Valerie (pov)
"Pulang ke hotel aja ya. Jaraknya lebih dekat dari sini. Capek." Ucap Choi Mujin sambil membukakan pintu mobilnya untukku.
"Terus besok aku kuliahnya gimana?"
"Ahh.. Aku lupa memberitahumu- motormu sekarang ada di hotelku. Aku tidak ingin anak buahku mengetahui dimana tempat tinggalmu, jadi aku menyuruh mereka untuk meletakkan motormu ditempatku saja." Jawab Choi Mujin.
"Kenapa begitu?"
"Aku hanya tidak ingin berbagi. Kamu hanya milikku Val. Hanya aku yang berhak mengetahui segalanya tentangmu, bukan mereka."
Do Gangjae (pov)
"Aku sudah menyuruhmu untuk terus mengikuti mereka berdua kan?! Kenapa kamu bisa kehilangan gadis itu?!! Kenapa kerjamu sangat tidak becus bodoh?!!!" Bentakku.
"Maaf tuan, saya sudah mengikuti mereka. Sepulang dari pusat perbelanjaan kemarin, mereka berdua kembali ke hotel milik Choi Mujin. Namun, sepertinya gadis itu berhasil lolos dari pengawasanku karena Choi Mujin atau anak buahnya tidak ada yang mengawalnya sama sekali. Aku mengira gadis itu akan diperlakukan spesial oleh seorang Choi Mujin, tapi ternyata tidak. Sepertinya juga gadis itu meninggalkan hotel menggunakan kendaraannya sendir-"
"Sepertinya? SEPERTINYA?!! Dasar bodoh! Tetap saja itu kesalahanmu brengsek! Dasar tidak berguna. Apa sebaiknya aku membunuhmu saja? Hmm?"
"Maafkan saya tuan! Kumohon! Itu tidak akan terulang lag-"
DOR! DOR! DOR!
"Dasar bajingan tidak berguna. Hey kamu! Bersihkan mayat bodoh ini dari ruanganku, dan lakukan tugas yang kuperintahkan sebelumnya pada si bodoh ini dengan benar! Mengerti?! Jika tidak, well- kamu sudah melihat sendiri kan? HAHAHHAHAAA" Balasku tertawa seperti tidak habis membunuh seseorang.
"Siap bos!"
Valerie (pov)
Kelas hari ini akhirnya selesai. Aku segera keluar dari kampus untuk melanjutkan perjalanan pulang ke rumah, karena jam 7 malam nanti aku ada pertandingan boxing. Semakin cepat aku mendapatkan uang, semakin bagus juga peluang Eugene untuk-
TIN! TIN!
"Huh? Choi Mujin?! Apa yang kau lakukan di sini?" Tanyaku.
"Menjemputmu."
"Oh?" Jawabku singkat.
"Hmm.. Apa kau sibuk?"
"Tugasku sangat menumpuk, apakah ada sesuatu yang penting?"
Ahh kenapa harus sekarang.. Batinku.
"Oh begitu. Aku akan mengunjungi makam ibuku, sudah lama aku tidak mengunjunginya. Tapi mungkin lain kali-"
"Uhh.. Baiklah aku akan menemanimu Choi Mujin! Apa tidak apa jika kita berkendara secara terpisah?"
"Hmm.. Baiklah.. Aku akan memimpin perjalanan kita." Jawab Choi Mujin sedikit bingung dengan pertanyaanku.
"Baiklah! Aku akan mengambil motorku sebentar! Tunggu aku yang sabar ya Pak Tua! Hehehee.."
Semoga pria itu merasa tenang jika aku menemaninya.
Mujin (pov)
"Baiklah! Aku akan mengambil motorku sebentar! Tunggu aku yang sabar ya Pak Tua! Hehehee.." Sahut gadisnya yang tengah berlari untuk mengambil motornya.

KAMU SEDANG MEMBACA
He's Mine (Choi Mujin)
RomanceWhen a wild yet compassionate girl meets her match. - Choi Mujin. He's Mine. (HIATUS Karena Author Lagi Proses Skripsi-an)