11. Eksentrik

1.9K 221 7
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

“Rama nggak masuk?” tanya Piony pada Gea, Caca, dan Reta saat mendengar pembicaraan mereka tentang absennya Rama hari ini.

“Iya dia nggak masuk—eh, tunggu, deh! Kok tumben, sih, lo nanyain si Rama? Jangan-jangan lo udah berubah kayak kita-kita ya?” ucap Gea.

“Iya, Pi. Lo bukannya bodo amat, ya, sama Rama?” Reta ikut bertanya.

“Jangan-jangan dia nggak masuk gara-gara lo, ya?” tebak Caca membuat Piony menelan air liurnya dengan susah payah.

Iya, pasti gara-gara gue, batin Piony.

Kemarin, sepulang dari bangunan itu. Rama dan Piony sampai di apartemen pukul delapan malam.

Rama tertidur di motor dengan tangan melingkar di perut Piony. Tak usah ditanya! Sudah pasti jantung Piony ingin copot seketika. Cewek itu bahkan beberapa kali menarik rem mendadak saking tidak konsentrasi saat mengendarai motor. Untung saja Tuhan masih melindunginya.

Setelah itu, Piony meminta bantuan Jaka dan Pak Yudi untuk membopong Rama sampai depan apartemennya. Jaka dan Pak Yudi juga sudah tahu, kalau Piony merahasiakan soal identitasnya sebagai tetangga Rama.

Piony sempat ditanyai macam-macam oleh pak Yudi dan Jaka. Kenapa si Rama babak belur? Kenapa si Rama pingsan? Piony, kok, bisa bareng sama Rama? Kok Piony bisa bawa motor? Dan masih banyak lagi yang bikin kepala Piony makin pusing.

“Gue cuma nanya doang, kok. Nggak ada maksud apa-apa,” balas Piony mengalihkan tatapannya ke luar kelas.

Gea yang seperti biasa, duduk di kursi dekat pintu kelas, kini melipat kedua tangannya di dada sambil menatap Piony dengan mata menyipit.

“Lo naksir, ya, sama dia?” ucap Gea asal menebak

“HAAA?” Piony berseru sangat keras. Bahkan beberapa murid yang melewati kelas Piony sampai melirik dan menatap Piony yang sedang berdiri di depan kelas dengan tatapan bingung.

NEIGHBORHOOD [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang