Chapter 12: Perburuan Malam

437 68 7
                                    

Chapter sebelumnya:

'Akan kupastikan, suatu saat nanti aku akan menyentuhnya tanpa ada penghalang apapun.'

Selepas itu, mereka mulai memperbaiki atap bersama. Yang satu bekerja, sedangkan yang satunya memberi arahan. Xue Yang cukup pandai bicara dan pintar membuat candaan lucu. Leluconnya penuh dengan nada pongah yang umum di pasar-pasar. Sepertinya Xiao XingChen sangat jarang berinteraksi dengan orang-orang sejenis ini. Dia mudah sekali tertawa hanya dengan beberapa kalimat saja.
*****


Setelah sebulan di bawah penanganan hati-hati dari Xiao XingChen, luka-luka Xue Yang kebanyakan sudah sembuh. Selain dari kakinya yang masih agak pincang saat berjalan, tidak ada lagi yang tidak nyaman. Kendati demikian, Xue Yang masih tidak mengatakan ingin pergi. Dia masih lanjut hidup di rumah peti sempit itu dengan dua orang lainnya.

mereka bertiga-Xiao XingChen, A-Qing dan Xue Yang-pergi ke luar, Begitu mereka bertiga melintas, seluruh penghuni di sana melirik dan melihat ada lelaki buta, gadis buta, dan bocah lelaki yang pincang dan semuanya tertawa sambil menuding-nuding. A-Qing menghentakan kayu penopangnya dengan sedikit keras, wajahnya merengut marah. Xiao XingChen melintas dengan tenang seolah-olah tidak mendengar apapun, sedangkan Xue Yang menunduk menyembunyikan senyum sadis miliknya. Namun, manik hitam jelaga itu menangkap seleruh rupa orang yang menghinanya dan malaikat kecintaannya.

'Lihat saja nanti!' Xue Yang melirik Xiao XingChen yang terlihat tenang.
.
.
.

Malam pun tiba, angin dingin berhembus kencang diluaran sana, Xiao XingChen dan A-Qing menghangatkan diri dengan api unggun yang Xue Yang buat.

Xue Yang datang dari kamar kecil, saat datang matanya langsung menyorot prianya dan tidak pernah lepas dari Xiao XingChen yang sedang memperbaiki keranjang rusak. Manik merah itu menatap penuh kekaguman dan cinta terselip obsesi yang cukup besar. Senyumnya tidak luntur sejak ia mendudukan pantatnya dipotongan pohon yang Xue Yang jadikan kursi. Xue Yang bertopang dagu semakin menikmati pemandangan di depan mata seperti tidak ada hari esok.

Xiao XingChen selesai memperbaiki keranjangnya, ia menoleh pada A-Qing. "A-Qing ayo tidur. Aku sudah menyelesaikannya." Ucapnya

"Benarkah? Daozhang tidak bohong."

Xiao Xingchen terkekeh. "Aku tidak berbohong. Aku tidak berbohongkan?" Xiao XingChen mencari pembelaan Xue Yang.

Xue Yang sedikit tergagap, ia terkejut saat Xiao Xingchen bertanya padanya "Em Daozhang tidak mungkin berbohong."

Xiao XingChen menggendong A-Qing dan membawanya menuju kamar yang dahulunya dipakai oleh Xue Yang. Sekarang tempat itu dihuni oleh A-Qing, karena siempunya juga sudah mulai sembuh.

Xiao XingChen menidurkannya dan mengunggu sampai memastikan A-Qing tidur. Setelah menidurkan A-Qing, Xiao XingChen hendak berangkat ke perburuan malam. Suara Xue Yang tiba-tiba menyela, "Daozhang, bagaimana jika aku ikut denganmu malam ini?" Luka di tenggorokannya seharusnya juga sudah sembuh. Namun dia sengaja mengubah suara aslinya.

"Baiklah, tapi jangan jauh - jauh dariku." Xue Yang mendekatkan tubuhnya pada Xiao XingChen, ia selalu pintar dalam bertingkah manja. Saat bicara dengan yang lebih tua, Xue Yang akan terdengar seperti seorang adik. Dan karena Xiao Xingchen selalu peduli pada shidi dan shimei-nya saat masih berguru pada BaoShan SanRen, wajar saja dia menganggap Xue Yang seperti juniornya. Xue Yang juga seorang kultivator, jadi Xiao XingChen dengan senang hati mengabulkan permintaannya.

***

Keduanya sampai di desa, Xiao XingChen mengeluarkan Shuanghua dari sarungnya.

lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang