Mujin (pov)
Choi Mujin keluar dari Lamborghini hitamnya sambil menghisap sebatang rokok Marlboro Filter di tangan kirinya.
"Lepaskan tanganmu jika kau tidak ingin aku memotongnya, brengsek!"
Bocah itu memandangku dan Valerie secara bergantian.
"Siapa paman ini Val? Tunggu, apakah kau simpanan om-om? Hahaha benar dugaanku. Kau bersikap sok jual mahal padahal aslinya hanyalah seorang gadis murahan-"
Aku menghajar wajah lelaki itu dengan keras, dan menggenggam pergelangan tangan Valerie perlahan untuk mendekat ke arahku. Orang-orang di sekitar mengeluarkan bunyi terkesiap antara kagum atau shock oleh perbuatanku itu. Aku tidak peduli, menurutku ini sangat menyenangkan! Aku suka menghajar seseorang, terutama mereka yang berani mengganggu sesuatu atau seseorang yang aku miliki. Pikirku tersenyum.
Choi Mujin berjongkok di hadapan lelaki yang tengah tersungkur di tanah itu. Mendekatkan tubuhnya dengan posisi tinggi yang mendominasi bocah ingusan itu.
"Jika kau tau mana yang terbaik untukmu, kau tidak akan mengganggu gadisku lagi. Jika gadisku memberi tau ku bahwa kau masih saja terus mengganggunya, aku akan benar-benar memotong tangan lancangmu menggunakan pedang katana- ku, bocah brengsek."
Choi Mujin bangkit dari posisinya menghampiri Valerie.
"Oh ini hanya saran. Tapi jika aku jadi kau, aku akan pindah kampus saja. Percayalah, karena aku sedang tidak main-main." Lanjutku menoleh ke arah lelaki itu.
"Apakah tanganmu sakit? Aku akan mengobatinya nanti. Ayo sayang.. Kita pergi dari sini." Ucapku pada Valerie dengan penuh perhatian.
Valerie menganggukan kepalanya dan tersenyum ke arahku. Aku segera menggandengnya dan membukakan pintu mobilku, Aku menaruh tanganku di kepala Valerie, melindungi kepalanya agar tidak terbentur saat masuk mobilku.
"Ini berlaku pada kalian semua disini. Jangan menyentuhkan tanganmu ke gadisku itu. atau kalian akan menerima akibatnya." Ucapku untuk semua orang yang menyaksikan, sambil berjalan menuju ke bagian pengemudi.
Valerie (pov)
"Wow.. Besok pasti kamu akan menjadi topik heboh di kampusku Choi Mujin." Ucapku menoleh ke arahnya.
"Biarin."
"Masih ngambek nih ceritanya?" Tanyaku.
"Tidak."
"Masa sih.. Kok cemberut gitu mukanya.." Ucapku menggoda.
"Siapa sih yang cemberut?!" Balas Choi Mujin yang masih sibuk menyetir.
"Hehehe jangan marah-marah gitu dong daddy, nanti gantengnya hilang loh."
Choi Mujin terlihat seperti sedang menahan senyumnya. Hehe berhasil! Bukan Valerie namanya jika tidak bisa menghibur prianya itu.
"Aku sudah menyuruh anak buahku untuk mengambil motormu di kampus."
"Terima kasih.. Hmm.. Sekarang mau kemana?" Tanyaku.
"Kamu mau kemana?" Choi Mujin berbalik bertanya.
"Ke hotelmu saja." Jawabku enteng.
Choi Mujin sedikit kehilangan kendali Lamborghininya itu.
"Shit Val.." Choi Mujin mendengus mendengar perkataannya. Namun raut wajah pria itu tidak bisa menyembunyikan perasaannya sekarang ini. Perpaduan antara senang dan malu, sangat cocok di wajah prianya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
He's Mine (Choi Mujin)
RomantikWhen a wild yet compassionate girl meets her match. - Choi Mujin. He's Mine. (HIATUS Karena Author Lagi Proses Skripsi-an)