Chapter 28: Menghidupkan kembali

287 41 5
                                    

Chapter sebelumnya:
Xue Yang terpaku melihat aliran darah di kaki Xiao XingChen, pria itu menghela nafas berat.

Tanpa kata, Xue Yang memangku Xiao XingChen dan mengelus perut rata mayat itu sambil berkata. "Maaf." Berulang kali secara lirih.

*****

Xue Yang memeriksa napas Xiao XingChen dan meraba nadinya, seolah mengira bahwa Xiao XingChen masih belum cukup mati, masih belum cukup kaku. Dia beranjak membawa Xiao XingChen dalam gendongan ala pengantin dan melangkah ke kamar tidur. Ia meletakan Xiao XingChen dengan lembut di atas kasur lalu membawa sewadah air dengan handuk bersih, dia menyeka semua darah dari wajah dan tubuh Xiao XingChen. Bahkan dia mengganti perbannya dengan yang baru, berhati-hati sekali membalutnya ke kepala orang itu.

Xue Yang mengganti pakaian pengantin itu dengan jubah putih yang biasa Xiao XingChen gunakan, "Sayang sekali aku harus mengganti pakaian ini."

Kemudian dia melukis pola di tanah, mempersiapkan bahan-bahan
yang diperlukan, menempatkan Xiao XingChen di tengah-tengah pola itu dan di kelilingi oleh kertas jimat bertulisan rumit. Dia baru teringat untuk merawat luka di perutnya setelah melakukan banyak hal.

Barangkali karena mengira mereka akan bertemu kembali sebentar lagi, suasana hati Xue Yang pun semakin membaik. Dia memungut semua buah dan sayur yang tadinya berserakan di tanah untuk ditata di keranjang lagi. Tiba-tiba saja terkena dorongan menjadi rajin, dia bahkan membersihkan rumah, menyiapkan makanan dan menempatkan selapis jerami baru di peti A-Qing. Pada akhirnya, dia mengeluarkan sekeping permen yang diberikan Xiao XingChen semalam.

Begitu ingin memasukkan permen itu ke dalam mulut, Xue Yang termenung sebentar. Dia pun menahan niatnya dan menyimpan permen itu lagi. Satu tangan menopang dagu menatap Xiao XingChen lembut.

"Dia sangat cantik dalam balutan pakaian pengantin itu. Jika saja Song sialan itu tidak datang, Xiao XingChen tidak akan berakhir menjadi seperti ini!" Gumam Xue Yang, menatap Xiao XingChen tajam dan mengepal tangan di akhir kalimat. Sedetik kemudian, Xue Yang tersenyum lembut menatap Xiao XingChen. Dia menghampiri Xiao XingChen dan mengecup dahi mayat itu dengan lembut.

"Kamu akan memakai pakaian merah lagi saat terbangun, dan aku akan di samping mu saat itu tiba." Gumamnya penuh rasa cinta, Xue Yang kembali menuju tempatnya semula. Menyaksikan pembangkitan Xiao XingChen.














































Namun hal itu tidak pernah terjadi.

Langit sudah menggelap, begitu juga dengan ekspresi Xue Yang. Dia mengetuk-ngetukkan jari ke meja dengan jengkel.

Saat petang datang, dia menendang meja dan mengumpat marah. Dia beranjak berdiri, setengah berlutut di depan mayat Xiao XingChen dan mengecek semua pola dan mantra yang dia lukiskan. Berkali-kali Xue Yang mengeceknya, merasa kalau tidak ada yang janggal. Namun setelah mengerutkan kening beberapa saat, dia menghapus semua polanya dan menggambar lagi mulai dari awal.

Kali ini, Xue Yang langsung duduk di tanah, menatap Xiao XingChen dengan sabar. Dia menunggu begitu lama.

Dua jam lagi berlalu, Xue Yang akhirnya menyadari kalau situasinya sudah di luar kendali.

Dengan tangan bergetar, dia menyentuh kening Xiao XingChen, mata terpejam untuk mendeteksi jiwanya.

Sesaat kemudian mata Xue Yang membelalak. Apa yang bisa dideteksi Xue Yang barangkali hanya sedikit untaian dari jiwa yang hancur. Dan, jiwa yang sudah hancur tidak akan bisa digunakan untuk membuat mayat ganas.

lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang