Hahhh ... Capek. Mau tidur ..."
___________
Upacara penerimaan Peserta Didik Baru di SMK Bhuana Panca merupakan event besar yang akan digelar dengan begitu sistematis oleh sekolah tersebut.
Para senior berlomba untuk menunjukkan betapa hebatnya mereka di depan murid baru.
Sedangkan anak-anak baru, saling berlomba untuk terlihat santai di tengah gempuran tugas ospek yang menggila.
Ini sudah seperti peperangan yang tidak ada hentinya.
Para murid yang baru saja diterima harus sudah standby di sekolah pukul 06.30 pagi. Jadi, mau tidak mau mereka harus berangkat subuh agar tidak terjebak macet.
"Zoya tungguin!"
"Lelet kamu Rin! Aku duluan!"
"Zoyaaaaa!"
Gadis bernama Zoya itu menerjang lautan manusia dan bergerak secepat cacing kepanasan. Radarnya berusaha sekuat tenaga untuk menemukan orang yang dicarinya.
"Kak Rahen!" teriak Zoya girang begitu melihat seorang pemuda yang di lengannya tercantum status sebagai komdis alias komisi kedisiplinan.
"Zoya? Kenapa lari-lari? Kamu kan nggak telat."
"Mau ngasih ini. Hehehe ..."
Rahen menerima satu kotak makanan berisi keripik pisang yang terlihat menggoda. Warnanya yang keemasan menunjukkan jika camilan itu pasti sudah melalui tahapan penggorengan sempurna.
"Wahhh ... Makasih, ya."
"Sama-sama, Kak."
"Buruan kumpul ke barisan sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sin(k)
Teen Fiction"Temani aku hidup ya ... Jangan pergi sendirian." Pemuda itu bersimpuh di depan gadisnya. Sembari menggenggam erat tangan perempuan yang ia cintai, sang pemuda memohon agar gadis itu mau bertahan. "Maaf ..." hanya satu kata itu yang diucapkan oleh b...