Chapter 18

282 25 10
                                    

Mujin (pov)

Kenapa ayah Valerie menatapku seperti itu-

BUGH! BUGH! BUGH!!

Ayah Valerie melemparkan pukulan demi pukulan ke arahku, membuatku kehilangan keseimbangan dan tersungkur ke lantai, karena serangannya yang begitu mendadak itu.

Fuck! What the fuck?! 

"Adam!!" "Adam hentikan!" Teriak Ibu Valerie, berusaha menahan suaminya yang terus berusaha menyerangku.

"Choi Mujin!!" Teriak Valerie yang kini berlari ke arahku. Gadis itu terduduk di lantai untuk mendekat ke arahku, dan perlahan mengulurkan tangannya memegang wajahku. Ahh.. Wajahku pasti berlumuran darah saat ini.

"Tuan, apakah Anda baik-baik saja?!" Tanya salah satu penjaga yang masih berdiri di luar pintu.

"Aku baik-baik saja! Jangan sampai ada orang yang masuk ke sini!" Perintahku. 

Aku bangkit dari posisiku sekarang, bersama Valerie dengan wajahnya yang khawatir itu.

"Baik tuan!" Jawab pengawalku dari luar.

Valerie (pov)

"Valerie! Singkirkan tanganmu dari pria itu. Sekarang!!" 

"Kamu tidak berhak memerintahku, Adam!"

"Lee Valerie!!" Bentak Adam kepadaku.

Aku mengabaikannya, lebih mengkhawatirkan kondisi pria-ku itu. "Choi Mujin, apa kau baik-baik saja?" Tanyaku sambil mengelus pipi Choi Mujin, yang sekarang di hiasi oleh luka dan memar itu.

"Valerie! Tidak kah kau tau jika pria itu yang membuatku dan Jane harus berpisah denganmu! Huh?!"

Deg.

"Apa maksudmu?" 

Aku mengalihkan pandanganku ke arah Adam, Jane, lalu Choi Mujin.

Choi Mujin memiliki ekpresi yang sama dengan apa yang terlihat di wajahku ini. Ekspresi yang menyiratkan bahwa dirinya juga tidak mengerti, dengan apa yang dikatakan oleh Adam.

"Choi Mujin, adalah anak dari Choi Woojin! Seorang mafia licik yang telah menipu dengan melanggar kontrak yang telah disepakatinya dengan kakekmu! Pria yang terus menerus mengancam kakekmu agar terus bekerja sama dengannya! Dengan ancaman jika kakekmu menolak, maka dia akan memburu dan membunuh seluruh keluarga kita, Valerie!"

...

Ayah Choi Mujin? 

Mendengar itu, aku pun teringat dengan perkataan Choi Mujin saat mengajakku untuk berkunjung ke makam ibunya.

Flashback on

"Tidak apa-apa menangis Choi Mujin.."

"Makasih sudah menemaniku."

"Tentu saja.."

"Maafkan aku ma.. Baru berani berkunjung sekarang, dan terima kasih sudah merawatku dengan baik. Terima kasih sudah melindungiku dari pria itu, pria yang harus kupanggil ayah."

Flashback off

Jadi itulah sosok ayah Choi Mujin? 

Mujin (pov)

Aku benar-benar tidak mengerti satu pun hal yang dikatakan oleh ayah Valerie barusan. Apakah benar ayahku yang merusak hubungan keluarga Valerie? Mengancam akan membunuh keluarga mereka, sehingga membuat gadisku itu terpisah dengan keluarganya? 

Choi Woojin. Pria brengsek yang tidak berhenti merusak kebahagiaanku dari kecil sampai saat ini. Mati-pun pria itu masih saja menghantui kehidupanku.

"Val.. Aku tidak mengerti apa yang dikatakan-"

"Dia berbohong Valerie!" Teriak Adam kepada Valerie.

Aku hanya menatap gadisku dengan tatapan yang memohon.

Ku mohon jangan tinggalkan aku Val..

"Adam.. Choi Mujin, bukanlah Choi Woojin.. Mereka adalah dua orang yang berbeda. Pria ini.. telah, dan akan selalu melindungiku." Ucap Valerie perlahan.

"Val-"

"Hentikan Adam! Apa tidak pernah terlintas di benakmu, jika kau dan Jane tidak meninggalkanku semuanya tidak akan menjadi seperti ini? Mungkin.. Jika kalian tidak meninggalkanku, aku akan mempercayai semua yang baru saja kau katakan. Bahkan mungkin saja, aku yang akan membunuh Choi Mujin saat ini juga."
"Tapi tidak. Apapun yang kalian katakan, aku tidak ingin ikut andil dalam itu semua. Aku mengenal pria di sampingku ini! Dan aku mengenal baik pria yang akan menjadi ayah dari anakku sekarang ini!!" Bentak gadisku pada kedua orang itu.

Jadi.. Dia akan tetap bersamaku?

...

Hening.

Adam dan Jane berusaha memahami semua yang baru saja Valerie katakan.

"Valerie, kamu hamil?" Tanya Jane.

"Itu tidak benar kan Valerie?" Tanya Adam, berusaha meyakinkan dirinya sendiri.

"Benar, aku hamil." Jawab Valerie singkat.

...

Adam berjalan mendekat ke arah ku dan gadisku, dan menarik tangan Valerie dengan kencang. 

Ah. Tidak. Sudah cukup aku bersabar. Pria itu sedang mencoba merebut apa yang sudah menjadi milkku, dan itu adalah kesalahan yang besar. Pria brengsek itu bahkan tidak memberi kesempatan, atau berusaha untuk mendengarkan penjelasan anaknya sendiri.

Ayah Valerie..

Adalah sosok yang pengecut yang egois.

...

Aku mencekal tangannya dan melepaskan genggamannya dari gadisku, menghajarnya habis-habisan. 

Choi Mujin.

Pukulan demi pukulan aku layangkan dengan membabi buta. Aku tidak mendengar apa-apa saat ini.

Aku hanya melihat merah.

Choi Mujin!

Seperti bergerak secara auto-pilot, tanganku merogoh saku di bagian belakangku untuk mengambil belati kesaayanganku yang tersimpan di sana.

CHOI MUJIN!

Deg.

Badanku menegang. Tangan kananku yang hendak menghabisi lawanku membeku di udara.

Seperti tersadar, akhirnya indra pendengar dan pengelihatanku mendapatkan fokusnya kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti tersadar, akhirnya indra pendengar dan pengelihatanku mendapatkan fokusnya kembali. Aku juga dapat melihat kondisi orang yang sedang berada di bawah pengampunanku saat ini. Dia.. Wajah orang itu tidak dapat di kenali. Pria itu terlihat seperti baru saja mengalami kecelakaan yang parah, karena banyakya darah dan memar yang bermunculan pada wajahnya.

Wajah Adam.

...

Aku menoleh ke arah suara yang telah menghentikanku.

Valerie?

Ternyata Valerie yang baru saja memanggilku.

Aku menghela nafasku perlahan.

Lalu tersenyum ke arah gadisku.

Dan menjawabnya-

"Iya sayang?"


He's Mine (Choi Mujin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang