7. BAGIAN TUJUH

44 1 0
                                    

"Notaris Gabriel Alvaro, S.H.,M.Kn"

Dicetak dalam huruf emas besar di dinding berwarna putih, panel dari mahoni atau sesuatu yang terlihat seperti mahoni memenuhi seluruh permukaan dindingnya. Kantor yang sungguh menawan. Disisi jendela kaca, tanaman dalam pot besar dengan daun-daunnya yang lebar menggantung menambah suasana nyaman di ruangan itu. Aku ingat gedung ini dulunya adalah bekas gedung sebuah koperasi yang sudah gulung tikar. Tapi sekarang nuansanya sudah sangat berbeda. Bangunan terlihat lebih modern dan canggih dengan pintu kayu keren yang saat dibuka terdengar suara klik halus. Demi Tuhan, suara pintunya saja terdengar mahal.

Otakku mencoba mengkalkulasi berapa pendapatan seorang notaris hingga Gabriel bisa memiliki kantor sekeren ini. Walaupun sejujurnya dari lubuk hatiku yang terdalam aku akan tetap menerima dan mencintai Gabriel sekalipun dia miskin karena aku yakin dengan kecerdasan yang dimilikinya, dia akan menjadi pemimpin keluarga yang hebat, kami akan tetap bisa hidup dan sanggup menafkahi keluarga kami atau bahkan mungkin kami bisa membangun bisnis bersama-sama.

Pada kenyataannya dia hidup sangat baik, keluarganya sangat terpandang. Ibunya sempurna dalam keduanya kepribadian dan penampilan, ayahnya adalah pahlawan maksudku dia seorang tentara bukankah itu sama saja, dan mereka hidup berkecukupan. Aku tidak mengatakan 'kaya' karena bagiku kaya adalah kebebasan finansial tertinggi hingga seseorang hanya perlu mengucapkan sedikit kata-kata bila menginginkan sesuatu. Gabriel doesn't suits all of that Richie rich thing. Dia rendah hati, sopan santun dan caranya berbicara penuh kelembutan.

Aku tahu aku tidak seharusnya menjustifikasi semua orang kaya itu sombong lagipula aku juga tidak pernah memiliki kenalan yang benar-benar bisa dibilang kaya. Menurutmu berapa kemungkinan gadis sepertiku bertemu dengan seorang yang kaya raya. Hei tunggu dulu, aku mengenal Tina Rajashwari di universitas, tidak begitu dekat hanya beberapa kali bertemu di mata kuliah psikologi kepribadian. Kukira ayahnya semacam taipan atau apa. Mereka sangat kaya, karena dia mengenakan set perhiasan berlian yang dimilikinya saat menghadiri kelas. Akan ada suara gemerincing dari gelang kakinya jika dia berjalan yang otomatis membuat semua orang melirik sepatu Louboutinnya. Kami duduk bersebelahan di kelas. Tapi dia hampir tidak pernah menyebut namaku, kukira dia memang tidak tahu namaku. Dia hanya mengatakan seperti 'hei kemarikan buku itu' saat meminta tolong padaku. Satu hal lagi dia membawa bodyguard ke kampus. Kesimpulannya dia memang arogan.

Angka di Jam tanganku menunjuk 15.13 seorang gadis muda duduk dibalik meja hitam mengkilap. Aku menduga dia adalah asisten Gabriel.

"Selamat sore bisa saya bertemu dengan Gabriel, eh maksud saya Mr. Alvaro"

Gadis itu menekan tombol di interkom dan berbicara dengan nada seperti dibuat-buat.

"Maaf siapa namamu miss?"

Dia mengetuk ketukan kuku panjangnya yang dibubuhi kutek berwarna merah menyala diatas meja kayu hitam yang berlapis kaca.

"Farsi, Anastasia Farsi"

Dia menutup teleponnya dan mempersilahkan aku masuk ke ruangan Gabriel dengan menggunakan isyarat tangannya.

"Terimakasih nona... " Aku melirik name tag dimeja. Patricia Wang "...nona Wang"

Aku memasuki ruangan Gabriel. Dia terlihat sedang berbicara dengan ponselnya. Gabriel duduk di kursi bersandaran tinggi berlapis kulit berwarna hitam yang senada dengan meja kayu ukir mewah didepannya.

Aku menatap pantulan diriku di cermin -yang menghiasi sisi-sisi lemari kaca besar yang berisikan buku-buku tebal yang ditata rapi- dan menyesal karena memilih memakai celana jins belel dan kemeja oversize biru bergaris putih.
Aku benar-benar tidak tahu harus berpakaian seperti apa jika akan bertemu seseorang untuk menanyakan 'apa artinya aku bagimu? pacar? teman atau hanya kenalan?'
Kurasa apa yang harus kita kenakan tergantung jawaban orang itu. Jika jawabannya 'pacar' tentunya kita berharap tampil feminim dan manis, seperti mini dress dengan motif bunga dan flatshoes putih atau pink. Sebaliknya kau mungkin akan butuh jaket kulit, ripped jins dan sepatu boots jika jawabannya tidak sesuai harapanmu, kurasa jaket kulit dan anjing Rottweiler dengan tali pengekang di tanganmu akan sempurna untuk itu. Dan yang aku pakai saat ini adalah untuk 'teman' atau lebih buruk 'mantan penerima tutor matematika' see?? bodoh di matematika dan percintaan sekaligus.
Aku tahu mantan pacarku Josh sangat bodoh di matematika tapi dia excellent dalam percintaan. Setelah putus denganku tidak butuh waktu lama bagi Josh untuk mengencani Mindy, setelah Mindy kemudian Erin atau Linda? Aku tidak hafal urutannya. Thomas Aronoff tidak pernah punya pacar tapi dia nomor satu di matematika. Aku adalah versi buruk dari kombinasi Josh Rickman dan Thomas Aronoff.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang