Chapter 20

286 22 2
                                    

Valerie (pov)

"Apa ada sesuatu yang mengganggumu?" Tanya Choi Mujin berhati-hati.

"Huh? Apa?"

Pria itu menggedikan bahu-nya. "Kamu sering melamun semenjak semalam.. Apa gara-gara aku?" Tanya Choi Mujin khawatir.

Huft! Benar dugaanku. Choi Mujin tidak mengingat ucapannya semalam.

"Oh.. Abaikan saja-"

Choi Mujin menatapku panik. "Apapun yang aku lakukan, atau- katakan? Aku tidak bermaksud! Kumohon jangan marah-"

Aku semakin menatapnya dengan sebal. TIDAK BERMAKSUD?!! Dasar brengsek-

"Val? Kenapa kamu terlihat semakin marah? Apa aku salah mengucapkan sesuatu??"

"Cih- untung aja, ayahnya si-baby. Kalau bukan-" Gumamku.

Choi Mujin hanya membulatkan matanya, melihatku seolah aku adalah bom yang bisa meledak sewaktu-waktu.

"Aku mau berangkat kuliah-"

"Tunggu! Aku melupakan satu hal!"

Aku terdiam menunggunya berbicara.

"Aku.. Sudah mengubah kuliahmu menjadi online, hehe.." Jawab Choi Mujin dengan nada tidak bersalah.

"What?! Kenapa?"

Choi Mujin melirik perutku.

"Isshhh kenapa tiba-tiba sihh, kenapa nggak bilang dulu?!"

"Val.. Jangan memulai perdebatan-"

"Kamu yang memulainya, Choi Mujinnn.."

"Aku hanya ingin menghabiskan waktu disini bersamamu. Dari sini juga, aku bisa memantau kondisimu dan baby kita."

Aku menggelengkan kepalaku dalam hati. "Choi Mujin.. Kamu sadar kan.. Baby-nya masih keciilll banget-"

"Hm. Semakin kecil, semakin rentan bukan?"

Huft.. Ada benarnya juga sih, tapi-
"Tapi nggak perlu sampai gini jugaaa.." Aku merengek kesal.

Choi Mujin memberiku tatapan datar khas-nya itu.

"Finee.." Jawabku mengalah.

"Good girl. Ah- aku juga sudah membeli barang-barang yang mungkin kau perlukan."

"Seperti??" Ucapku dengan perasaan sedikit tidak enak.

"Kamu tau.. Uh- barang essensial dan yang lain-lainnya."

"Yang lain?" Seketika pipi-ku memerah. Jangan bilang- pakaian dalam?

Seperti bisa membaca pikiranku, pria itu bersenandung dan mengangguk tenang.

Aku berjalan melewat pria itu untuk menuang segelas air putih untuk aku minum.

Huh- kenapa disini terasa sangat panas? Aku mendengus dalam hati.

"Baiklah! Sekarang kita berdua akan membicarakan tentang pernikahan kita-"

Dengan reflek aku menyemburkan air yang aku minum barusan. "P- pernikahan?"

"Tentu." Jawabnya dengan santai, benar-benar tidak peduli atau jijik dengan tingkahku barusan.
"Kenapa kamu begitu panik mendengarnya, hm?" Tanya pria itu bingung.

"Apa- tidak terlalu cepat?"

"Kamu berubah pikiran?"

"Bukan- bukan begitu.. Aku- hanya sedikit takut."

He's Mine (Choi Mujin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang