Star Lost || PacaDong x ChanMin x RaWoong

Hwanwoong : Journey to South

Sungguh, seseorang, ingatkan Hwanwoong agar tidak menyumpalkan daging rusa ke mulut hybrid-nya!

Berbalik dengan si omega yang berwajah kecut, si hybrid malah tertawa gembira di atas pohon. Senang melihat Hwanwoong kesal. Kendati mereka saling menyayangi, tentu saja pertikaian semacam ini akan terus ada.

"Kau pikir aku akan berpikir—oh, Hwanwoong, penyelamatku!" ledeknya, "Tinggi kita hampir sama~ sudahlah, sayangku."

Hwanwoong mengeryit jijik, "Ingatkan aku untuk melemparmu dengan batu ya!" ia marah-marah sendiri di bawah. Di dekatnya, tergeletak kantung dari kulit rusa yang berisi buah.

"Moon Goddess! Hwanwoong hanya ingin menolongku, dia lupa kalau tinggi kita hampir sama!"

"HWAYOUNG TURUN SEKARANG JUGA!!"

"Tidak mau~"

"HEI!"

"Uuuhhh apa kau marah?" hybrid berjenis ocicat itu semakin tertawa, lantas melompat turun dan memeluk pinggang si omega. "Kau marah? Marah ya? Jangan marah-marah nanti Moon Goddess batal menjodohkanmu."

"Enak saja!" semprot Hwanwoong, "Kau yang tidak akan punya jodoh!" ditoyornya kening hybrid itu.

Hwayoung mendengus, "Omega galak, omega pendek."

"Kau yang terlalu tinggi."

"Tinggi badan juga mencerminkan harga diri."

Hwanwoong melotot. Dalam sepersekian detik, keduanya sudah berkejaran di dalam hutan. Dengan omega yang mengamuk dan hybrid yang tertawa puas.

~Star Lost~

Krek!

Hwayoung terbangun, maniknya menatap awas sekeliling mereka.

"Hwanwoong, bangun." Bisiknya, menepuk-nepuk bahu Hwanwoong dengan cemas. "Kita harus pergi."

Hwanwoong mengerang. Kemudian bangkit dengan wajah mengantuk. Tatap hybrid-nya yang mulai cemas—pertanda buruk, untuk omega itu.

"Ada apa?"

"Kita harus pergi."

"Ini masih malam," telunjuk Hwanwoong mengarah pada bulan, "lihat?"

"Seseorang, atau sesuatu ... kita di awasi." Hwayoung mendadak panik, menarik-narik Hwanwoong, "Kita harus lari, aku tahu ada yang tid—"

"Woah, ada santapan lezat di sini."

Ekor berbintik Hwayoung menegak, berbalik untuk memandang arah suara. Seorang beta dengan ekspresi menjijikkan. "Ah, ada hybrid juga."

Baunya tak karuan, bahkan Hwayoung mengeryit jijik dan segera menutupi tubuh Hwanwoong—sadar bahwa seharusnya mereka istirahat saja di dalam gua atau tempat-tempat terbengkalai lainnya.

"Apa kalian kabur dari pack?"

Sepanjang beta itu bersuara, tak pernah ada jawaban dari keduanya. Hwanwoong tak lagi mengantuk, malah ia bersiap jika sesuatu yang buruk terjadi.

"Angkuh." Dengus si beta, secara mesum menyentuh sisi wajah Hwayoung. Buat hybrid itu semakin panik, bahkan ia spontan melompat ke belakang Hwanwoong, berlindung di balik tubuh yang hampir sama dengannya itu.

Oke oke, bukan saatnya membahas tinggi badan.

"Siapa itu? Lacur barumu?"

Hwanwoong spontan berubah wujud, biarkan Hwayoung lompat ke punggungnya. Melarikan diri sejauh mungkin.

"JANGAN LARI!!"

Kaki-kaki mereka semakin bergerak, buang seluruh energi mereka untuk melarikan diri pada malam itu. Hwayoung yang kemudian sadar mengapa beta dan kelompok kecilnya itu datang.

Hwanwoong mendekati masa heat.

Usai mengirim telepati, Hwayoung putuskan melompat turun dan memimpin jalan mereka.

"Lompat duluan sana!"

"Hybrid sinting, ini gelap, aku tidak tahu kedalamannya!"

"SUDAH LOMPAT SAJA!!"

"TANGKAP MEREKA!!"

"CEPAT LOMPAT HEH OMEGA PENDEK!!"

Kalau situasinya tidak genting begini, Hwanwoong pasti sudah niat menendang Hwayoung. Tapi sepertinya pikiran itu harus diurungkan, sebab ia mencium bau alpha dalam jumlah banyak.

Keduanya melompat, menghilang begitu saja.

~Star Lost~

"Souven itu letaknya di ujung selatan. Katanya berair jernih, ada bunga—"

"Itu dongeng?" potong Hwayoung, "Aku pernah dengar juga, tapi tidak berpikir untuk ke sana."

"Kita harus kesana," Hwanwoong percaya tempat itu ada, "disana menyenangkan!"

Si hybrid menelengkan kepala. "Serius ada? Kita mengalami banyak hal selama ini, aku tidak mau mati sia-sia."

Hwanwoong mengangguk yakin, kemudian berteriak ketika Hwayoung memukul luka di bahunya.