XIII

1.5K 150 5
                                    

Tidak lama setelah Tio bersiap-siap untuk ke rumah Miguel, supir pribadi temannya itu telah sampai di depan gerbang kosannya. Dengan cepat, ia berlari menuju mobil yang barusan saja berhenti.

"Selamat sore, Tuan Tiodore." Salam sang supir yang terlihat masih berondong dan mapan

"Emm, panggil saja Tio, tidak perlu pakai Tuan." Balas Tio yang merasa tidak enak dengan panggilan 'Tuan' yang di ucapkan oleh supir pribadi Miguel itu

"Baiklah."

Mobil tersebut lalu membawa Tio ke rumah Miguel. Besar dan megah, dua kata sifat yang cukup untuk mendeskripsikan ciri-ciri rumah Miguel. Tentu saja rumah itu bisa berdiri berkat kerja keras Miguel dan tentu saja orang tuanya yang bergelimang harta.

Tio sudah sampai di depan rumah megah yang bisa di bilang merupakan mansion pribadi keluarga Sánchez. Para pelayan di sana benar-benar menyambutnya dengan baik dan hormat seolah Tio ada pangeran dari sebuah kerajaan yang harus dihormati.

Perasaan Tio mulai tidak enak ketika kedua pelayan keluarga Miguel tersebut membuka pintu utama setinggi dan sebesar pintu istana itu. Dan betapa terkejutnya Tio ketika melihat Miguel bersama kedua orang tuanya tengah duduk di sofa dengan wajah serius yang kelihatannya telah menunggu Tio daritadi.

"Maaf telah membuat kalian menunggu." Tio membungkuk karena rasanya tidak enak jika tidak meminta maaf kepada orang tua Miguel yang telah menunggu kehadirannya

Miguel berjalan mendekati tubuh mungil Tio, menggandengnya hingga duduk di sampingnya.

"Kamu mau apa sebenarnya? Apakah kamu marah karena saat itu aku menolak cintamu?"

Miguel menggeleng pelan, "Tidak."

Dari cara Miguel berbicara saja sudah aneh, membuat firasat Tio semakin tidak enak.

"Mom, dad, it's my boyfriend. His name is Tiodore Radhitya Putra."

Tio mengepal tangannya, kalau aja orang tua Miguel sekarang tidak ada, pasti udah di tampar tu muka laki yang ga menerima realita.

"Oww, what a beautiful boy. How long have you two been dating?" Tanya sang ibu yang tidak melepas kontak mata dari Tio

"I'M NOT HI—"

"4 years, since *SHS." Cela Miguel yang semakin erat menggenggam tangan Tio

(SHS: Senior High School (SMA))

"That's good, kalian berdua berarti sudah siap menikah ya?"

Amarah Tio yang sudah di ujung tanduk tidak bisa ia di tahan lagi, "MIGUEL! THAT'S ENOUGH!"

Satu tamparan panas mengenai pipi Miguel, membuat kedua orang tuanya di sana benar-benar terkejut.

"Om, tante, I'm not his boyfriend. Hmm.., or maybe I'm not his friend anymore."

"Dor! I love you." Miguel masih bersikeras dengan keputusannya untuk membuat Tio menjadi miliknya

"Aku udah punya orang lain, Miguel."

"Putusin, lo bakal lebih bahagia sama gw, Dor."

"Lepasin gw! Gw ga akan pernah bahagia sama lo!"

Tio berusaha memberontak tapi entahlah tenaganya tidak cukup kuat sekarang untuk menempis tangan temannya itu.

Miguel menarik Tio ke dalam pelukannya lalu melumat bibir berbentuk hati itu dengan ganas. Orang tua Miguel keluar dari kediaman mereka, mereka tau bahwa sekarang anak semata wayangnya itu tengah butuh waktu berdua saja dengan Tio tanpa melerai keduanya.

Pak Satpam (JAEYONG) ✔✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang