Chapter 17

255 23 4
                                    

Adam (pov)

Aku dan Jane akhirnya sampai di bandara. Valerie juga sudah memberikan alamat tempat dimana kita akan bertemu nanti. 

Sebuah hotel.

Awalnya, aku hanya mengira jika kita akan bertemu di sebuah restoran biasa untuk dinner bersama, lalu berpisah lagi. Atau apa memang benar perkiraanku itu?

Iya. Mungkin tetap dinner. Hanya saja di sebuah restoran yang berada di dalam hotel yang mahal. Sungguh, aku tidak tau kenapa gadis itu memilih untuk dinner di sana. Aku tidak mempermasalahkan soal uang tentunya. Hanya saja-

That's just NOT like her. That's not the Valerie I know.

But- do I know her, in the first place?

Jane yang mengetahui jalan pikiranku sekarang ini, terus menerus meyakinkanku bahwa semua akan baik-baik saja, dan untukku agar tidak terlalu khawatir. Namun, entah kenapa perasaanku tetap saja tidak tenang?

I don't know..

Agar praktis, kami memutuskan untuk sekalian menginap di hotel itu selama 3 hari.

Hotel Liber.

Nama itu terdengar tidak asing. Dimana aku mendengarnya? Ah.. Sudahlah, Jane menyuruhmu untuk tidak overthink, Adam. Pikirku, sambil menggelengkan kepalaku sedikit.

...

Aku dan Jane akhirnya tiba di Hotel Liber. Hotel ini memiliki perpaduan warna antara black and gold, memberikan kesan elegan dan mewah.

Setelah menaruh barang-barang kami di kamar hotel, kami menaiki lift untuk menuju ke lantai dimana tempat restoran hotel ini berada. 

"Welcome Mister and Misses.. How may i help you?" Tanya salah satu pegawai di hotel ini.

"Kami memiliki janji temu disini."

"Bisa saya bertanya nama anda tuan?"

"Lee Adam." Jawabku singkat.

"Ahh.. Silahkan lewat sini, Tuan dan Nyonya Lee."

Mujin (pov)

Sudah waktunya.

Aku dan Valerie memasuki lift untuk menuju ke lantai restoran Hotel Liber. Aku telah menyuruh anak buahku untuk menyiapkan ruang VIP agar kami berempat bisa leluasa berbicara, dan tidak terganggu oleh tamu hotel yang lain. Perasaanku tentunya sedikit gugup. Tapi, bukan sesuatu yang tidak bisa aku atasi tentunya.

Tangan Valerie melingkar di leherku, dan menggelayut dengan manja. Membuat tubuhku harus menahan setengah berat badannya itu. Wajahnya sedikit cemberut, antara kesal denganku, gugup karena akan menemui orang tuanya untuk pertama kali, atau takut jika semuanya tidak berjalan sesuai dengan yang kita inginkan. Hmm.. Mungkin ketiganya. Pikirku, sambil terkekeh pelan.

Valerie. Gadisku.

Jika orang lain melihat kita, gadis itu pasti terlihat konyol sekarang. Apalagi jika berada di sampingku, yang terlihat datar dan tenang. Dua insan yang memiliki kepribadian yang sangat berbanding terbalik. Tingkah Valerie yang sangat kekanak-kanakan walaupun memakai gaun hitam yang terlihat elegan dan dewasa, serta wajahnya yang begitu ekspresif seperti tidak bisa berhenti dalam satu ekspresi saja. Tapi, aku tidak peduli apa yang orang lain pikirkan tentangku dan gadisku. Bahkan seperti ini saja, Valerie makin terlihat cantik.

Menurutku, Valerie sangatlah sempurna. Dan apapun yang dilakukan oleh gadis itu, akan selalu terlihat benar dan indah di mataku. Meski itu membunuh, atau sesuatu yang bersifat destruktif sekalipun.

He's Mine (Choi Mujin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang