3. Unexpected

3K 302 18
                                        

Kita tidak pernah sadar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kita tidak pernah sadar. Ada banyak rencana Tuhandi balik sebuah pertemuan.

Piony menyisir rambutnya dengan gerakan lamban. Ia tidak bersemangat untuk sekolah hari ini. Bukan karena malas, tapi karena cewek itu kurang istirahat. Seharusnya ia bisa lebih cepat menyusup ke alam mimpi setelah berjuang keras mengurus kepindahannya kemarin malam. Tapi nyatanya tidak.

Kantung mata Piony menghitam. Perempuan itu tidak bisa tidur semalaman akibat ulah tetangga di sebelahnya. Sepanjang malam Piony mendengar suara tangisan perempuan dari apartemen sebelah. Tidak perlu takut! Ini sungguh suara tangisan manusia. Bukan tangisan makhluk ghaib! Piony bisa membedakan itu.

"Ish, baru hari pertama aja udah begini. Gimana hari-hari selanjutnya?!"

Piony tidak berhenti menggerutu. Bahkan ia terus-terusan mengucapkan sumpah serapah untuk tetangganya itu.

Suara dering ponsel menghentikan gerutuan Piony. Dengan sekali gerakan, Piony menyambar ponselnya yang ia letakkan di atas meja rias. Ada panggilan dari Reynald.

Piony tersenyum menyeringai. "Udah kangen rupanya abangku ini."

"Hallo?" sapa Piony setelah menggeser icon dial up berwarna hijau.

"Udah bangun?" tanya Reynald dari ujung panggilan itu.

"Udah, lah. Kalau belum mah Pio masih tidur. Nggak bisa jawab telepon Abang."

"Sekolah kamu jangan lupa! Kalau bolos abang bawa kamu ke jurang," ancam Reynald yang justru membuat Piony malah terkekeh.

Piony mengapitkan ponselnya di antara bahu dan telinganya. Sedangkan kedua tangannya sibuk memakai kaus kaki.

"Abang tau nggak, sih? Kayaknya Pio punya tetangga orang aneh deh, Bang. Masa kemarin ada suara cowok ngamuk-ngamuk. Terus pas lewat tengah malam ada cewek nangis di sebelah. Pio tuh rasanya jadi pengin ngamuk sama nangis tahu nggak," kata Piony.

"Paling masalah rumah tangga, Dek. Kamu jangan ikut campur, ya! Nanti dituduh pelakor lagi."

"Oke, oke."

"Abang otw ke kamar mandi dulu, ya. Kamu semangat sekolahnya ya Piony! Jangan ketemu sama tetangga aneh kamu itu kalau kamu nggak kepengin kenapa-napa!"

"Oke, oke." Jawaban yang sama, yang hanya ingin Piony katakan.

Sedetik kemudian panggilan diputuskan oleh Reynald. Piony kemudian bangkit dari duduknya dan memasukkan ponsel pintarnya ke dalam tas. Piony menyambar susu kotak di atas meja, lalu menghabiskannya dan kemudian membuang bungkusnya ke tempat sampah.

NEIGHBORHOOD [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang