Chapter 21: "Terima kasih, Xue Yang gege."

373 46 3
                                    

Chapter sebelumnya

Xiao XingChen membantu tabib tersebut untuk mengangkat barang yang diperlukan tabib tersebut selama di kota Yi ke kereta kuda tersebut.

Xiao XingChen duduk dikemudi, menjalankan kuda tersebut menuju tujuannya. Sedangkan dua orang yang lain duduk di kursi penumpang.

*****

Xue Yang menatap seorang pria yang datang bersama si gadis buta. "Hei Daozhang mana?" Tanya Xue Yang menghiraukan keberadaan tabib tersebut.

"Daozhang memiliki urusan, dia menyuruhku pulang terlebih dahulu." Ucap A-Qing seenaknya

"Kenapa tidak mencegahnya!" Xue Yang menaikan nada bicaranya sambil melotot pada A-Qing.

A-Qing mengdengus kesal, "Daozhang memiliki kehidupannya sendiri, hidupnya tidak harus selalu berputar disekitarmu." Ucap A-Qing tidak kalah keras

Saat Xue Yang akan turun dari ranjang untuk memberi pelajaran pada si gadis buta, namun dengan cepat A-Qing membalikan tubuh, berlari dan tak lupa ia berpura-pura ia menabrak pintu agar Xue Yang tidak curiga padanya.

Xue Yang mendengus kesal menatap sadis pada tempat menghilangnya si gadis buta, lalu tatapannya beralih menuju pria yang Xiao XingChen panggil untuk menyembuhkannya.

"Pak tua kamu bisa pulang, aku sudah sehat. Sana pulang! Tau jalan keluarnya, kan!" Xue Yang membaringkan kembali tubuhnya lalu berbalik membelakangi tabib tersebut.

Tabib itu menggeleng pelan, ia cukup heran kenapa seorang Daozhang yang lemah lembut itu memilih pria tidak sopan di depannya ini. Pria yang tabib itu tau bernama Xue Yang ini memang cukup tampan, tapi melihat dari sikap dan kelakuannya membuat ia menyayangkan pilihan Daozhang itu.

Tabib menghela nafas pelan, "Tapi Daozhang Xiao sudah datang jauh-jauh untuk menemui saya, untuk menyembukan anda. Apa anda mau mesia-siakan perjuangannya."

Xue Yang berpikir sejenak setelah mendengar pria tua itu berbicara tentang perjuangan Xiao XingChen untuknya, Xue Yang membalikan tubuhnya menghadap pria tua tersebut.

Xue Yang memutar bola mata malas, "Baiklah obati aku."

Tabib mendekati Xue Yang dan menyentuh dahi pria itu. Sambil menatap Xue Yang lakat, tabib berucap. "Jaga tingkah lakumu jika tidak ingin Daozhang Xiao menderita."

Xue Yang lantas menggeram marah, ia bangun dari tidurnya kemudian ia mencengkram pergelangan tangan tabib tersebut. "Tutup mulutmu, kakek tua."

Tabib seketika menunduk ketakutan, "Daozhang Xiao mengatakan keadaanmu padaku saat menjemputku, dengan pengalamanku selama bertahun-tahun, aku yakin masalah penyakit ini bukan padamu tapi pada Daozhang Xiao." Jelas tabib itu lugas, namun ada rasa takut disetiap perkataannya.

Xue Yang berkilat marah, ia mencekik tabib itu kencang. "Maksudmu, Daozhang menyebarkan penyakit! Apa kamu ingin mati!"

Tabib menggeleng takut, tenggorokannya tercekat. Dengan susah payah ia mengeluarkan suara. "Bukan, bukan seperti itu maksudnya. Perutnya, ada bayi diperutnya." Sontak Xue Yang terkejut dengan pernyataan tabib ini, ia langsung melepaskan cekikannya dan menatap tidak percaya pada tabib itu.

"Apa kamu yakin?"

Tabib itu mengambil nafas sebanyak-banyaknya kemudian menjawab, "Aku yakin."

....

Xue Yang menatap sengit tabib itu, "Pak tua kenapa belum pulang juga!" Ucap Xue Yang sarkas

"Hari sudah mau gelap, apa kamu tega membiarkan pria tua ini pergi seorang diri melewati hutan?" Tabib berucap dengan nada sendu sambil menatap Xue Yang dengan tatapan seperti anak kucing- bagi tabib itu. Sedangkan Xue Yang sendiri semakin geram melihat tatapan pria tua dihadapannya ini, ingin rasanya pria berjari sembilan itu mencolok mata yang terlihat menjijikan itu.

Xue Yang heran, kemana pria tua yang menatap takut padanya. Yang di depannya ini adalah pria tua menjengkelkan.

"Yakk sopanlah pada yang lebih tua!" Ucap A-Qing sambil memakan tanghulu.

"Bocah buta simpan kembali tanghulu itu, bukankah tadi kamu bilang Daozhang yang menginginkan itu." Xue Yang merebut kembali tanghulu yang sudah habis setengah. "Dan lagi.. tadi kamu bilang apa? harus bersikap baik pada orang yang lebih tua, sadari dahulu sikapmu pada yang lebih tua bagaimana. Terlebih sikapmu padaku!" Lanjut Xue Yang

A-Qing melipat tangan di dada sambil membuang muka, "aku akan bersikap baik pada orang yang menurutku baik, dasar menyebalkan." A-Qing berjalan menuju tabib yang sadari tadi diam dan menonton kedua orang berbeda umur yang sedang berdebat itu tanpa mau melarai. Ia hanya ingin menikmati pertengkaran keduanya yang terlihat seperti anak kecil berebut mainan.

"A-Qing... Xiao Tang." Panggil Xiao XingChen dari dekat gerbang.

Kedua orang yang dipanggil langsung berlari keasal suara, keduanya memeluk Xiao XingChen dengan erat melupakan pertengkaran yang baru saja terjadi.

"Sudah, ayo kita makan. Maaf jika membuat kalian cemas." Xiao XingChen tersenyum bahagia, ia mengelus kedua kepala yang bersandar manja pada tubuhnya dengan lembut.

"Kalian terlihat seperti keluarga bahagia." Celetuk tabib itu dengan senyum tersenggung di bibir gelapnya sambil menatap ketiganya.

Xiao XingChen baru saja sadar jika ada orang lain selain mereka bertiga, "Maaf aku tidak menyadari kehadiranmu." Xiao XingChen melepaskan pelukan dengan lembut, kemudian dia memberikan salam penghormatan pada tabib itu. "Bagaimana dengan pemeriksaannya, apakah semua baik-baik saja."

Tabib menggerakan telapak tangannya keatas dan kebawah, "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, dia hanya kelelahan."

A-Qing terbahak mendengarnya, "Kamu sangat lemah, begitu saja sudah sakit." Ejek A-Qing pada Xue Yang.

Xue Yang mendelik pada A-Qing kemudian menjitak kepalanya pelan. Tapi sepelan apapun, A-Qing akan tetap merasa kesakitan karena yang memukul adalah Xue Yang. "Akhhh Sakit!" Pekik A-Qing, gadis itu menyentuh kepalanya yang dijitak.

Xiao XingChen berbalik, "Xue Yang!" Tegurnya

"Maaf A-Qing." Ucap Xue Yang dengan nada malas. A-Qing memalingkan wajah dengan raut wajah cemberut, Xue Yang mendengus kesal dibuatnya. Pria bermanik merah itu mengeluarkan sebuah permen lelu menyerahkan kepada A-Qing. "Nih, permen!"

A-Qing tersenyum lebar saat merasakan permukaan kasar dari permen tersebut di tangannya. "Terima kasih, Xue Yang gege."

Xiao XingChen tersenyum cantik, ia mendengar semua yang dilakukan dua orang yang tinggal bersamanya.

Tabib juga ikut tersenyum melihat kelakuan keduanya, tersadar akan sesuatu, tabib menatap Xiao XingChen. "Emm apa boleh aku menginap di sini. Hari sudah hampir petang aku takut untuk pulang." Tabib mendekati Xiao XingChen dan menepuk-nepuk punggung XingChen pelan

Xiao XingChen tersenyum ramah, "Jika ingin menginap tidak apa, tapi disini hanya ada satu kamar untuk A-Qing. Namun karena Xue Yang sakit dia akan tidur di kamar, apakah tidur di dalam peti mati tidak masalah?"

Tabib tersenyum sumringah, "Aiyo aku tidak masalah tidur dimana pun, asal aku bisa menginap disini."

Xiao XingChen tersenyum tersenyum tipis, "Tabib tunggulah disini, aku akan menyiapkan makanan untuk kita semua. A-Qing tolong siapkan tempat tidur untuk tabib ini"

"Baiklah Daozhang!" A-Qing segera menyiapkan tempat tidur dengan dibantu oleh tabib.

"Daozhang aku akan membantumu!" Ucap Xue Yang menyusul Xiao XingChen

"Tidak usah. Kamu tidur saja! Bukankah kamu sedang sakit?" Ucap Xiao XingChen sambil berjalan menuju dapur diikuti oleh Xue Yang

"Tapi aku sudah lebih baik dan aku ingin membantumu." Xue Yang merengek- rengek layaknya anak kecil, ia memeluk lengan XingChen dengan manja mencoba merayu-nya dengan segala tingkah yang imut.

Xiao XingChen menggeleng tegas, ia menarik Xue Yang menuju kamar. "Kamu harus istirahat!" Ucap Xiao XingChen tegas.

Xue Yang menunduk lesu, "Baiklah Daozhang Xiao." Xue Yang berucap lemah sambil memeluk pinggang Xiao XingChen.

*****
Bersambung
See u 🤗

lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang