.
.
Satu tahun dari operasi besar cangkok paru Ann, Ali baru bisa menyentuh lagi istrinya itu. Ia hanya ingin memastikan Ann benar-benar telah pulih dengan paru-paru Meira. Dan semuanya kembali berjalan dengan seperti biasanya.
Ali semakin sibuk dengan usahanya, mengelola perkebunan dan bekerjasama dengan banyak perusahaan untuk ekspor buah-buahan dan sayur segar dari kebunnya. Sementara Ann menjadi ibu rumah tangga biasa, yang sesekali mengunjungi yayasan dan sekolah. Selebihnya ia menghabiskan banyak waktu di rumah. Ada kegiatan baru yang disukainya, memasak dan membaca.
Keadaan Ann semakin membaik, saat ia periksa rutin kesehatannya di rumah sakit, Ali dan Ann malah mendapat kejutan maha indah ketika mereka konsultasi di ruangan dokter Widia.
Suami istri ini seperti mendapat hadiah terindah ketika mendengar kabar ini. Keduanya menatap dokter Widia dan dokter Ratna, dokter kandungan yang memeriksa Ann.
Dokter Ratna memberikan secarik kertas, laporan akhir dari pemeriksaan kandungan Ann. "Alhamdulillah positif, mulai hari ini mbak Ann harus lebih banyak istirahat ya. "
Ali bergetar membacanya, ia menoleh Ann yang sedang berkaca-kaca karena bahagia.
"Jangan lupa untuk terus kontrol kesehatan yang rutin. Meskipun kecocokan paru-paru hasil donor Meira terus membaik, harus tetap menjaga dan membatasi kegiatan yang menguras tenaga." Sahut dokter Widia.
"Saya akan mengawasinya dok." Ujar Ali sumringah.
Dokter Widia dan dokter Ratna pun ikut tersenyum senang.
Setelah pulang dari rumah sakit, Ali dan Ann langsung melakukan sujud syukur. Ini adalah buah dari kesabaran, keikhlasan dan ikhtiar mereka selama beberapa tahun. Akan hadirnya sosok mungil penyempurna pernikahan yang dinanti-nanti.
Ali mengecup kening Ann lama, perasaan bahagia membuncah tak terkira di dalam hatinya. Begitupun sang istri yang menangis dengan haru, sambil menyentuh perutnya yang masih rata. Masih sembilan minggu, tapi rasanya seperti sudah terasa denyut jantung sang jabang bayi.
"Ini takdir cinta kita Ann, Allah maha baik kita harus bersyukur." Ali memeluk Ann, mengelus kepalanya yang bersandar di dadanya.
"Kita harus mengunjungi dan mengirim doa untuk Meira. Karena dialah, aku masih bersamamu dan menerima anugerah yang begitu berharga ini. Akhirnya aku mengandung kak." Ann sedikit terisak, membuat Ali mengangkat wajahnya dan mengusap butiran bening yang mengalir di pipi Ann.
"Karena kamu kuat, kita semua kuat. Inilah balasan kesabaran dan ikhtiar kita."
Ann mengangguk, senyum manisnya mengembang. Ia mendapat kecupan lagi di kening dan pipinya.
"Aku akan menghubungi Soleh untuk mempersiapkan syukuran di pesantren, yayasan dan sekolah minggu depan."
"Jangan lupa dengan tetangga-tetangga disini."
"Tentu saja." Ali mencubit gemas pipi istrinya yang kembali berisi. Membuat Ann memekik kecil dan memukul lengan Ali. Membuat keduanya tertawa ringan dan kemudian saling bercanda.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANA UHIBBUKA FILLAH BAGIAN 2
AcakSetelah menikah hampir sepuluh tahun lamanya, mungkin saat inilah rumah tangga mereka benar-benar diuji. Ketika Ann merasa tidak ada jalan lain untuk membuat Ali bahagia, selain merelakan untuk melepasnya. Start 20/08/21 #lizkookreligi