.
.
Sudah dua hari, Ann masih di rawat di rumah sakit, membuatnya merasa bosan dan ingin segera pulang ke rumah. Ali mengambil izin cuti agar bisa merawat Ann. Ia tidak pernah meninggalkan istrinya.
"Kak..."
Ali menoleh ketika Ann memanggilnya, ia lalu menutup laptopnya dan mendekati ranjang.
"Ada apa?" Tanyanya lembut.
"Aku ingin pulang."
Ali menaikkan kedua alisnya. "Tapi kamu masih dalam pengawasan dokter, sebelum kamu dipindahkan ke rumah sakit di Jakarta."
"Karena itu aku harus pulang kak, aku harus menyelesaikan sesuatu sebelum aku ke Jakarta. Lagipula aku sudah merasa lebih baik kok."
Ali mengelus rambut Ann."Tapi nanti kamu kecapean lagi."
"Nggak kak, aku nggak apa-apa...tolong ya kak. Aku kangen sama rumah dan suasana kamar kita."
Ali menghembuskan napas, ia menyerah. "Baiklah, tapi jangan melakukan sesuatu yang berat-berat."
"Aku hanya ke yayasan sebentar, memeriksa beberapa pekerjaan yang akan aku berikan pada Meira dan Sita."
"Baiklah, aku akan bicara dengan dokter Widia dulu."
Ann mengangguk dengan senang, membiarkan Ali keluar dari ruangannya.
Beberapa menit setelah Ali keluar, Astrid, Keyla dan Asyifa masuk menjenguk Ann.
"Kamu terlihat lebih segar hari ini." Asyifa meletakkan buah-buahan yang dibawanya di meja.
Ann merajuk. "Sebenarnya aku bosan disini, aku sudah meminta kak Ali untuk bisa pulang hari ini."
"Lo yakin nggak apa-apa?" Astrid berjalan ke sofa, perut besarnya ini memang tidak bisa membuatnya lama-lama berdiri.
"Kayaknya gue lebih bisa bernafas kalau berada di rumah. Suasana rumah sakit seperti mengingatkan gue pada kematian."
Keyla mengelus lengan Ann."Tapi kan lo harus tetap menjalani perawatan untuk penyembuhan lo Ann."
"Maka dari itu, sebelum gue tidak bisa beraktifitas lagi. Gue ingin menyelesaikan sesuatu terlebih dulu."
"Jangan bilang lo akan tetap menjalankan ide gila lo itu?" Keyla menggeleng tidak suka.
"Ini bukan ide gila Key, gue hanya mempersiapkan segala kemungkinan yang terburuk." Ann melirik ke arah pintu, takut Ali akan datang dan mendengar pembicaraan mereka.
Keyla menyusul duduk di sofa dengan perasaan kesal, sementara Asyifa mulai mengupas buah apel yang mereka bawa.
"Seharusnya kamu bisa lebih fokus pada pengobatan kamu dulu Ann."
Ann menghela napas, ia menerima satu iris buah berwarna merah itu dari Asyifa.
"Aku tahu kak, tapi nggak ada salahnya kan, berjalan bersamaan dengan pengobatan yang akan aku jalani."
"Terus kalau lo ternyata sembuh, lo tetap dengan semua ide lo itu?" Ucap Astrid yang membuat Keyla dan Asyifa menoleh padanya.
Tidak, Ann sebenarnya tidak yakin kalau ia akan sembuh. Ia yang merasakan sendiri bagaimana kankernya mulai menggerogoti tubuhnya pelan-pelan. Ia tidak akan sanggup untuk bertahan. Karena itu ia tetap harus mencari istri untuk Ali. "Iya, gue akan tetap mencari perempuan yang bisa memberikan Ali keturunan."
Ia memang telah menyetujui untuk melakukan pengobatan di salah satu rumah sakit terkenal di Jakarta hanya untuk membuat Ali dan oma tenang untuk sementara waktu. Ann menolak keinginan oma yang ingin membawanya ke London karena ia tahu pasti akan kesulitan untuk menjalankan rencananya untuk Ali bila ia jauh disana.
Ketiga sahabatnya itu terdiam. Bingung harus bagaimana lagi menyampaikan keberatan mereka dengan rencana Ann. Wanita ini ternyata masih mempunyai sikap keras dan tidak memikirkan segala pengaruhnya terhadap orang lain, terutama Ali, suaminya sendiri.
"Kita tahu maksud dan tujuan kamu untuk apa dan untuk siapa. Tapi tidak akan ada kebaikan untuk sesuatu yang dipaksakan Ann." Asyifa meletakkan pisau buah, memberikan sepiring buah apel itu kepada Ann. Ia lalu ikut duduk di sofa bersama dua wanita hamil yang sedang menahan kesalnya.
Ann sempat tertegun, haruskan ia menyerah mencari calon istri untuk Ali. Karena sebenarnya hal ini sangat menyakitkan baginya. Ia tidak ingin cinta suaminya terbagi, ia tidak ingin Ali mempunyai perasaan lain terhadap perempuan lain.
Tapi, bolehkah ia mencari surga diantara penyakit yang sedang dideritanya. Ann ingin menjadi istri yang solehah dengan mengijinkan suaminya menikah lagi. Bukankah ia akan dibalas dengan surga oleh Allah bila ia ikhlas melakukannya.
Ali datang dengan dokter Widia.
"Ann boleh pulang dengan pengawasan dari orang-orang yang ada di rumah bahwa Ann akan meminum obatnya dan banyak istirahat sebelum ke Jakarta." Dokter Widia memeriksa denyut nadi Ann di pergelangan tangannya.
Ann melirik suaminya. Ali memegang bahunya lembut. "Kamu harus mendengarkan apa yang dikatakan dokter Widia, karena kondisi kamu harus stabil sebelum dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk melakukan kemoterapi."
"Iya aku tahu kak. " Ann beralih pada dokter Widia. "Terimakasih dokter."
Sang dokter tersenyum, lalu pamit keluar dari kamar itu.
Keyla dan Asyifa diam-diam mengikuti dokter Widia yang sudah berada di luar ruangan.
Setelah cukup jauh dari kamar Ann, Keyla memanggil dokter wanita itu yang masih berada di depannya.
Dokter Widia berhenti, ia menatap bingung Keyla dan Asyifa yang menghampirinya.
"Dokter, maaf sebelumnya. Kalau boleh tahu, seberapa besar peluang Ann untuk sembuh dari penyakitnya ini?" Keyla langsung bertanya.
Dokter menarik napas. Ia tahu dua wanita sahabat Ann ini sangat mengkhawatirkan Ann, dan pasti ingin tahu perkembangan penyakitnya. Mereka lalu berjalan pelan, menyusuri lorong menuju ruangannya. "Angka kesembuhan penderita kanker paru stadium akhir sebenarnya sangat kecil. Karena selalu ada kemungkinan bahwa kanker paru-paru dapat kambuh setelah bertahun-tahun kemudian setelah dilakukan operasi. Yang bisa dilakukan sekarang adalah radioterapi dan kemoterapi. Dengan semangat dan keinginan untuk sembuh insyaallah Ann akan bisa hidup normal kembali. Tapi, tentu dengan segala kemungkinan terburuknya. Keluarga harus sudah mempersiapkan semuanya. Yaitu ikhlas dan berserah diri padaNya."
Penjelasan panjang dokter ini membuat Keyla dan Asyifa sedikitnya mendapat jawaban apa yang harus mereka lakukan dengan ide Ann yang menurut mereka sangat tidak masuk akal.
Bahwa, apa yang akan dilakukan Ann tidak sepenuhnya salah.
...
Double up lho, tp kok masih sepi ya ^_^
ah yg ptg kalian sehat-sehat, slalu jaga kesehatan dan slalu positive thinking
luv u all
![](https://img.wattpad.com/cover/281883535-288-k415024.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANA UHIBBUKA FILLAH BAGIAN 2
De TodoSetelah menikah hampir sepuluh tahun lamanya, mungkin saat inilah rumah tangga mereka benar-benar diuji. Ketika Ann merasa tidak ada jalan lain untuk membuat Ali bahagia, selain merelakan untuk melepasnya. Start 20/08/21 #lizkookreligi