SEPULUH

673 117 4
                                    


I'm comeback 🐷💨

⚠️ Happy reading ⚠️

_____________

Khalisa, gadis itu tak henti hentinya mengumpat kasar pada Spily yang hanya berdecak malas bisa bisanya Spily tak membalas perlakuan Nora terhadapnya. Huh Khalisa jadi geram sendiri dengan perempuan itu.

"Cepetan ly!! Gue laper pengen ke kantin!!" Teriak Khalisa dari luar toilet.

Tak lama Spily keluar dari toilet dengan memamerkan senyumnya sembari perpose ria "baju baru nih baju baru" sombongnya.

Khalisa menyentil dahi Spily "sia anying"

Tanpa ba-bi-bu Khalisa langsung menarik Sahabatnya itu menuju kantin. Entahlah apa yang akan dirinya lakukan, hanya tuhan dan author cantik ini yang tau.

Spily melepaskan tangan Khalisa yang menariknya. Bagaimana tidak, tangan Spily sudah memerah akibat di genggam oleh Khalisa. Cewek itu sangat tidak sopan!

"Kok Lo berhenti sih ly? Gue laper" kesal Khalisa

"Heh Lo narik narik tangan gue, sakit tau gak?! Tapi bukannya tadi Lo udah makan sama Abun di UKS ya?" Ucap Spily dengan wajah mengintimidasi.

Khalisa tak banyak berkata dan langsung memesan bakso. Spily hanya menggangkat bahu acuh. Mungkin memang Khalisa masih lapar atau memang gadis itu rakus.

Tak lama, terlihat Khalisa yang membawa semangkuk bakso namun mata Spily terbelalak melihat Khalisa yang melewatinya dan mendekati Nora yang sibuk bertengger di lengan Arshaka. Salah satu tangan Khalisa memegang bakso yang masih panas dan satu lagi menarik rambut Nora.

Byurrr

"AAA PANAS" teriak Nora setelah Khalisa menyiramkan baksonya yang masih amat sangat panas itu ke tubuhnya.

"Khalisa!!" Teriak Arshaka geram. Jika gadis di depannya ini bukan pacar sahabatnya sudah dipastikan Arshaka sudah menghajar abis abis Khalisa.

"Apa?! Mau marah?! Ini kan yang dia lakuin ke sahabat gue tadi?!!" Kata Khalisa dengan suara yang meninggi.

Spily menggerutu di dalam hati menyumpah serapahi sahabatnya itu. Mengapa ia mempunyai sahabat seperti ini?! Astaga Spily bisa gila lama lama. Gadis itu menuju ke arah Khalisa yang sibuk beradu mulut dengan Arshaka "udah Khal, kita balik ke kelas ayo" panggil Spily.

Melihat seragam Nora yang transparan,Arshaka langsung melepas jaketnya dan memakaikannya ke badan Nora. Melihat itu membuat Spily sakit, Khalisa benar benar bar bar, Spily merasa sangat tidak enak kepada Nora.

"Gak! Lo berdua tanggung jawab" geram Arshaka.

Khalisa menatap remeh ke arah Arshaka "heh emangnya tadi cewek Lo ini tanggung jawab ke sahabat gue?" Tanyanya sinis.

"Itu karena cewek gue gak sengaja" ucap Arshaka menekan kata 'cewek gue'.

Spily memijit pangkal hidungnya, dirinya sudah merasa sangat pusing saat ini melihat Khalisa dan Arshaka yang terus menerus beradu mulut.

"Oh cewek Lo gak sengaja?" Tanya seseorang di belakang sana. Perlahan cowok itu mendekati mereka dan merangkul Khalisa.

"Kalo cewek Lo gak sengaja, berarti cewek gue juga gak sengaja" lanjutnya.

Apa lagi ini?! Abun juga ikut ikutan, Spily akan semakin setres niatnya melepaskan Arshaka supaya cowok itu bahagia dengan Nora namun apa yang dilakukan teman temannya? Huh!

Khalisa tersenyum penuh kemenangan. Menatap remeh Arshaka.

Galang dan Fadhil hanya diam saja melihat pertengkaran itu mereka tak berniat membela siapa siapa.

"Emang si Nora suka cari gara gara" bisik Galang pada Fadhli.

"Gitu gitu Lo juga pernah suka sama tuh cewek" balas Fadhli.

"Hilap"

Arshaka menuntun Nora berjalan. Gadis itu harus mengganti pakaiannya.

🐷💨

Tubuh Spily bergetar hebat dia menunggu Khalisa keluar dari ruangan spesialistik kejiwaannya. Mengapa gadis itu masih belum keluar juga? Ada apa sebenarnya? Apa yang Khalisa sembunyikan padanya? Spily semakin pusing dibuat Khalisa.

Tak lama Khalisa keluar dengan raut datar. Spily sangat tidak mempermasalahkan hal itu, Khalisa memang gampang berubah ubah. Kadang dirinya sangat baik tapi kadang akan berubah sangat jahat Spily mengetahui itu menyangkut kejiwaan gadis itu.

"Ayo gue anter cek up" ucap Khalisa dengan wajah datarnya

"Iya"

Spily bertatap langsung dengan Dr. Siffy dokter yang merawatnya saat ini. Tampak raut wajah khawatir dari Dr. Siffy.

"Ly, kamu harus kemoterapi" ucapnya

Spily terdiam "emang gak ada cara lain dok?" Tanya Spily.

Siffy menggeleng "ini satu satunya cara Lily, walaupun kemoterapi ini belum tentu membuat kamu pilih seutuhnya, tapi setidaknya kamu bisa bertahan" ucapnya

Spily hanya menggangguk.

Khalisa terus menerus menolak panggilan pacarnya entah mengapa dia pun tak tahu. Ia hanya tak ingin di ganggu. Ia bertekad untuk memberi tahu pada Spily tentang dirinya. Ya!! Harus!!

⚠️To be continued⚠️

Haii gimna?

Aku cape 😪

Cici comel🐷

Spily Dan Lukanya (END) -TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang