Haruto memandang bingung cokelat panas yang sedang ia buat sekarang.
Menaruhnya dimeja makan, atensinya teralih pada pemuda dengan hoodie kebesaran miliknya dan tanpa bawahan.
"Celananya dimana cantikkk" pekik haruto, yang buru buru mengambil selimut diatas sofa dan melingkarkannya pada pinggang jeongwoo yang menatapnya tak enak.
"Maaf, celananya kedodoran"
Haruto berdecak, "pake aja, terus iket ckck. Malem ini dingin paham lo?" Haruto memandang jeongwoo dari bawah setelah mengikat selimut tipis itu pada pinggangnya.
"P-paham paham" jeongwoo membuang arah wajahnya, sesaat pipinya merona.
"Sini, minum terus makan. Lo belum makan kan?" Tanya haruto yang hendak memasak makan malam untuk keduanya.
Saat jeongwoo berucap seperti itu beberapa saat lalu, haruto bingung tapi jeongwoo sudah menarik tangannya menjauh dari gerbang sekolah alhasil haruto membawa jeongwoo ke rumahnya.
"Heeum" jawab jeongwoo seadanya sembari menyeruput cokelat panas buatam haruto.
Jeongwoo menatap sekeliling rumah haruto yang cukup luas dan mewah, walau mewahan rumahnya, tapi maniknya lebih tertarik menatap punggung lelaki yang masih mengenakan seragam sekolah itu.
Sampai sudah duduk dihadapannya, dengan dua piring nasi goreng ditangannya.
"Lo makan duluan ya, gue mau mandi" haruto menepuk pundak jeongwoo yang mulai memakan makanannya pelan pelan.
Akal pikiran jeongwoo dipenuhi banyak kecemasan, apa tindakannya benar? Keluarganya lebih dari kata toxic, jeongwoo hanya mau kebebasan.
Apa kabur adalah jawaban yang benar?
"Kok bengong?" Haruto memandang jeongwoo khawatir dari samping tubuh pemuda manis itu.
"E-enggak, lo juga makan gih" jeongwoo tersenyum canggung melihat wajah tampan haruto yang memilih duduk dan memakam sarapannya yang sudah sedikit dingin.
Selesainya makanan haruto habis saja, ia menatap jeongwoo yang memandang kosong piring kosong dibawahnya.
"Hey, kenapa? Makanannya gak enak?" Haruto menggapai tangan jeongwoo, mengusapnya lembut penuh kekhawatiran.
Jeongwoo memandang tangan haruto yang menggenggam tangannya, "enggak, makanannya enak" jeongwoo masih bengong melihat tangan keduanya yang tertaut.
"Huft– woo aku gak bakal nanya, kamu ada masalah or something like that. Tapi, aku gak bakal biarin kamu cemas kayak gini" haruto mengatakannya benar benar tulus.
"Apa aku panggil doy–
Baru tangan haruto hendak menggapai ponselnya, jeongwoo dengan cepat menggapai tangan haruto itu kembali sembari menggeleng takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓wayo ; dodam, Hajeongwoo
Teen Fiction❝ kenapa cinta segiempat? kenapa enggak trapesium aja ❞ - bang yedam @ duzykoshy, 2k21.