¶Episode 18

51 38 11
                                    

Honeymoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Honeymoon

Hari ini Kak Agam dan Nawal akan menempati rumah yang sudah di siapkan oleh Abah.

"Apa semuanya sudah di bawa?" tanya Kak Agam.

"Untuk lemari dan meja sudah dinaikkan di atas mobil. Tinggal kotak-kotak barang saja," jawab Rizqi.

Aku yang hendak membantu membawa kardus berisi buku langsung di rebut oleh Rizqi.

"Lenganmu masih sakit, tidak usah membantu mengangkat barang."

"Ish, menyebalkan. Aku bosan hanya melihat saja, dari tadi ingin mengangkat barang tidak dibolehkan." Aku mendengus kesal.

"Jangan membantah ucapan suamimu, Delia. Kamu bantu Aku untuk menyapu saja," ucap Nawal.

Aku langsung mengikutinya.

"Sudah ayo berangkat!"

Rumahnya hanya berjarak 1Km dark rumah Abah. Dekat memang, Abah sengaja membuat rumah Kak Agam masih di dalam lingkungan pondok pesantren. Abah dan Umi tidak menginginkan anak-anaknya untuk tinggal berjauhan dengan mereka.

Hanya memakan waktu 5 menit untuk sampai di lokasi.

"Ayo turunkan barang-barangnya!"

Semua bekerjasama untuk mengangkat barang yang berat. Memasukkannya satu persatu.

"Kita akan berpisah," ucapku.

"Hanya pisah rumah Delia, kamu dan Rizqi juga bisa sering-sering datang ke sana."

Nawal dan aku tertawa bersama. Walau kita pasti akan bertemu lagi, tapi kita sudah tidak satu atap. Mungkin rumah ini akan sepi tanpa adanya Kak Agam dan Nawal.

***

Malam ini adalah acara tasyakuran untuk pernikahan Kami berempat. Umi dan Abah melakukan do'a bersama dengan semua santri.

Acara malam ini sangat khusyuk, Abah yang mengimami dan pembawa acaranya adalah Nur.

Setelah selesai acara, Aku dan Rizqi bersantai di ruang Televisi. Kemudian datang Abah dan Umi.

"Kak Agam dan Nawal di mana Delia?" tanya Umi padaku, karena aku terlalu asik dengan handphone sampai aku tidak mendengarnya. Hal itu membuat Rizqi sedikit geram dan menyentuh kepalaku.

"Diam dulu, aku masih menyelesaikan permainan," ucapku.

Rizqi langsung mendekatkan mulutnya ke telingaku dan berbisik.
"Umi sedang bertanya denganmu, istriku."

Cordelia✓ (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang