41.Hope

246 65 14
                                    

@xiufankai_present,

HAPPY READING^^

"Yoona Imo meninggal karena jantungnya lemah Zi..."

"TETAP SAJA JIKA BUKAN KARENA DIA IBUKU TIDAK AKAN MATI BEGITU CEPAT-!"teriak Zitao,

Jongdae menatap sepupunya itu kemudian dia berucap seraya menenangkan,

"Tarik nafasmu Zi,hembuskan perlahan..."pintanya,

Kemarahan yang sama,kebencian yang sama,akar depresi Zitao memang dari Siwon awalnya,

Sebenarnya Jongdae sudah pernah melakukan metode Hypnoterapi ini dulu pada Zitao,

Tapi dia tidak sanggup lagi meneruskannya karena efek yang ditimbulkan membuat gadis itu berkali-kali berusaha membunuh dirinya,

Kali ini dia hanya bisa berharap dan berdoa semoga Zitao bisa bertahan,

Sementara gadis itu masih tersengal penuh amarah,disisi lain Kris juga tengah menahan amarahnya melihat tunangan yang begitu dicintainya itu terlihat menderita,

Dia sedikit tertegun saat melihat Jongdae menatapnya seolah memberikan kode untuk bersiap,

Kris hanya menganggukkan kepalanya sebagai balasan,

"Sekarang Ayahmu sudah memutuskan untuk pergi,kau tidak perlu merasa kesakitan lagi karena dia,bukankah ini hal yang baik?

Jongdae bertanya dengan hati-hati,tanpa diketahui Zitao pergelangan tangannya dipegang pria itu kemudian secara perlahan menekan titik denyut nadinya,

Dan begitu merasakan denyut nadi Zitao yang tidak normal,Jongdae kembali memberi isyarat pada Kris,

"Selain melarikan diri memang apalagi yang bisa dilakukannya?"sinis Zitao,

"Kau kecewa?"tanya Jongdae lagi,

"Kecewa?"gumam Zitao,

Gadis itu tiba-tiba mendongakkan wajahnya seraya tertawa pedih,

"Ha.. Ha.. Ha..."

Zitao tertawa dengan mengeluarkan air mata seolah tengah menertawakan dirinya sendiri,

"Hei Jongdae,mau kuberi tahu sesuatu yang lebih mengecewakan tidak?"

"Tentu saja...beri tahu aku apapun itu..."ujar Jongdae,

Gadis di hadapannya masih setia menatap langit-langit ruangan itu dengan mata menerawang seolah berusaha mengingat kembali sebuah memori lama yang dikuburnya,

"Hal paling mengecewakan darinya adalah dia tidak pernah bersikap layaknya seorang Ayah kepadaku..."

Kedua bola mata itu terlihat meredup,

"Ah tidak...dia memang tidak pernah menganggapku sebagai putrinya..."

"Saat aku sekolah dulu,aku selalu iri melihat anak lain yang dijemput atau diantar oleh Ayah maupun Ibunya,tapi aku,sekalipun aku masih memiliki Ayah kandung,tidak pernah dia melakukan hal sesederhana itu untukku..."

".......aku selalu membayangkan,setidaknya sekali saja dia akan melakukannya  untukku,seperti anak normal lainnya ketika mereka pulang bersama orang tua mereka,aku ingin seperti mereka saat pulang sekolah,bersama kami akan mampir ke sebuah restoran untuk sekedar makan bersama,sekedar bermain atau berbelanja..."

"Tapi, tidak pernah sekalipun dia melakukan hal seperti itu untukku,berbeda dengan Yixing yang mendapat perhatian penuh darinya..."

Zitao menggertakkan giginya seakan menahan pilu akan kekecewaan pada sang Ayah,

The Princess and Four KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang