Chapter 1: Turning the Will of FATE

129 12 0
                                    

Sudah berbulan-bulan ia menjadi mentor Ritsuka yang sudah dianggapnya seperti anak sendiri. Kali ini, dia sedang duduk dikamarnya sedikit ragu dan gugup karena kali ini mereka sedang pergi untuk mengambil Cawan di Singularitas keenam. Gadis itu kagum karena Ritsuka bisa berkembang pesat dalam waktu yang singkat seperti sudah tidak ada lagi yang bisa ia ajarkan kepadanya. Ia pun bersantai ria dengan menyeruput teh hangat sebelum akhirnya ada ketukan karena ia dipanggil oleh Romani. Gadis bersurai emas itu lalu datang menemuinya walaupun sebenarnya ia tidak menyukai Romani cuma membenci sifatnya saja, menghela nafas sampai ke ruangan pusat. Semuanya sedang bekerja serius memantau perkembangan Ritsuka dan Mash secara real-time.

Julia yang sampai diruangan tersebut merasa lega karena kedua muridnya baik-baik saja, tapi melihat Romani menyeringai tersenyum seperti itu membuatnya sedikit takut dan mungkin hal buruk akan terjadi padanya? bisa saja, karena dia selalu jatuh dalam perangkap pria busuk ini. 

"Ada apa kau memanggilku disaat aku sibuk, Romani? ada hal yang penting yang ingin disampaikan?" ucap Julia dengan nada ketus.

"Jangan terlalu dianggap serius. Romani memanggilmu kesini pasti karena ada hal penting, iya kan~" ucapan Da Vinci membuatnya merinding seketika. 

Romani pun mengangguk pelan, ia menyetujui perkataan Da Vinci bahwa ada sesuatu yang penting yang harus mereka lakukan walaupun nyawa taruhannya. Mereka pun pergi ke ruangan sebelah dimana mesin Ray Shift berada, Julia pun kebingungan. Mengapa kedua orang ini mulai bersengkongkol dan mulai melakukan sebuah rencana? sesuatu? 

"Julia, bagaimana rasanya menjadi bagian Chaldea selama beberapa tahun ini?" tanya Romani menyeruput kopinya dan mengedipkan satu mata menatap gadis itu.

Gadis itu pun bingung, sekarang mereka ingin tahu pendapatnya? 

"Kalau dibicarakan sih, semua baik-baik saja. Aku sekilas beruntung kepada kakakku soal hal ini." ucapnya, sambil tersenyum.

"Begitu. Daripada kau hanya berdiam diri dikamar dan mengurung diri mu saja, pergi lah kesana." ucap Romani sambil mendorongnya kearah Ray Shift dan teleport ntah kemana dalam sekejap.

Julia yang terdorong ke dalam mesin yang bisa pergi ke masa lampau itu, menutup matanya dan seketika berada disebuah ruangan yang tidak diketahui. Tempatnya lumayan bagus, tapi kali ini dia ingin sekali membunuh Romani. Berani-beraninya dia mengirimkannya ke masa lampau tanpa persetujuannya. Julia yang frustasi mencoba berteriak sambil bersumpah akan membunuhnya tetapi tidak terdengar oleh satu pun. Ia pun menenangkan dirinya, sambil melihat ke sekitar semuanya terlihat kuno tapi matahari masih cerah dimanakah dia?

Sementara di Chaldea, Romani duduk dengan lemas karena berhasil mendorongnya. Mungkin kali ini akan berhasil lagi sama seperti dengan kejadian Susannah beberapa bulan yang lalu. Gadis yang memikul keluarganya itu pantas menemukan kebahagiaan, "Semoga kau berhasil, Julia." gumam Romani dengan pelan.

Miracle of Golden Star of Singularity ( A Fate Grand Order Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang