A Truth.

147 29 21
                                    

Pesta itu berjalan seperti seharusnya, tidak ada yang mencurigakan sebelum Kim Hanbin bersama Istrinya Lisa juga putra semata wayangnya berderap memasuki Ballroom Hotel tempat pesta Diadakan

Jung Jaehyun meringis kala lengannya di cubit keras oleh Doyoung, rupa rupanya Istrinya itu marah. Sebab Doyoung sudah meminta agar Jaehyun tak mengundang keluarga itu

Doyoung masih benci mungkin mendengar salah satu putranya di perlakukan jahat dan tidak adil oleh Bocah ingusan yang so Dingin di tengah tengah Hanbin dan Lisa.

"Senang mendengar kelulusan putra pertamamu tuan Jung." Hanbin berbasa basi, menyalami Jaehyun dengan si pemilik Acara Tersenyum tipis —paksa—

Sementara Jung Doyoung berdiri siaga di samping suaminya, melirik kesal pada Haruto. Anak itu tanpa tahu malu melengos pergi, tanpa menyapa atau sekedar Tersenyum. Sial pantas jadi Pembully

"Ya terimakasih itu juga aku dengar dari beberapa tamu disini." Doyoung yang menjawab, jelas ada nada jengkel dalam suaranya

Jaehyun menoleh, tersenyum lembut seraya mengusap lengan istrinya "Sayang."

"Ayah ada yang mencari tadi." Suara Yoshi mengalihkan perhatian para orang tua itu

Anak laki laki dengan pakaian Serba hitam itu berdiri di samping Doyoung dengan tatapan polos, kemudian membungkuk sopan pada Hanbin dan Lisa

"Siapa?" Jaehyun bertanya, sementara Yoshi menggeleng "Tidak tahu tapi orang itu menunggu di kamar VIP katanya Rekan kerja ayah."

Jaehyun mengangguk mengerti, berterimakasih pada putranya namun sebelum Yoshi benar benar pergi Lisa menahan tangannya

Wanita setengah baya itu memicing "Cincin itu kau dapat darimana?" Tanyanya pelan, Hanbin tertarik. Ikut mengamati

Yoshi sedikit bergeser menjauh, merangkul Doyoung di sampingnya "I—ini..."

"Itu Cincin peninggalan Ibuku sengaja ku berikan pada Yoshi supaya bisa ia berikan pada Kekasihnya iya kan sayang?"

Untungnya Yoshi mengangguk, anak itu sedikit gemetar mendapat tatapan asing dari Hanbin dan delikan mata tak percaya dari Lisa

"Maaf aku permisi."

Secepat kilat Yoshi pamit undur diri, entah juga kenapa dia merasa harus menjauhi Hanbin dan Lisa walau jauh di sudut ruang hatinya ada sesuatu kerinduan yang aneh

Gejolak memusingkan yang ia rasakan kala bersama Doyoung, terasa nyaman tapi juga menyakitkan. Apalagi ketika melihat Sinar mata Lisa, Yoshi bingung ada apa sebenarnya?

"Tuan Jung maaf Sepertinya sehabis ini kita harus bicara."

Yoshi bernafas lega setelahnya, sekarang kepalanya tambah bingung saat tak menemukan Hyunsuk di kursi di mana ia meninggalkannya

Lelaki itu berputar sejenak, mencari cari pemuda dengan jaket kulit hitam mencolok dan tas tangan Hitamnya

"Kak lihat Hyunsuk tidak?"

Mark yang sibuk mengobrol dengan Jinhwan dan Taeil juga Chanyeol berpikir sejenak, menjentikkan jari kemudian "Tadi aku lihat dia pergi bersama seseorang ke Taman belakang coba lihat saja."

Yoshi bergegas. Tidak menghiraukan pertanyaan Mark maupun Jinhwan, dia mengendap berdiri di ambang pintu kala mendengar ledakan tawa Hyunsuk dari sana

Disitu di atas Rumput basah, di bawah taburan bintang. Hyunsuk bersama Haruto, tertawa lepas dengan sesekali Haruto mengelus kepalanya

"Terimakasih ya Haruto selalu menemani Hyunsuk seperti ini."

Dari Kuping, wajah, sampai hati Yoshi panas mendengar nada bicara Hyunsuk yang kelewat senang dia mengepalkan tangannya erat. Enggan menghampiri atau beranjak masuk

IridescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang