9. The Gate

119 40 12
                                    

Cara paling ampuh untuk mencegah serangga masuk ke dalam ruangan adalah dengan membangun dinding pembatas. Namun selain dinding, pintu juga merupakan poin penting untuk menjaga keamanan suatu bilik.

Pintu yang kokoh dengan gembok yang kuat, pasti akan memberikan rasa aman dari serangan luar.

Sama halnya seperti Yara yang memiliki pintu berlapis-lapis di dalam hatinya.

Sampai sekarang, dia tidak pernah membiarkan seorang pun untuk bisa masuk tanpa seijinnya. Tentu Nash adalah pengecualian. Pemuda itu memiliki akses untuk masuk ke dalam ruang hatinya, namun hanya sampai pada jarak tertentu.

Karena masih ada rintangan lain yang mencegahnya untuk masuk lebih dalam, apalagi untuk mengetuk inti dari ruang perlindungan Yara, rasanya itu mustahil.

Dan halangan besar tersebut ialah hubungan persahabatan mereka sendiri. Perasaan cinta Nash untuk Yara sudah terisolasi di dalam kata 'sahabat' selama ini.

Jika ditanya, apakah Yara menyayangi Nash?
Tentu saja Yara juga sangat menyayangi Nash, namun hanya sebagai saudara dan sahabatnya. Sebatas itu saja.

Gadis itu selalu mengharapkan kebahagiaan untuk Nash. Dia tidak pernah sekali pun, mengharapkan sesuatu yang buruk untuk bisa menimpa Nash. Tidak akan mungkin.

Tapi jika ditanya apakah dia memandang Nash sebagai lawan jenis atau tidak? Maka jawabannya adalah tidak.

Dia tidak pernah memikirkan perasaan seperti itu saat memandang sahabatnya tersebut. Sebab, hubungan yang lebih tipis dari sehelai rambut yang mereka sebut sebagai 'Pacaran' merupakan hal tabu baginya.

Tapi tentu saja, terkadang Yara juga memikirkan rasanya jatuh cinta. Dia juga mengharapkan orang yang bisa menerimanya apa adanya. Dan sebaliknya.

Lagipula, Yara juga remaja biasa, yang penasaran dengan kata romansa dan pacaran. Meskipun rasanya tetap mustahil untuk bisa memasukkan Nash ke dalam daftar tersebut. Dan sepertinya tidak akan pernah Yara lakukan.

Karena Yara masih sadar diri bahwa mahluk cacat sepertinya, tidak layak bersanding dengan sosok sempurna seperti Nash. Begitulah pikirnya.

Sesekali Yara memikirkan kemungkinan untuk membuka akses hubungan dengan pria, tapi membayangkannya saja sudah membuat Yara terkena serangan panik.

Oleh karenanya, Yara memutuskan untuk tidak akan pernah berpikir lagi mengenai cinta terhadap lawan jenis maupun pacaran.

Setidaknya itulah yang dia percayai, sampai Yara bertemu dengan Valderreno. Laki-laki ceria yang selalu mengganggu dirinya dengan celoteh-celoteh menyebalkan.

"Kamu tidak mau jalan-jalan, Ra?" Reno kembali berbicara. Walau jawaban yang ia terima hanya sebuah gelengan samar. Tapi Reno tak pernah putus asa untuk terus mencoba mendekati Yara.

Pemuda itu sudah diabaikan oleh Yara selama satu semester ini, namun Reno tetap pantang menyerah. Dia selalu berkeliling di dekat Yara dan mengganggu gadis itu setiap waktu.

Mulai dari berbicara sendiri, menulis pesan-pesan singkat di kertas dan melemparkannya pada Yara. Hingga terkadang, dia sering membuat gadis itu terkejut karena tindakannya yang tidak bisa ditebak.

Yara sering berpikir. Sebenarnya apa yang Reno inginkan darinya? Wajah? Tubuh? Atau apa?

Itulah pertanyaan yang selalu berkecamuk di dalam pikiran Yara, setiap kali Reno datang mendekat. Gadis itu tak mampu berpikir positif jika sudah menyangkut perihal mahluk bernama laki-laki. Yara benar-benar dibuat frustasi oleh keberadaan Reno.

"Yara, Yara. Cara memilih kertas yang bagus itu bagaimana, sih?"

Seperti saat ini, Reno terus saja bertanya ini itu kepadanya. Sebenarnya hal ini sangat wajar. Tapi masalahnya, Reno hanya bertanya kepada Yara saja.

Sin(k)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang