¶Episode 17

47 36 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kamu bukan siapa-siapa

°°°
~Jangan merubah dirimu hanya karena mencintai seseorang. Biarkan
seseorang mencintaimu dengan apa adanya dirimu.~

°°°

Hari ini pertama kalinya aku datang di kantor milik Rizqi. Setelah seminggu pernikahan kami, aku belum sempat keluar rumah.

Saat melewati koridor, semua karyawan memberi salam pada Rizqi. Diantara mereka sudah ada yang mendengar bahwa atasannya sudah menikah dan ada juga yang belum.

"Siapa wanita yang tangannya digandeng oleh Pak Rizqi?"

"Apa kamu belum mendengar? Atau pura-pura tidak tahu, kalau bos kita sudah menikah?" Rekannya balik bertanya.

"Iya, sebenarnya aku sudah mendengar berita itu. Tapi, kita kan belum pernah melihat istrinya secara langsung," jawabnya

"Nah. Kalau begitu, wanita yang saat ini digandeng oleh Pak Rizqi adalah istrinya."

Rizqi meminta semua staf karyawan untuk duduk dan berkumpul. Rizqi dan aku berdiri di hadapan mereka. Ia hendak memperkenalkan aku kepada mereka.

"Selamat pagi semua!"

"Selamat pagi juga Pak!" teriak semuanya.

"Bagaimana kabar kalian? Saya harap kalian selalu dalam keadaan sehat. Beberapa hari yang lalu tanpa adanya sekretaris, apa kalian mengalami kendala?"

"Tidak Pak!"

"Baguslah kalau begitu. Berdirinya saya dihadapan kalian ingin memperkenalkan istri saya. Sekaligus sekretaris baru di kantor ini."

Mereka bertepuk tangan yang ku respon dengan senyuman.

"Assalamu'alaikum," ucapku.

"Waalaikumsalam." Mereka menjawab salam dariku.

"Perkenalkan, nama saya Keyla Cordelia Az-Zahra. Saya mohon kerja samanya Selema bekerja. Terimakasih." Aku membungkukkan badan.

Semua tersenyum, raut wajah mereka memancarkan kebahagiaan. Kebahagiaan mereka seperti mendengar suara lembut yang menyejukkan hati. Aku yang merasa heran langsung berbisik pada Rizqi.

"Apa ada yang salah dengan diriku? Apa pakaian yang aku kenakan ini aneh?"

"Tidak ada yang salah pada dirimu. Mereka malah kagum dengan suara dan penampilanmu. Di kantor, tidak ada suara dan menampilkan seindah istriku." Rizqi juga berbisik, aku yang mendengar hal itu langsung mencubit dirinya.

"Itu mah akal-akalanmu saja."

Perkenalan yang singkat, namun berarti. Karena aku belum pernah terjun dalam dunia perkantoran. Jadi saat ini aku masih satu ruangan dengan Rizqi. Walau ruang sekretaris tepat di sebelah ruangannya. Dia memintaku untuk tetap di sini.

Cordelia✓ (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang