Chapter 29: "Daozhang, lihat aku sudah membawa gadis nakal ini."

367 39 5
                                    

Tiba-tiba pen update dua chap hehe

Chapter sebelumnya

Sebilah pisau tajam melewati pelipis Lian Fang-Jun

Su She terkejut, ia segera menghampiri tuannya.

Xue Yang mencengkram pergelangan tangan Jin GuangYao yang memegang kantung arwah, ia mengambil kembali kantung itu lalu pergi dan membawa Xiao XingChen menuju Kota Yi.

*****

A-Qing sudah berlari selama dua hari. Dia berjalan di sebuah kota asing, memegang tongkat bambu dan berlagak buta lagi. Dia bertanya
ke siapa pun yang mendatanginya, "Permisi, apa ada sekte besar di
sekitar sini?"

"Permisi, apa ada orang yang sangat kuat di daerah sini? Orang kuat yang berkultivasi."

Sayang sekali, tidak ada yang menganggapnya serius. Mereka sering menjauh saat baru setengah kalimat yang terlontar. A-Qing sama sekali tidak pupus harapan. Dia terus bertanya tanpa kenal lelah, bahkan
meski dia malah diusir-usir.

Menyadari kalau dia tidak akan bisa
mendapat jawaban di sini, dia pun memutuskan untuk pergi melewati
jalur yang lebih kecil.

A-Qing sudah berjalan dan bertanya sepanjang hari. Dia sangat kelelahan, menyeret kaki beratnya ke arah selokan. Dia menangkup air selokan kemudian meminumnya, menghilangkan dahaga di tenggorokannya yang kering. Lewat permukaan air itu, dia melihat jepit
kayu di rambutnya, lalu meraihnya.

A-Qing memandangi jepit rambut itu. Bibirnya mengerut, ingin menangis lagi. Perutnya kelaparan. Dia mengeluarkan kantung uang putih berukuran kecil dari dalam kelepaknya. Kantung itu adalah kantung yang dia curi dari Xiao XingChen. Dia menggeledah isinya dan menemukan sekeping permen kecil, lalu menjilatnya dengan hati-hati. Setelah ujung lidahnya berasa manis, dia menyimpan permennya lagi. Itu adalah sekeping permen terakhir pemberian Xiao XingChen.

A-Qing menunduk dan menyimpan kantungnya lagi. Sepintas tiba-tiba dia melihat bayangan orang lain di permukaan air.

Di permukaan air itu terpantul bayangan Xue Yang yang sedang
tersenyum ke arahnya.

A-Qing menjerit kaget dan berusaha melarikan diri.

Xue Yang sudah berdiri di belakang A-Qing. Dengan Shuanghua di
genggamannya, dia membuka lengan seperti ingin memeluk.

Dia berujar gembira, "A-Qing, kenapa kabur? Kita sudah lama sekali tidak
bertemu. Kau tidak rindu padaku?"

A-Qing menjerit, "Tolong aku!"

Namun, tempat ini adalah jalur pegunungan yang terpencil. Tidak
ada yang akan datang menolongnya.
Xue Yang mengangkat alisnya, "Aku hanya kebetulan berpapasan denganmu saat kau sibuk bertanya di kota itu setelah urusanku selesai. Benar-benar takdir yang menakjubkan. Ngomong-ngomong, aktingmu sangat hebat. Kau sudah membohongiku sejak lama. Kerja bagus."

A-Qing tahu kalau kali ini dirinya tidak akan lolos dari kematian.
Rasa kagetnya hilang. Dia pun berpikir, apabila pada akhirnya dia tetap akan mati, jadi kenapa tidak mengumpat sepuas hatinya dulu? Dia pun memberanikan diri, meloncat dan meludah, "Dasar binatang! Keparat tak tahu diuntung! Bajingan rendahan! Orangtuamu pasti bercinta di kandang babi sampai bisa melahirkan orang brengsek semacam kau! Kau cuma kotoran yang hidup dengan makan tai!"

Dia sudah terbiasa berkeliaran di sekitar pasar dan mendengar begitu banyak macam makian dan percekcokan. Dia meludahkan setiap kata-kata tidak senonoh yang muncul di benaknya. Xue Yang hanya
menyeringai dan mendengarkan, "Kau lumayan bagus juga. Kenapa aku tidak pernah mendengarmu bertingkah seperti itu di depan Xiao
XingChen? Ada lagi tidak?"

lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang