¶Episode 4

140 95 34
                                    

Takdir Mempertemukan Kami Kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Takdir Mempertemukan Kami Kembali

"Mungkin jodoh tidak datang tepat waktu, tetapi jodoh akan datang di waktu yang tepat."

***

*Sudut pandang Rizqi

Suara ketukkan pintu terdengar membangunkan Rizqi yang tengah duduk.

"Permisi Pak," suara dari balik pintu.

"Iya ada apa?" Jawab Rizqi sambil membuka pintu.

"Ini berkas yang Bapak minta, saya juga mengantar sarapan untuk Bapak."

"Terimakasih."
Dengan cepat Rizqi menerima semuanya, dan langsung menutup pintu.

Setelah duduk ia langsung menyantap sarapannya. Tak memerlukan waktu lama, makanan langsung habis seperti di telan oleh lubang hitam.

"Baiklah, saatnya untuk berganti pakaian."

Kelincahan tangannya dalam merapikan pakaian dan kepandaian yang Ia miliki dalam mencocokkan style. Membuat Rizqi tampak gagah dalam balutan kemeja putih dan Jaz hitam. Namun, nyaris saja ia merusak semuanya. Ketika ia mengambil jam tangan dari atas meja. Tanpa sengaja menjatuhkan sisa susu dalam gelas yang ia minum tadi.

'Prang!'

Suara nyaring gelas pecah, langsung memenuhi seisi ruangan. Asisten dan anak buahnya yang sudah menunggu di luar langsung cemas.

"Irene! Cepat panggil pelayan hotel! saya tidak sempat membereskan ini semua."

Rizqi tidak tahu kenapa pagi ini merasa ada yang mengganggu moodnya. Walau dia sudah menghindar, tanpa sengaja menginjak genangan susu membuat kaos kaki yang dikenakannya menjadi basah.

"Astaghfirullah," ucapnya sambil menghela nafas.

Kejadian ini membuat dia datang terlambat ke acara peresmian kantor barunya.

"Anda tidak apa-apa Pak?" Tanya Irene ketika menuruni anak tangga.

"Ya, saya tidak apa-apa. Tidak perlu memperdulikan saya! Kamu fokus saja dengan pekerjaan."

Rizqi tidak suka sikap Irene terhadap dirinya. Rasa ingin memecat Irene pasti ada, Namun Rizqi tak ingin melakukan itu. Hanya karena sikap profesionalisme yang ada dalam diri Irene, membuat Rizqi mengurungi niatnya.

Sesampainya kami di kantor, langsung berpencar dengan pekerjaan masing-masing.

Rizqi dan beberapa pemegang saham sudah memenuhi ruangan. Acara yang dinanti-nanti akhirnya dimulai. Berbagai urutan acara sudah berlalu, sampailah dipuncak acara. Pemotongan tumpeng oleh Rizqi sebagai CEO (Chief Executive Officer).

"Selamat Pak," ucap Abraham Alexi Pratama. Salah satu pemegang saham di perusahaan CG (Corporation Group).

"Terimakasih." Rizqi menjawab apresiasi yang ia terima dan menjabat tangan Pak Abraham.

Cordelia✓ (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang