VIII

1.9K 216 7
                                    

Tepat seminggu setelah Jeffran membawa Tio dan Saka untuk menjenguk Nandra, sekarang ia tengah berdiri di depan gerbang rumah orang tuanya dengan Jendra yang selalu di sampingnya.

Perasaan gugup dan trauma itu muncul lagi setelah sekian lama, Jeffran takut kehadirannya tidak di sambut dengan baik oleh kedua orang tuanya sendiri.

"Kak, udah gapapa ada Jendra di sini." Ucap Jendra berusaha menenangkan yang lebih tua dengan menepuk pundak Jeffran

Jeffran mengangguk, jari telunjuknya ia buat untuk menekan bel rumah yang sudah tersedia. Dan tidak lama suara pintu yang terbuka terdengar.

"Sebentar.."

Itu suara bundanya, udah lama banget Jeffran ga denger suara itu.

Mata Jeffran mulai berkaca-kaca, jantungnya berdebar dengan sangat kencang sekarang kaya abis lari marathon 5 km, cuma ini bedanya keluar keringat dingin aja.

Saat wanita yang sudah tidak muda lagi itu melihat figur anak sulungnya, ia tidak membuat ekspresi terkejut sama sekali. Wajahnya sangat datar dan tidak ada rasa sukacita dalam hatinya saat tau anak sulungnya kembali ke rumah.

"Ngapain? Bunda jelas kan bilangnya waktu itu?"

"Bund..Jeffran kangen, kangen masakan Bunda, kangen kasih sayang bunda sama ayah, kangen bisa bercanda sama keluarga."

Tangisan Jeffran pecah, membuat wanita paruh baya dihadapannya itu mulai luluh. Semarah-marahnya seorang ibu sama anaknya, ga tega juga biarin anaknya sendiri nangis kejer kaya gini sampai bilang kangen lagi.

Wanita dengan tinggi standar itu pun memberikan pelukan selamat datang kepada putra sulungnya yang telah ia usir dari rumah selama 14 tahun lamanya.

"Bund.." Jeffran nangis sejadi-jadinya di pundak sang bunda sampai ga bisa ngomong dianya

Jendra yang melihat pemandangan itu hanya bisa tersenyum, lega aja pas bundanya menerima kedatangan putranya kembali.

"Maafin Bunda ya, Jeff."

Jeffran mengangguk kecil, "Itu bukan salah Jeffran bund. Jeffran ga ngelakuin itu.."

"Iya iya Jeff, bunda sekarang percaya sama kamu kok, anaknya bunda anak baik."

Akhirnya perasaan rindu ini terlampiaskan juga.

...

"Bund, ayah kerja kah?" Tanya Jeffran yang lagi bantu Bundanya cuci piring

"He'em, ini jam 7 nanti pulang."

Jeffran yang ketakutan beralih memeluk sang ibu dari belakang, "Bund, kalau ayah marah gimana?"

"Jendra bakal bela kakak lah." Saut Jendra yang padahal lagi asik main PS kesayangannya di ruang keluarga

"Udah kamu ga usah khawatir, masalah ini loh udah selesai dari 13 tahun lalu Jeff. Ayah kamu loh udah tau siapa siswa yang hamilin si Rosa Rosa itu."

"Lahh? Terus Ibu ngapain pindah rumah coba? Kenapa nomor sekeluarga ga bisa di hubungin?"

"Bunda, Ayah, sama Jendra non aktifin nomor lama itu pas H+1 kamu di usir dari rumah. Kalau yang masalah rumah mah ya biar sekalian pindah ke sini atu Jeff biar bisa awasin kamu." Balas sang Bunda sabar

Jeffran ber-oh ria, akhirnya sekarang dia tau alasannya. Ternyata keluarga tidak melepaskannya begitu saja ketika ia masih seorang pelajar.

Ga lama setelah itu, seorang pria dengan perut sedikit buncit masuk ke dalam rumah dengan wajah lelahnya.

"Waduh, bunda ma-ehh ayam ayam, sapa kamu kok selingkuh sama istri saya di depan anak saya hah?!" Ujar pria yang barusan masuk itu, diketahui dirinya adalah kepala keluarga rumah ini

Pak Satpam (JAEYONG) ✔✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang