Bullying.

145 32 11
                                    

Semenjak malam itu kehidupan sekolah Yoshi menjadi sedikit tidak tenang, mungkin jika bukan karena Jeno dan Jaemin yang senantiasa menemani dia pergi Haruto dan teman temannya akan semakin berulah

Tapi sayangnya hari ini Jeno tidak sekolah karena Demam, dampak mencari dia yang tak kunjung pulang sampai pukul sebelas malam. Itu membuat Bunda marah padanya, bukan marah yang bagaimana katanya Bunda Khawatir bahkan sampai hampir menangis

Yoshi merasa bersalah sekali, seharusnya dia menerima tawaran Jeno untuk menunggunya hari itu

Dan Jaemin yang absen karena harus latihan untuk Turnamen Basket mendatang, alhasil Yoshi sendirian

Di tengah banyaknya siswa berbincang dan berlalu lalang dengan teman mereka. Tak apa Yoshi sudah biasa

"Malaikat penjaganya sedang sakit ya? Kasihan, terima saja kalau takdirmu itu memang hanya anak Buangan yang tidak berguna."

Hanya lima menit, lima menit Yoshi menikmati makanannya yang hangat dan menggoda Sendirian. Sampai Haruto datang dengan kawanannya, menggebrak meja kemudian duduk mengitari dirinya

Yoshi diam, enggan berkomentar. Berusaha Fokus pada makanannya

"Dia ini tuli atau bagaimana? Diam saja seperti orang cacat." Hueingkai mendecih, merebut mangkuk makanan Yoshi kemudian melemparkannya sembarangan

Sedangkan Haruto dan Taehyun hanya diam, ralat Taehyun tertawa kecil memainkan kakinya diatas kaki Yoshi.

"Bukannya dia memang cacat? Di kan Parasit keluarga Jung!" Haruto menyela, Yoshi meremat kencang sendok yang dia pegang. Urat leher dan keningnya terlihat, emosinya terlanjur terpancing

"Kenapa kalian menggangguku?"

Haruto, Hueingkai dan Taehyun tertawa keras. Menumpu dagu menatap Yoshi yang menunduk dengan wajah keruh

"Emmm mungkin karena kau Sampah?" Lantas Haruto tertawa lagi, dia menantang Yoshi yang tiba tiba berdiri. Buku jarinya memutih belum lagi mata yang berkilat marah

Hueingkai tertawa, menunjuk nunjuk Yoshi sembari berujar "Wow Wow Wow dia marah, dia ingin melawan kita."

Yoshi memejamkan mata erat, emosinya sedikit reda ketika mengingat senyum teduh Sang Bunda

Remaja itu ingin berbalik pergi dan menjauhi mereka, namun kerah bajunya di tarik selaras gelas minuman dingin tumpah luruh keatas kepalanya

"Aku tidak menyuruhmu pergi!" Haruto menggertak, menarik dasi Yoshi sampai membuatnya sedikit tercekik

Mata tajam Haruto memicing, menatap Cincin yang tidak begitu asing di pakai menjadi kalung yang Yoshi kenakan.

Dia menarik cepat, sampai rantai kalung yang Yoshi pakai terlepas seketika "Cincin siapa nih?"

Yoshi mengerling cepat, hendak merebut Cincin itu namun Haruto menjauh "Kembalikan!"

Haruto makin menjauh, raut tidak suka tergambar jelas di wajahnya, dia menendang perut Yoshi kencang "Katakan ini milik siapa?!"

"Itu peninggalan Ibuku puas?!" Yoshi memekik, wajahnya memerah marah merebut cepat Cincin itu kemudian pergi tanpa melihat Ekspresi terkejut Haruto

"Tidak mungkin, pasti hanya kebetulan saja Cincin dari Ibu Anak itu sama dengan Cincin milik Ayah."

_________________

Pulang sekolah Yoshi sudah di suguhkan pemandangan Bunda yang sibuk memasak dengan Hyunsuk, kepalanya penuh ketika mendapat serangan mendadak berupa pelukan Super ketat dari Remaja kelebihan Energi itu

Yoshi menatap Doyoung memelas, berharap di bantu melepaskan Hyunsuk yang menempel seperti Gurita penggoda.

"Gimana Yoshi sudah butuh pacar? Masalahnya Hyunsuk sangat butuh, soalnya kalau Hyunsuk ke panti Hyunsuk merasa jadi Banteng tiap kali Kak Jinhwan dan Kak Taeil berduaan di taman."

Yoshi mengacak rambutnya Frustasi "Kamu kenapa bisa disini? Bunda! Kenapa dia bisa disini?"

Bundanya tertawa kecil, menggaet tangan Yoshi dan Hyunsuk di sisi kiri dan kanan tubuhnya "Tadi kan Bunda sedang belanja nah Hyunsuk membantu Bunda yang kerepotan jadi sekalian saja Bunda ajak makan malam bersama."

"Aturannya Bunda antar dia pulang bukan ajak ke rumah kita."

Bibir Hyunsuk menekuk, matanya berkaca kaca mendengar ucapan Yoshi yang kelewat santai. Dia menatap Doyoung penuh luka "Yoshi benci Hyunsuk ya?"

Kim Doyoung menggigit bibir gemas, menangkup wajah Hyunsuk hingga kedua bibirnya maju seperti Ikan "Duhh lihat menantu Bunda nangis karena kamu, kasian nanti Bunda nggak beliin Permen untuk Yoshi ya?"

Damn! Yoshi pikir Bundanya mendapat teman se Frekuensi, kalau dekat dekat Hyunsuk Bundanya itu bisa tiba tiba berubah menjadi Makhluk paling lemah lembut se alam Ghaib.

"Dahlah Yoshi mandi dulu."

Remaja itu bergegas naik, tidak ingin matanya di kotori Drama Picisan Hyunsuk dan Sang Bunda. Yang sumpah demi apapun hampir membuat Yoshi muntah Emas

Netra sekelam malamnya melirik pada pintu kamar Jeno yang sedikit terbuka, dia melangkah. Duduk di pinggiran kasur menatap Jeno yang memunggunginya

"Maaf gara gara mencariku kau jadi begini," Ujarnya sesal sedikit terhentak kala Jeno berbalik dengan mata Sipit yang semakin Menyipit

"Diem ah, bukan salah kamu kok mungkin memang tubuhku cuma lagi Drop aja."

Yoshi mengangguk saja, membantu ketika kakak beda satu bulannya beranjak duduk juga membantunya meminum Air di atas nakas.

"Terimakasih."

Jeno mengulas senyum, kedua matanya menyipit Seperti bulan sabit dia kemudian menghela nafas

"Kenapa nggak di lawan?"

"Huh?"

Jeno menunjukan Layar ponsel yang menyala, sebuah Video dengan Yoshi, Haruto dan teman temannya yang menjadi tokoh utama "Bukannya kita semua di ajarkan Bela diri oleh Ayah? Jangan hanya diam! Lawan mereka."

"Bunda tidak akan suka Jeno! Lagipula aku malas menambah masalah."

Saudaranya berdecak kesal, urat wajahnya terlihat tanda bahwa ia benar benar marah "Kalau begitu biarkan aku yang balas!"

Lagi lagi Yoshi menggeleng, menepuk punggung tangan Jeno beberapa kali "Jangan ya? Biarkan saja."

"Tapi kalau kau sudah tidak kuat katakan padaku!"

Yoshi tersenyum, mengangguk cepat kemudian "Tentu."

"YOSHI KOK TIDAK ADA DI KAMAR?!"

Ohh Yoshi lupa, dia harus bisa menghindari Hyunsuk lihat saja Remaja itu berteriak seperti Tarzan dari depan kamarnya sembari memasang wajah Polos

"Pacarmu menyeramkan."

Yoshi mendengus, kesal "Pacar Ndasmu!"

Bagi Jeno menggoda Yoshi memang paling menyenangkan selain menggoda Jaemin.



































To Be Continue.....

Tahun baruan ini nampaknya aku hanya Berkencan dengan Bantal guling.

IridescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang