Chapter 10: Kembali Bertemu

436 66 0
                                    

Chapter sebelumnya

Setelah berpikir sejenak, Xiao XingChen menggendong sosok itu di punggungnya dengan lembut. A-Qing melihat sosok kotor dan berlumuran darah itu berada di punggung Xiao XingChen sehingga lelaki itu tidak bisa menggendongnya ke kota lagi. Dia pun mencebikkan bibir dan mengetuk-ngetuk tanah dengan tongkatnya sambil bergumam penuh keluhan. Namun dia tahu kalau Xiao XingChen pasti akan menolong orang itu, jadi percuma saja mengeluh. Mereka kembali ke jalan setapak dan melanjutkan perjalanan.

"Gadis kecil, apa kamu bisa berjalan sendiri?"

"Aku bisa Gege!"
*****


Xiao XingChen singgah di Kota terdekat, kota itu bernama Yi. Begitu memasuki kota, kabut entah kenapa menebal, di kedua sisi jalanan ada cahaya, bahkan percakapan manusia terdengar dari pintu-pintu dan jendela-jendela di barisan perumahan. Tempat ini memang tidak jelas, tapi masih ada tanda-tanda kehidupan di sini.

Membawa seseorang yang berdarah-darah, Xiao XingChen yakin dia tidak akan diterima di kedai-kedai. Oleh karena itu, Xiao XingChen bertanya pada seorang penjaga, ia menayakan tempat kosong, kalau-kalau ada rumah peti mati.

"Ada di sebelah sana, penjaganya meninggal bulan lalu jadi sekarang tempat itu kosong." Melihat Xiao XingChen yang buta, penjaga itu memutuskan untuk mengantarnya.

Xiao XingChen membawa sosok terluka itu ke kamar di sebelah kanan. Kamarnya tidak besar tapi juga tidak kecil. Semua keperluan tersedia di sana, termasuk ranjang rendah yang menempel di dinding. Dia membaringkan sosok itu dengan hati-hati, lalu mengambil pil dari dalam kantung qiankun dan menyurukkannya ke mulut terkatup lelaki itu.

A-Qing meraba-raba sekitar kamar cukup lama sebelum bersorak gembira, "Ada banyak barang di sini! Ada wadah!"

"Apa ada kompor?"

"Ada!"

"A-Qing, bagaimana kalau kau merebuskan air sedikit? Berhati-hatilah dan jangan sampai terluka."

A-Qing merengut lagi dan mulai bekerja. Xiao XingChen menyentuh dahi orang itu, lalu mengambil sebutir pil lagi dan memasukkan ke dalam mulutnya.

"A-Qing cepatlah"

"Aku datang"

Xiao XingChen perlahan menyeka darah di wajah orang itu. A-Qing meliriknya penasaran dan menghela napas kesal.
Sekarang, wajah orang itu sudah bersih, jadi A-Qing bisa melihat kalau raut muka orang itu cukup rupawan.

Jari milik orang itu bergerak, lambat laun mata miliknya terbuka secara perlahan. Manik merah itu terbelak kaget lalu menepis tangan lembut Xiao XingChen yang sedang membalut luka diwajah-nya.

"Jangan bergerak!" Ucap Xiao XingChen saat dirasa orang yang ia tolong bergerak menjauh dari jangkauannya.

"Kau!" Ucap orang itu, suaranya serak hingga menutupi suara aslinya.

"Sudah kebilang jangan bergerak, nanti lukamu akan terbuka kembali." Xiao XingChen mendekatkan diri pada orang yang terluka itu.

"Tenanglah, aku tidak akan menyakitimu." Xiao XingChen melembutkan suaranya

"Siapa kau?" Ucap si pria

A-Qing menyela, "Kamu memiliki mata, dapat kamu lihat dia seorang kultivator pengembara. Dia mengalami banyak hal untuk membawamu kesini, dan untuk menyelamatkanmu ia memberimu pil eksilir, namun kamu sangat jahat." jelas A-Qing

Xue Yang langsung menoleh ke arah A-Qing, berujar dingin, "Kamu buta?" kata Si pria pada A-Qing

Bocah berandalan itu memang licik dan penuh waspada. Meskipun mata A-Qing sepenuhnya putih, Xue Yang masih tidak mau mengendurkan kewaspadaannya. Dia tidak melewatkan kecurigaan sedikit pun, bahkan langsung menangkap kecepelosan A-Qing. Xue Yang baru berujar empat kata. Hanya dengan empat kata itu, mustahil mengetahui apakah dia kejam atau tidak, kecuali A-Qing memang melihat ekspresinya.

Untung saja A-Qing sudah terbiasa berbohong. Dia pun langsung menjawab, "Kau mendiskriminasi orang buta? Asal tahu saja, orang buta ini sudah menyelamatkanmu. Kalau tidak, sudah pasti tidak akan ada yang peduli kalau kau membusuk di pinggir jalan! Kata pertama yang kau katakan bahkan bukan berterima kasih ke Daozhang. Dasar tidak sopan! Dan kau memanggilku buta dengan suara seperti itu? Hmph ... Memangnya kenapa kalau aku buta ..." Gadis itu berhasil mengalihkan topik pembicaraan. Begitu A-Qing mengoceh tanpa henti dengan kesal dan keras kepala, Xiao XingChen segera beralih menghiburnya.

Xue Yang memutar bola mata. Xiao XingChen berpaling padanya lagi, "Jangan duduk bersandar pada dinding. Aku masih belum membalut kakimu dengan perban. Kemarilah."

Xue Yang masih sibuk berpikir dengan ekspresi acuh tak acuh. Xiao XingChen menambahkan, "Kalau tidak cepat dirawat, kau akan pincang permanen."

Xue Yang segera merubah ekspresi wajah, ia menatap lembut pria cantik didepannya.

"Kalau begitu, aku berterima kasih pads Daozhang." Ucap Xue Yang penuh rasa syukur.

Xiao XingChen tersenyum tipis, Xue Yang tertegun melihat senyum pria di depannya. Hati pria berandal itu menghangat, Xue Yang sudah cukup lama mencari Xiao XingChen. Namun karena LianfangJun, dia harus menundanya. Tapi tak disangka-sangka dia bertemu Xiao XingChen secara tidak sengaja. Ia sangat merindukan malaikat penolongnya dan rasanya Xue Yang  ingin memeluk si pria cantik ini.

Tanpa sengaja Xiao XingChen menyenggol tangan kiri Xue Yang, sehingga Xue Yang terkejut dan menjauhkannya dari Xiao XingChen.

"Apa yang terjadi? Apa aku menyakitimu?" Tanya Xiao XingChen penuh kekhawatiran

Xue Yang menatap jari kirinya lalu menggeleng kecil.

"Tidak, aku tidak sengaja menyentuh lukaku." Ucapnya berusaha untuk tenang.

Xiao XingChen menghela nafas lega, Xue Yang terus menatap kegiatan yang dilakukan Xiao XingChen dengan penuh rasa penasaran.

"Daozhang, kau tidak mau bertanya siapa aku? Dan kenapa aku terluka parah begini?"

Orang lain pasti akan berhati-hati sekali untuk menghindari topik itu agar tidak perlu mengungkapkan banyak hal yang bisa mengekspos identitas mereka. Namun Xue Yang malah sengaja berbuat sebaliknya. Xiao XingChen berbalik untuk membersihkan kotak obat dan perban, lantas menjawab lembut, "Kalau kau tidak ingin bilang, buat apa aku bertanya? Aku hanya kebetulan bertemu denganmu dan memutuskan untuk membantumu. Tidak menyusahkanku kok. Setelah lukamu sembuh, kita bisa pergi ke jalan masing-masing. Jika aku jadi kau, aku juga tidak ingin ada yang bertanya banyak hal padaku.”

"Baiklah, kamu bisa beristirahat disini." Ucap Xiao XingChen pada Xue Yang, lalu perhatiannya berpindah pada A-Qing.

"A-Qing ayo kita keluar." Xiao XingChen berdiri lalu mengelus kepala si gadis kecil.

"Daozhang lalu kita tidur dimana jika dia tidur disini?" Protes A-Qing

Pria yang ia tanya hanya tersenyum tipis penuh pengertian, "A-Qing dia sedang terluka, jadi mengalahlah untuk saat ini." Xiao XingChen berjalan terlebih dahulu menuju pintu.

"A-Qing" Xiao Xingchen memanggil didepan pintu, A-Qing merengut. Ia mengetuk-etuk lantai dengan tongkat dan berjalan menuju Xiao Xingchen.

Setelah A-Qing berada diluar, XiaoXingChen menutup pintu sambil mengucapkan.

"Istirahatlah, sembuhkan lukamu." Dengan suara lembut.

Xue Yang menatap pintu yang tertutup, jujur saja ia cemburu saat Xiao XingChen mengelus kepala gadis buta tadi. Yang Xue Yang inginkan, hanya dia yang bisa memiliki semua kasih sayang Xiao XingChen.

"Daozhang Xiao hanya punyaku, dasar si gadis buta kecil." Gumamnya sebelum menutup mata untuk mengistirahatkan diri.

*****

Bersambung
See ya🖐

lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang