Chapter 7: Pemakaman

419 59 1
                                    

Chapter sebelumnya:

Malam pun tiba, Kuil Baixue memiliki kebiasaan untuk makan bersama. Oleh karena itu, ruang makan di sana sangat luas. Semua murid dan guru bisa masuk tanpa saling dempet-dempetan.

Suasana di ruang makan sangatlah ceria. Namun, keceriaan itu sirna saat seorang murid berlari dan berteriak.

"Semua! Guru Hwang meninggal dalam kamarnya!" Teriaknya dengan nada panik.

*****

3 Jam sebelum makan malam

Xue Yang berdiri di sudut gelap, ia memperhatikan mangsanya dengan seksama.

Xue Yang mengeluarkan pisau kecil yang ia beri nama Xiao XingChen.

Xue Yang tersenyum miring, ia melangkah seperti angin. Suasana sepi tidak membuat Hwang Tao mendengar langkah kaki Xue Yang.

Meskipun pun Hwang Tao tidak mendengar langkah kaki Xue Yang, ia masih bisa merasakan hawa yang mengancam jiwanya dari arah belakang.

Hwang Tao cepat-cepat mengambil pedang dan menyerang pengancam nyawanya. Namun, dia kalah cepat. Sebelum berbalik, Xue Yang sudah terlebih dahulu menyentuh tubuhnya.

Xue Yang tersenyum miring, "Seorang bajiangan tetaplah akan menjadi bajingan. Sudah dua belas tahun masih saja tidak berubah!"

Xue Yang menusuk Hwang Tao dari belakang dan langsung mencabutnya. Tubuh Hwang Tao seketika ambruk berlutut dengan tangan sebagai tumpuan.

Xue Yang tersenyum miring khasnya, "Bagaimana rasanya? Campuran dari besi dan racun yang ku buat? Berterima kasihlah pada Xiao XingChen karena telah memberimu pengalaman itu."

"Sia-pa? Kenapa meny-erang or-ang sec-ara tiba - tiba." ucap Hwang Tao sedikit terbata-bata.

"Hahahhahah pria tua bajingan sepertimu tidak perlu tau siapa aku, yang jelas aku di sini sebagai malaikat mautmu."

Mata Xue Yang menggelap, ia menendang kepala Hwang Tao keras.

Tubuh Hwang Tao jatuh telentang, ia meringis berkali-kali karena luka di punggungnya menyentuh tanah. Namun, entah kenapa kesadarannya masih utuh 80 persen. Sebegitu banyaknya darah yang keluar tidak membuat ia mati. Tapi rasa sakit yang ia rasakan menjadib dua kali lipat.

Xue Yang menyimpan Xiao XingChen di kantungnya, ia mengeluarkan sebuah pisau tumpul yang ia beri nama Song ZiChen.

Xue Yang berjongkok di samping tubuh Hwang Tao, ia menyumpal mulut Hwang Tao dengan sebuah kain. Kemudian ia menusuk tubuh Hwang Tao berkali-kali dengan Song ZiChen.

Pekikan kesakitan yang teredam memenuhi ruangan itu, orang-orang yang mendengarnya pun akan meringis. Namun, kecuali Xue Yang. Pria itu menganggap pekikan Hwang Tao saat ini adalah melodi yang sangat indah, dia tidak akan melupakan melodi ini dengan mudah.

Puas menusuk-nusuk tubuh Hwang Tao, tanpa belas kasihan Xue Yang memenggal kepala pria Hwang itu.

Setelah kepala dan tubuh Hwang Tao berpisah, kepala Hwang Tao masih bisa mengedipkan mata. Beberapa menit kemudian Hwang Tao dinyatakan meninggal.

Tubuh tua itu tidak bergerak lagi, Xue Yang memutar bola matanya malas.
Kakinya melangkah ringan menuju tirai bambu, ia mengeluarkan sebuah jimat teleportasi.

Jimat itu terbakar di tangan Xue Yang dengan cepat. Setelah api menghilang sepenuhnya, Xue Yang menghilang dibalik tirai putih berdarah.

***

lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang