Chapter 11

316 28 5
                                    

Mujin (pov)

Hari ini adalah hari pemakaman Eugene. Perlahan Valerie menyandarkan bucket yang berisi bunga mawar berwarna lavender di batu nisan milik Eugene. Gadis itu menjadi pendiam sekarang. Jika aku mengajaknya bicara, jawabannya hanya sebatas iya atau tidak. Aku juga sering melihatnya memandang sesuatu dengan tatapan yang hampa, larut dalam pikirannya sendiri.

"Bisakah kau meninggalkanku disini." Pinta gadisnya.

"Tidak. Aku akan tetap menemanimu-"

"Aku ingin sendiri-" Ucap Valerie memotongku.

"Val.."

"..."

"Baiklah.. Cepatlah pulang.. Entah itu ke rumahmu atau ke tempatku.. Jangan lupa kabari aku.."

Aku menyentuh pundaknya dengan lembut dan berjalan ke arah mobilku diikuti oleh anak buahku yang lainnya.

...

 Aku sedang dalam perjalan menuju Hotel Liber bersama anggota Dongcheon untuk mengurus bisnis yang tertunda, karena hampir semua anggota Dongcheon ku beri perintah untuk membantu menyiapkan pemakaman Eugene agar berjalan dengan baik dan cepat. Setidaknya itu yang bisa ku lakukan untuk pria yang telah melindungi gadisku itu.

Sebelum aku pergi meninggalkan Valerie yang masih berduka itu, aku telah menyuruh Jung Taeju untuk diam-diam mengawasi gadisku. 

"Bagaimana? Ada info tentang Do Gangjae?" Tanyaku pada salah satu anak buah-ku yang tengah mengemudi.

"Tidak ada pergerakan sama sekali untuk saat ini tuan." Jawabnya.

Aneh. Aku memiliki firasat yang buruk tentang ini. Batinku dalam hati.

"Baiklah. Tetap awasi dan jangan lengah. Kita tidak bisa meremehkan si brengsek licik itu-"

DRRTT.. DRRTT..

*Taeju is calling.."

"Hm-"

"Bos! Do Gangjae! Valerie-"

"Fuck! Hentikan mobilnya!" Ucapku kepada anak buah-ku yang sedang mengemudi.

DRRTT.. DRRTT..

Ada panggilan masuk lagi-

*Unknown Number is calling*

"Sialan kau Do Gangjae!" Ucapku dengan emosi, mengetahui siapa penelpon tanpa nama ini.

"HAHAHAA!! Tenanglah Choi Mujin, jangan membuatku cepat menggorok leher mulus gadismu ini! Aku masih ingin bersenang-senang!" Balas Do Gangjae yang tertawa seperti psikopat.

"Singkirkan tanganmu brengsek!"

"Wow! Apa gadis ini benar-benar penting bagimu? Tidak ku sangka seorang Choi Mujin HAHAHAA! Cih! Apa gadismu enak hmm? Apa gara-gara itu-" Ucap Do Gangjae yang berhasil memancing amarahku.

"Do Gangjae-" Ucapku dengan nada rendah yang memperingatkan.

"Temui aku di pelabuhan selatan jika kau ingin melihat gadismu hidup Choi Mujin, jangan membuatku menunggu lama okay? HAHAHAHAHAA!!"

Tut.. Tut..

"Fucking FUCK! KE PELABUHAN SELATAN! CEPAT!" "Hubungi Jung Taeju juga!" 

"Baik tuan." Jawab anak buah-ku.

"Panggil semua anak Dongcheon! Sebagian ikut menyerbu bersamaku, sisanya berpencar! Jangan lupa untuk menaruh sniper agar anggota kita tidak terluka parah! Gadisku adalah prioritas kalian! Jangan sampai dia kenapa-napa!"

Jantungku berdebar sangat keras. Aku takut gadisku kenapa-napa. Sial! Eugene tolong lindungi Valerie.. Maafkan aku, aku akan meperbaikinya.

...

DRRTTT.. DRRTTT..

*Taeju is calling.."

"Bos! Aku sedang dalam perjalanan. Aku tau kelemahan Do Gangjae- selain Geng Dongcheon, si brengsek itu sedang bermasalah dengan Geng Hansong, bos mengenal ketuanya bukan-" Ucap Taeju kepadaku.

"Tapi letak markas Geng Hansong jauh dari-"

"Bos.. Bagaimana jika bos mengulur waktu saat tiba di pelabuhan nanti. Aku akan menghubungi Geng Hansong sekarang. Mereka dengan senang hati akan membantu kita menghabisi Do Gangjae. Kita bisa menggunakan mereka sebagai back-up plan, jika rencana kita tidak berjalan lancar-" Balas Taeju.

Sial! Benar apa yang dicetuskan oleh ajudannya itu. Tidak terlintas di kepala-ku sama sekali. Saat ini yang aku pikirkan hanyalah Valerie, Valerie, dan Valerie. Fokus Choi Mujin! Batinku merutuk diriku agar tidak lengah lagi.

"Ide bagus Taeju. Segera hubungi mereka. Kita tidak punya waktu yang banyak."

Valerie (pov)

"Sialan kau Do Gangjae!" Bentak Choi Mujin yang bisa kudengar dari ponsel pria yang menculiknya itu.

"HAHAHAA!! Tenanglah Choi Mujin, jangan membuatku cepat menggorok leher mulus gadismu ini! Aku masih ingin bersenang-senang!"

Aku hanya terdiam melihat Do Gangjae yang sibuk menyulut emosi Choi Mujin. Anak buah Do Gangjae yang terhitung lumayan banyak itu sedang bersantai-santai menunggu kedatangan pasukan Choi Mujin. Mereka mengikat tanganku di belakang sandaran sebuah kursi kayu menggunakan tali.

Simpul hidup. Kuat. Tapi mudah sekali di lepas. Apa mereka bodoh? Jika ingin mengikat seseorang setidaknya gunakan simpul delapan atau simpul mati. Batinku dalam hati.

Hmm tapi tali yang mereka digunakan memiliki diameter yang kecil, sedikit membutuhkan waktu. Pikirku, dengan menggerakan jariku agar bisa menggapai 1 bagian tali yang mengikat di pergelangan tanganku.

"Wow! Apa gadis ini benar-benar penting bagimu? Tidak ku sangka seorang Choi Mujin HAHAHAA! Cih! Apa gadismu enak hmm? Apa gara-gara itu-" Balas Do Gangjae yang terus-terusan mengejek Choi Mujin.

Choi Mujin, jangan terpancing! Itu hanya akan membahayakanmu. Teriak-ku dalam hati.

"Temui aku di pelabuhan selatan jika kau ingin melihat gadismu hidup Choi Mujin, jangan membuatku menunggu lama okay? HAHAHAHAHAA!!" Ucap Do Gangjae mengakhiri panggilannya.

Sial! Aku jadi tidak bisa bergerak dengan leluasa lagi, karena fokusnya sekarang berpindah kepadaku.

...

"So.. Choi Mujin huh? Menarik. Kenapa kau bersama pria tua itu? Uang? Kekuasaan? Atau apa? Ayolaaahhh aku penasaran sekali! Hahahaa.." Tanya Do Gangjae dengan nada yang mencemooh.

"Hmm.. Karena pria tua itu sangat tampan. Setidaknya.. Dia masih enak di lihat daripada sesuatu yang ada di hadapanku sekarang in-"

PLAK!

"Fiuh.. Memang sensasi memukul seorang wanita terasa sangat berbeda daripada memukul seorang lelaki."

"Ck! Itu karena kau seorang pengecut Do Gangjae." Balasku sambil meludahkan darah yang masuk ke mulutku karena tamparannya yang cukup keras. 

"Don't test me you little bitch." Ancam Do Gangjae-

CIITTT!!

Suara ban mobil pasukan Choi Mujin berdecit, menandakan kedatangannya.

"HEY! DO GANG JAE!" Bentak Choi Mujin yang berhasil membuat Do Gangjae dan anak buahnya mengalihkan pandangan mereka untuk terfokus ke arahnya.

Sekarang adalah kesempatanku. Pikirku sambil berusaha melepaskan ikatan di tanganku ini.

He's Mine (Choi Mujin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang