Side Story 5: Aku? Kakak iparmu.

172 20 6
                                    

Xue Yang pov

Keduanya berjalan berdampingan menuju Rumah Peti Mati. Selama perjalanan aku selalu melirik perut Xiao XingChen yang sedikit menonjol, dan tubuhnya tampak lumayan berisi.

'Apa benar di sana ada makhluk kecil' pikir ku

Aku tersenyum miring, "Daozhang, sekarang tubuhmu semakin berisi ya?"

Xiao XingChen menghentikan langkahnya, diikuti ku, "Benarkah?"

Aku mengangguk, "Iyaaa, sangat berisi." Bisik menggoda Xue Yang.

Dia tampak sangat menggairahkan dengan tubuh berisi itu.

Xiao XingChen terdiam, dia tampak merenungi ucapan ku. 

Aku menatap heran Xiao XingChen, "Daozhang.." panggilku sambil menepuk bahu Xiao XingChen. Namun, dengan lembut Xiao XingChen menepis tanganku kemudian berjalan cepat meninggalkanku seorang diri.

Aku hanya bisa tercengang dengan tingkah Xiao XingChen yang lumayan berubah beberapa hari akhir ini.

"Xiao XingChen…" Panggilku

Besok harinya, saat pagi menjelang aku terbangun dari tidurnya dengan perasaan lelah yang masih menyelimuti tubuhku setelah kemarin sedikit bertengkar dengan Xiao XingChen. Mataku melirik tempat tidur Xiao XingChen, aku berniat menghampiri kekasihku. Namun, begitu mencoba berjalan menuju Xiao XingChen, aku merasakan gelombang mual yang tak terhindarkan memenuhi perutku, hal itu membuatku meraih pinggiran Peti mati dengan gemetar. Dalam upaya untuk meredakan sensasi yang tidak menyenangkan itu, aku berusaha duduk dengan hati-hati. Namun, semakin aku berusaha memperbaiki posisi, semakin parah rasa mualnya menjadi.

Aku mencoba menenangkan diri, bernafas dalam-dalam upaya untuk mengusir perasaan tidak enak yang menggelayuti. Namun, usahaku sia-sia. Rasa mual terus memburuk, hingga akhirnya menjadi tak tertahankan. Dengan gerakan cepat, aku melompat keluar dari peti mati dan bergegas menuju kamar mandi.

Begitu aku mencapai kamar mandi, sudah terlambat. Gelombang mual yang tak terkendali memaksaku untuk menundukkan kepala dan membiarkan muntahan keluar. 

Anehnya, muntahan yang keluar hanyalah cairan putih.

Xiao XingChen menghampiri ku, "Xue Yang apa sekarang kamu lebih baik?" Ucap Xiao XingChen sambil mengelus punggung ku.

Ini aneh

Aku menyeka mulutku dengan kain, "Sudah lebih baik Daozhang, tidak se-mual tadi."

"Apa kamu yakin?" Tanya Xiao XingChen khawatir

Tiba-tiba perasaan aneh menyergapku.

"Aku sudah tidak mual, hanya saja sekarang aku merasa semakin pusing." Xue Yang hampir saja terjatuh jika tidak Xiao XingChen tahan.

Aku merasakan perasaan yang aneh, seolah-olah telah berada di tempat dan situasi yang sama sebelumnya. Semuanya terasa begitu familiar, bahkan gerakan-gerakan kecil Xiao XingChen terasa sudah pernah dilihatnya.

Terlalu kesal dengan keadaannya, aku mengetuk-etuk keningnya dengan cukup kasar. Dan rasa pusing itu semakin menjadi sampai-sampai aku merasa akan kehilangan kesadaran.

Xiao XingChen segera menarik tangan ku untuk menghentikan penyiksaan diri itu, "Jangan melakukan hal itu!"

Xiao XingChen menuntun ku untuk berbaring di atas kasur, pria cantik itu menyentuh dahi ku. Xiao XingChen menyatukan alis, dia tampak kebingungan. Kemudian Xiao XingChen mengecek nadi ku, alis Xiao XingChen semakin menyatu. 

Ini tampak seperti mimpi itu.

"Daozhang ada apa? Apa aku sakit parah?" Tanya ku dengan nada datar.

lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang