¶Episode 16

55 44 6
                                    

Kami Menikah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami Menikah

Nawal yang keluar kamar dengan di bantu oleh Kak Agam membuat Umi terkejut.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Umi, yang ikut memapah Nawal.

"Alhamdulillah Umi, Nawal sudah lebih baik. Hanya sedikit terkejut saat melihat Ustadz Agam tidur disebelah Nawal," ucap Nawal tersipu.

Umi tertawa mendengar hal itu. Bagaimana tidak, Umi sudah mengetahui bahwa hal ini akan terjadi.

"Sekarang Ustadz Agam adalah suamimu Nak," ucap Umi melanjutkan memasak.

"Iya, saking terkejutnya Nawal. Aku di dorong olehnya, sampai terjatuh dari atas kasur. Jadinya badanku sedikit linu." Kak Agam memijat pinggangnya dengan raut wajah kesakitan.

"Sudah, nanti minta istri kamu untuk mengoleskan minyak urut."

Ucapan Umi membuat Nawal membulatkan matanya, dengan memandang ke arah Kak Agam. Melihat ekspresi Nawal membuat kak Agam tertawa.

"Wah, ternyata tidak hanya di cerita fiksi yang sering aku baca. Di dunia nyata, aku sendiri yang mengalami nikah di saat koma." Nawal menghela nafas.

***

"Ayah!"

Ayah langsung memelukku dengan erat. Rizqi terus saja menangis.

"Anak-ku," ucap ayah membuat hatiku merasa damai.

Beliau melepas pelukannya dan menyuruh kami untuk duduk.

"Alhamdulillah, akhirnya ayah bertemu denganmu Nak. Selama ini ayah diluputi rasa bersalah. Maafkan ayah telah menolakmu saat kamu datang ke sini."

Mulutku terdiam belum mampu untuk bertanya apapun.

"Apa ayah dengan sengaja mangadopsiku? Lalu bagaimana ayah bisa tau lokasi panti asuhan yang kami berdua tinggali?" tanya Rizqi.

"Iya, ayah memang dengan sengaja mengadopsimu. Di saat itu, ibu dari Kevin mengalami leukimia stadium akhir. Ia berpesan padaku untuk mencarimu, Delia. Dengan berbekalkan rekaman cctv, ayah meminta rekan ayah yang merupakan  komisaris polisi untuk mencari kalian bertiga."

Ayah berhenti sejenak menghela nafas.

"Tepat di mana ayah mendapatkan informasi bahwa alamat kalian di temukan. Ibu Kevin menghembuskan nafas terakhirnya. Ayah kira ketika Ia mengetahui kebenaran, bahwa bayi yang di bawa itu benar Anak ayah dia akan marah. Tetapi Ia tidak, memang waktu kejadian Ia merasa terkejut, namun yang mengusir kalian bertiga adalah ayah. Dari situlah ayah merasa bersalah telah menelantarkan putri kandung ayah sendiri." Seketika tangisan ayah pecah. Ia benar-benar merasa bersalah atas tindakannya itu.

Cordelia✓ (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang